Menuju konten utama

Dijemput Tamu hingga Dilarikan ke RS, Drama 24 Jam Hilangnya Setnov

Novanto hilang pada Rabu petang, dan sehari setelahnya muncul kabar bahwa Ketua DPR ini mengalami kecelakaan.

Dijemput Tamu hingga Dilarikan ke RS, Drama 24 Jam Hilangnya Setnov
Penyidik KPK membawa koper usai pemeriksaan kediaman Ketua DPR Setya Novanto di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (16/11/2017). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Fredrich Yunadi tiba-tiba saja mengumumkan kejadian yang bikin semua orang geger: Setya Novanto mengalami kecelakaan, Kamis (16/11) malam kemarin. Karena kecelakaan itu Fredrich bilang Novanto mengalami pendarahan, kepalanya benjol, bahkan mungkin gegar otak. Novanto kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Barat, saat itu juga.

Jelas ini sebuah kabar besar. Sebabnya, ini kali pertama publik tahu keberadaan Novanto pascahilang "ditelan bumi" sejak Rabu (15/11) kemarin, usai memimpin Sidang Paripurna DPR. Yunadi bilang bahwa Novanto mengalami insiden tersebut kala menunggangi Toyota Fortuner berkelir hitam dalam rangka hendak menyerahkan diri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penyidik KPK sebelumnya mendatangi rumah Novanto di Jalan Wijaya XIII Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sejak Rabu (15/11) pukul 21.40. Penyidik didampingi Brimob, membawa surat perintah penangkapan Novanto serta surat tugas penggeledahan rumah.

Kalau Novanto ada di rumah ketika itu, bisa dipastikan dia akan digelandang untuk mempertanggungjawabkan tuduhan terhadap dirinya: tersangka kasus korupsi KTP-elektronik. Tapi ternyata nihil. Novanto tidak ada di sana, bahkan tidak ada di manapun. Fredrich, selaku kuasa hukumnya, tidak tahu keberadaan kliennya itu. Pun dengan orang-orang terdekatnya.

Menurut pengakuan Fredrich, dirinya diminta Novanto untuk datang ke rumah sekitar jam 7 malam. Fredrich, yang sejak beberapa hari terakhir terlihat mati-matian membela kliennya itu, langsung bergegas. Setengah jam sebelum waktu janjian, ia sempat mengontak ajudan Novanto untuk memastikan apakah kliennya itu sudah sampai di rumah atau belum.

Tapi kontak ajudan tidak aktif.

Kadung berjanji, Fredrich tetap meluncur ke rumah Novanto di kawasan elit Jakarta itu. Ia tiba pukul 18.40. Fredrich mendapati kabar dari petugas Pamdal bahwa Novanto sempat ada di rumah, tapi sudah pergi "dijemput seorang tamu". Novanto hanya pamit ke Pamdal, bahkan tidak ke istrinya yang ketika itu--masih berdasarkan pengakuan Fredrich--sudah tidur.

Itulah kali terakhir jejak Novanto diketahui. Selebihnya adalah misteri. Termasuk siapa sosok yang menjemputnya selang beberapa jam sebelum penyidik KPK datang.

"Posisi terakhir saya mana tahu. Dihubungin juga enggak nyambung," kata Wakil Ketua MPR dari Partai Golkar, Mahyudin.

"Saya sendiri belum tahu sekarang posisinya [Novanto] dimana," aku Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Idrus Marham.

Menurut keterangan Idrus pula diketahui istri Novanto tidak mengetahui keberadaan suaminya. Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, yang juga mengatakan serupa.

Secuil informasi datang dari Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR. Ia mengaku sempat berkomunikasi dengan Novanto ketika rumah digeledah penyidik KPK. "Novanto saat itu bilang ada di Jakarta," katanya. Namun tetap saja, Fahri tidak tahu secara spesifik keberadaan sang ketua.

KPK, yang bisa dibilang kecolongan atas menghilangnya Novanto, bergerak cepat dengan mengancam Novanto masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Melalui juru bicara Febri Diansyah, Novanto akan jadi DPO kalau tidak menyerahkan diri hingga Kamis (16/11) petang. Hal itu benar-benar dilakukan KPK, surat DPO dilayangkan hampir berbarengan dengan kecelakaan, kira-kira pukul 18.35.

Kecelakaan berawal ketika Novanto melakukan wawancara melalui telepon seluler dengan salah satu wartawan stasiun televisi. Kata Fredrich, Novanto akan datang ke studio televisi itu dan setelahnya ke Partai Golkar, baru kemudian KPK. Kecelakaan persisnya terjadi ketika Novanto akan menyambangi studio tersebut. Sementara untuk KPK, Novanto berjanji datang pukul 20.00.

Surat DPO sendiri tetap berlaku meski KPK sudah tahu keberadaan Novanto. Sementara setelah kejadian, sejumlah penyidik KPK langsung mendatangi lokasi perawatan. Ada empat penyidik yang menggunakan seragam dengan menggunakan masker penutup mulut dan tiga orang lain tanpa seragam.

Para penyidik ketika itu tidak memberikan pernyataan apapun. Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, KPK menyertakan dokter internal bersama penyidik untuk memeriksa kondisi Novanto pascakecelakaan lalu lintas yang dialami tersangka kasus korupsi KTP elektronik itu.

Namun, sampai Jumat pukul 00:57 WIB, tidak ada seorang pun pihak dokter dari RS Medika Permata Hijau yang menemui tim dokter KPK. Padahal tanpa ada informasi dari tim dokter RS Medika Permata Hijau yang menangani Novanto, tim dokter KPK tidak bisa melakukan tindakan pemeriksaan apa pun. “Penyidik tidak menemukan dokter jaga tersebut di lokasi dan pihak manajemen Rumah Sakit tidak dapat ditemui dan memberikan informasi dan akses malam ini,” kata Febri.

Baca juga artikel terkait KORUPSI E-KTP atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Hukum
Reporter: Rio Apinino
Penulis: Rio Apinino
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti