Sirine ambulan meraung-raung, sahut menyahut, memecah diamnya malam. Lampunya menyibak kabut, rodanya melibas lumpur dan bebatuan di jalan itu. Malam baru datang, Nagari Batu Palano buncah.
Lepas waktu Isya, orang-orang mulai ramai memacu kendaraannya ke Posko I Gunung Marapi. Mereka berpapasan dengan para pendaki yang bergegas turun ke bawah.
Gunung aktif itu meletus pada Minggu (3/12/2023) pukul 15.00 WIB. Warga di Kecamatan Sungai Pua, Nagari Palano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang lokasinya berjarak sekitar enam kilometer dari kawah hanya mendengar dentuman, namun visual tidak terlihat. Muntahan kolom abu berisi material vulkanik mencapai 3.000 meter dan menghujani nagari itu dengan pasir.
Sementara di posko I pendakian, malam itu sektiar pukul 20.00 WIB tim SAR gabungan bersama masyarakat sudah berkumpul untuk bersiap mengevakuasi korban erupsi di atas sana, meskipun mereka belum tahu kondisi yang terjadi selain laporan langsung dari korban yang dikirim via jejaring sosial. Satu persatu, korban luka-luka dapat dievakuasi ke bawah.
Tim SAR terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, dan relawan lain serta warga melakukan evakuasi secara estafet, mengingat jarak yang jauh dan curam, serta kondisi hujan dan masih terjadi erupsi. Proses evakuasi hingga keesokan harinya, mencatat dari 75 orang pendaki yang terdaftar, 23 orang meninggal dunia, 52 lainnya selamat meskipun sebagian dalam kondisi luka-luka.
Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, gejala peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang dapat terjadi erupsi bersifat eksplosif itu sudah berlangsung sejak Januari 2023. Sehubungan dengan itu, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius tiga kilometer dari kawah/puncak.
Data BNPB, gunung api itu pernah erupsi pada tanggal 8 September 1830 dengan mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 meter di atas kawahnya disertai dengan suara gemuruh.
Kemudian pada tanggal 30 April 1979, menurut laporan pers pada saat itu disebutkan 60 orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor. Erupsi Marapi juga terjadi pada 5 Juli 1992 yang merenggut nyawa seorang pendaki bernama Abel Tasman, Nama itu kemudian dijadikan monumen di kawasan cadas.
Foto dan teks : Iggoy el Fitra, Muhammad Arif Pribadi
Lepas waktu Isya, orang-orang mulai ramai memacu kendaraannya ke Posko I Gunung Marapi. Mereka berpapasan dengan para pendaki yang bergegas turun ke bawah.
Gunung aktif itu meletus pada Minggu (3/12/2023) pukul 15.00 WIB. Warga di Kecamatan Sungai Pua, Nagari Palano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang lokasinya berjarak sekitar enam kilometer dari kawah hanya mendengar dentuman, namun visual tidak terlihat. Muntahan kolom abu berisi material vulkanik mencapai 3.000 meter dan menghujani nagari itu dengan pasir.
Sementara di posko I pendakian, malam itu sektiar pukul 20.00 WIB tim SAR gabungan bersama masyarakat sudah berkumpul untuk bersiap mengevakuasi korban erupsi di atas sana, meskipun mereka belum tahu kondisi yang terjadi selain laporan langsung dari korban yang dikirim via jejaring sosial. Satu persatu, korban luka-luka dapat dievakuasi ke bawah.
Tim SAR terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, dan relawan lain serta warga melakukan evakuasi secara estafet, mengingat jarak yang jauh dan curam, serta kondisi hujan dan masih terjadi erupsi. Proses evakuasi hingga keesokan harinya, mencatat dari 75 orang pendaki yang terdaftar, 23 orang meninggal dunia, 52 lainnya selamat meskipun sebagian dalam kondisi luka-luka.
Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, gejala peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang dapat terjadi erupsi bersifat eksplosif itu sudah berlangsung sejak Januari 2023. Sehubungan dengan itu, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius tiga kilometer dari kawah/puncak.
Data BNPB, gunung api itu pernah erupsi pada tanggal 8 September 1830 dengan mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 meter di atas kawahnya disertai dengan suara gemuruh.
Kemudian pada tanggal 30 April 1979, menurut laporan pers pada saat itu disebutkan 60 orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor. Erupsi Marapi juga terjadi pada 5 Juli 1992 yang merenggut nyawa seorang pendaki bernama Abel Tasman, Nama itu kemudian dijadikan monumen di kawasan cadas.
Foto dan teks : Iggoy el Fitra, Muhammad Arif Pribadi