tirto.id - Bakal calon Presiden 2024 (bacapres) Prabowo Subianto mengingatkan pentingnya swasembada pangan dan tidak bergantung pada bangsa lain. Hal ini sekaligus merespons kritik yang dialamatkan pada program food estate.
Sebab, Prabowo mengingatkan, dalam keadaan darurat negara-negara pengekspor tidak mau menjual bahan makanannya kepada negara lain yang mengalami krisis.
"Masih ada yang berpandangan untuk apa kita bikin sawah-sawah baru, lebih murah beli beras dari Vietnam dan Kamboja, untuk apa ternak sapi besar-besaran, ini pemikiran yang keliru," ucap Prabowo pada acara Seminar Nasional Kebangsaan, Sabtu (30/9/2023).
Prabowo juga meyakini bahwa jika terjadi keadaan darurat seperti perang, negara-negara pengekspor bahan makanan itu tidak akan menjualnya ke Indonesia.
"Mereka akan tutup dan itu terjadi waktu kita kena bencana, Vietnam, Thailand, semua tutup. Kita tidak bisa beli," ungkapnya.
Ia juga menyindir pihak-pihak yang menyerang program food estate, sebuah mega proyek di pemerintahan Jokowi di bawah Kementerian Pertahanan.
"Begitu terjadi perang di Ukraina, pangan naik tapi masih ada tokoh-tokoh yang menyerang 'untuk apa food estate?'" Curhat Prabowo.
Oleh karenanya, Prabowo menegaskan, Indonesia memang harus mandiri di bidang pangan, bahan bakar minyak (BBM) dan air.
Lebih lanjut, ia pun menyayangkan banyak di kalangan elite di Indonesia yang tidak berani dan malas berpikir sehingga menyerah untuk memperjuangkan kemandirian pangan tersebut.
Menurutnya, mereka malah lebih mengagumi upaya bangsa asing dan menilai bangsanya sendiri melemah.
"Ini sifat banyak orang-orang kita takut berpikir. Berpikir saja takut, belum berbuat. Kita bukan mungkin dan tidak mungkin (berpikir soal swasembada), tapi kita akan (harus mengupayakan) swasembada kembali," bebernya.
Ia berjanji, jika ia diberi kesempatan untuk menjadi Presiden, dirinya akan memperjuangkan swasembada pangan untuk kemajuan bangsa.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Restu Diantina Putri