Menuju konten utama

Dua Tahun Pandemi COVID-19, Vaksinasi Lansia Masih Belum Populer

Kuntjoro sebut kegiatan vaksinasi bagi lansia saat ini masih belum mendapat perhatian yang besar sebagaimana vaksinasi bagi anak dan usia dewasa.

Dua Tahun Pandemi COVID-19, Vaksinasi Lansia Masih Belum Populer
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga (booster) jenis Pfizer kepada seorang warga lanjut usia (lansia) di Puskesmas Medan Selayang, Medan, Sumatera Utara, Senin (17/1/2022). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/wsj.

tirto.id - Ketua Divisi Geriatri, Departemen Klinik Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Kuntjoro Harimurti menyampaikan bahwa kegiatan vaksinasi bagi lansia saat ini masih belum mendapat perhatian yang besar sebagaimana vaksinasi bagi anak dan usia dewasa.

“Ada banyak ketakutan bahwa vaksinasi bagi lansia dapat menimbulkan efek samping, padahal informasi tersebut salah dan harus segera dibenahi," kata dia dalam Talk Show 'Mengapa Kelompok Rentan Segera Vaksin COVID-19' pada Kamis (10/3/2022).

Kuntjoro menjelaskan lansia penting untuk segera mendapat vaksin demi menghindari dampak berat dari COVID-19 yang dapat berujung kematian.

“Dengan vaksin lansia yang positif COVID-19 tidak perlu ke rumah sakit, apabila terpaksa masuk rumah sakit maka tidak perlu mendapat perawatan khusus," ungkapnya.

Hingga saat ini lansia dengan komorbid masih menyumbang angka terbesar kematian akibat COVID-19.

“Saat ini salah satu angka kematian terbesar adalah lansia dengan komorbid seperti diabetes, hipertensi dan penyakit ginjal," jelasnya.

Kuntjoro juga mendorong pihak keluarga dari lansia untuk ikut berpatisipasi dalam vaksinasi. Sehingga menciptakan lingkungan yang aman bagi lansia untuk tinggal.

“Jangan langsung membuat diagnosa bahwa seorang lansia tidak bisa menerima vaksin. Harus dengan konsultasi dokter dan bila memiliki komorbid harus dibicarakan agar dicarikan solusi," ujarnya.

Apabila terpaksa seorang lansia tidak bisa menerima vaksin, maka pihak keluarga harus mendukung dengan menciptakan herd immunity di dalam lingkungan rumah.

“Selama dua tahun COVID-19, lansia adalah kelompok masyarakat yang paling patuh terhadap protokol kesehatan. Oleh karenanya keluarga yang sering keluar masuk rumah harus menjamin kekebalan dirinya dengan antibodi vaksin," terangnya.

Ketua ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) Sri Rezeki Hadinegoro, juga menyampaikan bahwa para lansia tidak perlu takut dengan dampak pasca vaksin atau yang sering disebut dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

“Jika terjadi reaksi seperti nyeri, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan, kompres dengan air dingin pada lokasi tersebut. Apabila terjadi demam, kompres atau mandi dengan air hangat. Kemudian perbanyak minum air putih dan istirahat. Kemudian bila dibutuhkan, minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan. Laporkan semua reaksi atau keluhan yang dialami setelah vaksinasi ke petugas kesehatan melalui nomor kontak yang tertera di kartu vaksinasi," terangnya.

Baca juga artikel terkait VAKSINASI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz