tirto.id - "Ya Anies Baswedan itu adalah representasi. Kalau kunci kemenangan Demokrat? Bukan. Kunci kemenangan kita adalah semangatnya. Semangat perubahan. Capres itu menyesuaikan dan saat ini yang memiliki semangat perubahan, capres yang paling pas menurut Demokrat adalah Anies Baswedan. Makanya kami mendukung dia."
Herzaky Mahendra Putra, Juru Bicara Partai Demokrat, mengungkapkan bagaimana posisi Partai Demokrat dan Anies Baswedan dalam memenangkan Pemilu 2024 mendatang.
Ia menjelaskan bagaimana posisi Partai Demokrat ke depan seandainya partai berlambang mercy itu gagal membuat ketua umum partai mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendampingi Anies di Pemilu 2024 atau justru berpotensi pendamping Anies. Herzaky juga mengungkapkan bagaimana posisi Demokrat memanfaatkan pengusungan Anies demi memenangkan pemilu.
Selain bicara soal Anies, Herzaky juga membahas soal bagaimana Partai Demokrat menghadapi kubu Moeldoko di Pemilu 2024.
Berikut penjelasannya saat redaksi Tirto bertemu dengan Herzaky di Cibubur, Kota Bekasi, pada 29 April 2023 lalu.
Soal isu terkini, Demokrat kan suaranya turun hingga ke angka satuan. Bagaimana cara Demokrat rebound 2 digit atau memenangkan suara Pemilu 2024?
Pertama-tama, ada transformasi dan regenerasi yang dilakukan oleh Mas AHY dalam konteks organisasi maupun kaderisasi dan keanggotaan dari pusat dulu. Kita perbaiki dulu di situ, mengembalikan bagaimana organisasi ini adalah by system. Jalan dia, bukan by person.
Ada sistem yang teratur, terukur, terstruktur dan ini semua adalah ada SOP-nya, ada panduannya. Lalu semuanya kita monitor dan lakukan evaluasi. Kita kan namanya smart and modern party. Demokrat lagi mengarah ke arah sana.
Jadi semua ada KPI juga, yang melakukan sesuatu hal itu tadi harus berdasarkan data, setelah dilakukan, selama dilakukan agar monitoring, pasca dilakukan ada evaluasinya apakah sampai ke tujuan atau tidak atau bisa diperbaiki buat ke depan. Seperti itu kira-kira.
Ini lah yang kemudian kenapa keyakinan kami dalam proses seperti ini tadi, ada transformasi, regenerasi. Bagaimana ini kemudian organisasi sehingga kita sangat solid, sangat kompak. Bayangkan dari atas bilang A, sampai ke bawah tingkat kabupaten, kota, desa, kecamatan sampai ke RT/RW kader-kader kami melakukan hal yang sama. Ini menjadi penting dan time lap singkat.
Gap antar perintah dari atas kapan, sampai ke bawah kapan dilaksanakan itu sangat singkat. Hampir tidak ada gap. Hanya beberapa lama bicara di medsos, 1x24 sudah langsung posting. Posting di bawah. Sebarkan informasi itu di grup Whatsapp masing-masing daerah.
Tadi perbaiki dulu organisasi, transformasi dan regenerasi di internal organisasi kami, bagaimana Mas AHY punya concern terhadap SDM. Kedua, bagaimana agar tersistem semua, terstruktur, terukur, jelas dan mohon maaf pengurus dievaluasi. Tiap tahun ada perubahan di kepengurusan yang dianggap enggak perform, atau enggak pas. Kita bisa geser atau mohon maaf ini kan namanya pengurus harian, jangan dipikir hanya setahun sekali.
Kan ada yang nyinggung soal Moeldoko yang Deli Serdang. Apa karena pembangunan itu Demokrat akhirnya solid?
Itu tadi yang menjadi pemersatu dari kami. Ini semua adalah kepercayaan yang tinggi kepada Mas AHY melihat. Bagaimana gerak gerik beliau sejak pemimpin partai ini membuat partai ini fokus pada rakyat.
