tirto.id - Efek samping paracetamol perlu dicermati, terutama bagi kita yang kerap menggunakan obat ini untuk meredakan nyeri ringan atau sedang, seperti pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri tubuh atau otot, kram menstruasi, radang sendi, atau sakit gigi. Obat paracetamol ini juga bisa menggunakannya untuk menurunkan demam.
Paracetamol yang dijual di pasaran dapat berupa tablet paracetamol maupun telah dikombinasi dengan obat lain misalnya dalam obat flu.
Ketika digunakan pada dosis yang benar, paracetamol adalah obat yang aman dan efektif. Biasanya tidak memiliki efek samping. Namun, jika Anda menggunakan terlalu banyak, efek sampingnya bisa parah dan bahkan mematikan.
Anda perlu tahu apakah ada obat lain yang Anda minum mengandung paracetamol sehingga Anda tidak melampaui batas harian Anda.
Efek Samping Paracetamol
Laman Healthline menerangkan, paracetamol memiliki efek samping, tetapi kebanyakan orang tidak mengalaminya. Kebanyakan orang mentoleransi obat ini dengan baik. Dalam kasus yang jarang terjadi, orang memiliki reaksi alergi terhadapnya. Namun, efek samping yang paling mengkhawatirkan adalah kerusakan hati yang parah. Biasanya hanya terjadi ketika Anda menggunakan paracetamol secara berlebihan.
Reaksi alergi
Dalam kasus yang sangat jarang, beberapa orang memiliki reaksi alergi terhadap paracetamol. Hubungi dokter Anda segera jika Anda mengalami reaksi berikut setelah mengambil paracetamol:
- kesulitan bernapas atau menelan
- pembengkakan pada wajah, bibir, tenggorokan, atau lidah Anda
- gatal-gatal
- gatal parah
- kulit terkelupas atau melepuh
- Kerusakan hati yang parah
Keracunan paracetamol dapat terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi paracetamol. Hati Anda memproses paracetamol dan mengubahnya menjadi zat yang berbeda. Jika Anda mengonsumsi paracetamol dalam jumlah besar, hati Anda menghasilkan lebih banyak zat itu.
Dan bila jumlahnya terlalu banyak, zat itu dapat merusak hati Anda. Namun, jika Anda mengonsumsi paracetamol pada dosis yang dianjurkan, kerusakan hati akibat obat tersebut tidak mungkin terjadi.
Gejala kerusakan hati meliputi:
- menguningnya kulit Anda atau bagian putih mata Anda (jaundice)
- rasa sakit di daerah kanan atas perut Anda
- mual atau muntah
- kehilangan selera makan
- kelelahan
- berkeringat lebih dari biasanya
- kulit pucat
- memar atau pendarahan yang tidak biasa
- urin berwarna gelap atau seperti teh
- tinja yang gelap dan lembek
Jika Anda menduga Anda telah mengonsumsi terlalu banyak paracetamol atau memperhatikan gejala-gejala ini, hubungi pusat kendali racun Anda atau dapatkan bantuan medis segera. Jika Anda tahu Anda telah mengonsumsi lebih dari dosis paracetamol yang disarankan, pergilah ke ruang gawat darurat terdekat, bahkan jika Anda tidak memiliki gejala kerusakan hati.
Apakah Paracetamol bisa Mempengaruhi Ginjal?
Parasetamol yang dosisnya berlebihan bisa berpengaruh sangat keras pada hati, dan seharusnya tidak menyakiti ginjal, demikian sebagaimana dijelaskan Christina Aungst, PharmD di laman GoodRX Health.
Paracetamol yang juga dikenal sebagai acetaminophen ini hampir sepenuhnya dipecah oleh hati. Selama proses ini, bahan kimia beracun terbentuk. Biasanya, hati menetralkannya sehingga menjadi tidak beracun. Tetapi jika Anda mengonsumsi parasetamol terlalu banyak, hati tidak dapat memproses semuanya dengan benar. Bahan kimia beracun kemudian dapat menumpuk dan meracuni sel-sel hati.
Ginjal tidak memainkan peran besar dalam memecah paracetamol. Tugas ginjal adalah membersihkannya dari tubuh Anda setelah hati mendetoksifikasi obat.
Editor: Addi M Idhom