Bayangkan, belum sampai seminggu waktu itu, belum punya pengurus waktu itu 23 Maret, beliau sudah mengeluarkan instruksi dan semacamnya. Ayo kita bantu pemerintah kita bantu rakyat kesulitan karena COVID. Tanggal 20-an Maret di saat orang lain masih gamang. Enggak ada instruksi dari mana pun masih berdebat PSBB atau karantina pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
Ya seperti apa menghadapi COVID, tapi kita sudah ada Mas AHY yang jalankan. Kita harus A,B, C. Semua daerah harus begini. Ayo bantu masker, bantu hand sanitizer, bantu alat pernafasan mana yang mampu, ayo kita bantu.
Ini beliau sudah mencontohkan langsung. Langsung beliau yang pertama memberikan bantuan, bantuan difoto dikirim disebar ke publik, ke kader. Nih, ayo sama-sama kita di lapangan melakukan seperti yang ketum lakukan.
Jadi kami ini sudah berlatih bekerja bersama sebagai satu kesatuan dan tadi fokusnya rakyat aja. Karena tadi publik melihat apa, kader-kader melihat ini bukan buat apa-apa.
Perubahan-perubahan yang dilakukan itu memang satu buat rakyat, yang kedua buat membuat solid organisasi ini. Jadi kita banyak test case di mana orang ngomong apa ke bawah sampai ke bawah sehingga saya nanya, saya bingung sebenarnya dengan Pak Moeldoko ini.
Jadi kader aja enggak pernah dan sekarang berani-beraninya berupaya mencari keadilan dengan mengajukan PK, itu berlindung di balik ini kan murni hukum ngakunya. Sorry ya, bagi kami inilah namanya perusakan demokrasi dan juga hukum yang parah di negeri ini, di rezim ini.
Kalau misalnya waktu kongres itu pas Mas AHY ada yang lain mau maju, dihalang-halangi, sampai enggak bisa maju sehingga Mas AHY maju. Itu boleh kader itu menuntut. Saya mau maju jadi ketum, misalnya. Saya punya dukungan yang memilih minimal syarat 30 persen, saya punya dukungan tapi kok saya enggak boleh masuk ruang kongres. Ini saya dapat dukungan. Itu menuntut keadilan.
Tetapi ini kader enggak pernah, tahu-tahu dia kongres luar biasa abal-abal sendiri, yang mengadakannya tidak sesuai AD/ART, yang hadir tidak sesuai AD/ART. Mekanisme proses tidak sesuai AD/ART. Dia buat buat sendiri. Lalu keadilan apa ini?
Keadilan apa yang mau dicari di sini? Kok ini namanya atas nama hukum atau celah demokrasi untuk tadi menggarong, membegal partai kami. Ini kan bahaya buat demokrasi.
Karena apa? Partai Demokrat bisa begini, besok-besok enggak usah buat partai politik. Enggak usah capek-capek kayak SBY buat Demokrat, kayak Pak Prabowo buat Gerindra. Gak usah capek-capek kayak Pak Wiranto buat Hanura. Siapa lagi Jenderal TNI bangun struktur.
Atau partai lain misal Partai Buruh, Said Iqbal (Ketua Umum Partai Buruh) jauh lebih bermartabat dan patut kita apresiasi.
Kenapa kalau melawan Moeldoko itu sudah jelas. Kita solid bersama Mas AHY terus kita percaya dengan kepemimpinan dia, pemimpin juga sangat diakui oleh teman-teman semua dari seluruh Indonesia dan soliditas itu penting.
Menurut Anda, apakah kepemimpinan AHY efektif?
Efektif dan bagaimana cara memimpin AHY, dia punya visi, punya mimpi, punya target, punya gagasan yang kemudian itu didiskusikan. Kita kasih masukan dan ini terbuka untuk masukan dan kita sama-sama melaksanakan itu dan sampai ke daerah.
Di daerah bukan sekadar briefing, tapi juga main masukan nih, ada masukan apa, bagaimana. Oke begini berarti di daerah ini mesti ada penyesuaian di titik ini, di program ini masih dilakukan penyesuaian. Terbuka.
Ini kemudian menjadi kuat karena semua merasa terlibat dari bawah sampai ke atas merasa terlibat dan mohon maaf kenapa misalnya tadi ada geng Moeldoko karena mereka bagian masa lalu yang merusak partai ini, yang pilkada mohon maaf mereka itu enggak jelas, ada penguasanya daerah ini si A atau si B.
Kalau mau dapat rekomendasi pilkada dari si A si B. Begitu dulu mungkin. Jaman Mas AHY enggak. Semua keputusan dari daerah, dari bawah usulan DPC, sampai DPD, DPD di pusat dibahas terbuka. Bappilu, KSB, diskusi anggota DPR RI, datang pengurus pusat dari daerah.
Misal saya Kalbar, pada saat bicara Kalbar, saya dimasukkan diskusi itu. Jadi terbuka semua. Oh ini, indikator gini gini. Kita si A. Sampaikan ke daerah, daerah ada yang enggak pas. Nggak dong. Kita tetep begini. Ya udah silakan kalau keberatan sampaikan apa alasannya, apa datanya, apa faktanya. Kayak gitu. Terbuka. Makanya buat orang senang.
Kalau yang enggak senang, merasa tadi memaksakan kepentingan sendiri dengan gaya tertutup, dengan mohon maaf, dengan hal-hal lain di bawah meja. Kalau ini kan enggak. Gimana mau di bawah meja? Semua kelihatan jelas kok. Jadi kalau agak menyimpang dari indikator ketahuan, wah, ada apa ini?
Soal cawapres nama Mas AHY masuk radar dan hingga saat ini nama cawapres Anies belum ditentukan. Kenapa sulit mencari pendamping Anies sementara AHY sudah cukup modal elektabilitas cawapres. Kenapa?
Kami di Koalisi Perubahan dan kenapa Demokrat menjadi salah satu inisiator Koalisi Perubahan karena kita disatukan kesamaan ide, visi, gagasan, konsep besar mengenai negara ini, bagaimana perubahan dan perbaikan dilakukan. Itu yang jadi fokus. People first, rakyat yang utama. Mengapa kami kemudian mendukung seorang Anies Baswedan sebagai bacapres tanpa, mohon maaf ini, ada begini-begini.
Enggak ada tuh. Yang penting platform kita sama, perubahan dan perbaikan untuk rakyat. Pembangunan adalah untuk rakyat, karena people first, rakyat yang utama. Itu yang kami kedepankan. Bukan mohon maaf politik dagang sapi. Siapa dapat apa atau siapa di posisi apa. Ini yang mesti diklarifikasi dulu sehingga kami bicara mengenai cawapres yaitu mengenai kriteria.
Diskusi mengenai kriteria, mana yang paling optimal, mana yang paling bagus lihat situasi juga, menyesuaikan keadaan juga.
Memang terima kasih Mas AHY masuk dalam salah satu yang dianggap publik sangat layak dan pantas bahkan Pak Surya Paloh bilang lebih dari pantas. Pak Surya Paloh di publik. Beda partai dan banyak pakar, banyak tokoh menyampaikan juga bahwa terbaik Mas AHY tapi kita ikuti proses.
Sebab, kami punya komitmen, bagi kami rakyat yang utama, kami berkomitmen terhadap perubahan dan perbaikan. Ada kriteria, kita bahas sama-sama dan kita sudah menyerahkan memberikan mandat kepada Mas Anies untuk menentukan itu meskipun minta tolong tim 8 untuk bantu dalam proses menyeleksi itu.
Bagi kami, ini berjalan beriringan saja. Enggak mesti kemudian oh, ini belum selesai. Enggak. Karena bukan hal utama dan satu-satunya bagi kami. Tapi dalam konteks yang sama, saat yang sama kami juga dalam proses program pemenangan, bagaimana strategi pemenangan lalu bagaimana nanti misalnya, program kerja setelah katakan dipercayakan rakyat Indonesia. Ini jalan simultan ini.
Kita bicara strategi pemenangan bagaimana kita bisa memenangkan pertarungan di Pilpres 2024. Kita sudah duluan koalisi, kita sudah duluan punya capres. Akhirnya disusul baru kemarin satu capres lain. Kita harapkan selanjutnya menyusul juga capres selanjutnya. Kita sudah terdepan dan kita sudah menyampaikan waktu itu ada diskusi dengan teman-teman wartawan misalnya, gagasan seperti apa Anies ini, gagasan seperti AHY ini sebagai Ketua Umum Partai Demokrat untuk perubahan dan perbaikan. Gagasan mas, program kerja.
Nama cawapres Anies banyak. Kalau Anies tidak memilih AHY, posisinya seperti apa? Kemudian bagaimana cara Partai Demokrat meraup suara maksimal dengan mendukung Anies?
Kita tidak mau berandai-andai. Kita ini disatukan karena kesamaan visi, ide, konsep, gagasan. Silakan orang bilang bahwa klise. Kenyataan itu kok. Itu lah yang menyatukan kami. Mohon maaf kalau bicara mengenai tawaran-tawaran pragmatis banyak kok, enggak mau saya ungkap di sini. Yang depan muka jelas.
Tapi bagi kami, bukan buat kami yang penting, buat partainya, bukan buat AHY-nya, tapi bagi Ketum AHY buat rakyatnya mana? Kita keliling daerah semua ngomong apa rakyat? Minta perubahan kan sama mereka? Ya sudah, itu yang kita perjuangkan.
Terus kita mau gabung dengan koalisi yang tidak memperjuangkan perubahan dan perbaikan, merasa bahwa kondisi saat ini baik-baik saja. Tidak perlu ada yang diubah, tidak perlu diperbaiki. Gila. Dosa bener kita sama rakyat. Ini seorang AHY bicara seperti itu. Jadi mau saya ngomong apa ya pede bicara sebagai juru bicara mewakili beliau arahan tegas dan jelas. Kita berubah. Kita dukung capres Anies Baswedan. Enggak ada hal lain.
Lalu bagaimana tadi optimalisasi? Bagi kami ini suara rakyat. Kami membangun Koalisi Perubahan bersama Nasdem PKS bukan ujug-ujug gitu aja. Enggak, tapi hasil dari keliling-keliling. Mas AHY rajin keliling ke lapangan, ketemu masyarakat berbagai masyarakat Indonesia. Termasuk kita rajin anggota dewan kita keliling, dan masukan-masukan dari masyarakat yang diperoleh anggota dewan disampaikan ke Mas AHY.
Kan ada komunikasi langsung mereka, anggota Dewan, Ketua DPD, Ketua DPC, ini ada komunikasi langsung Mas AHY juga. Itu semua kita resapi, kita pelajari betul dan kesimpulan sama perubahan dan perbaikan.
Jadi selama kita memperjuangkan rakyat, ya selama itu lah suara Partai Demokrat akan optimal. Ya Anies Baswedan itu adalah representasi. Kalau kunci kemenangan Demokrat? Bukan. Kunci kemenangan kita adalah semangatnya. Semangat perubahan. Capres itu menyesuaikan dan saat ini yang memiliki semangat perubahan, capres yang paling pas menurut Demokrat adalah Anies Baswedan. Makanya kami mendukung dia.
Jadi bukan mengoptimumkan Aniesnya, bukan. Semangat ini dari rakyat, keinginan rakyat, harapan rakyat. Kita fokus aja di sini, memperjuangkan perubahan dan perbaikan. Istilahnya nih Bang, enggak minat masuk A masuk B, tawaran A, tawaran B.
Kita enggak mau bahas, kita enggak mau ini. Kita fokus aja sama rakyat. Itu terbukti kok resep ini membuat survei kita alhamdulillah terus meningkat. Terus meningkat dibanding sebelum Mas AHY. berarti apa yang kita lakukan selama 3 tahun ini sudah on the right track meskipun bukan satu-satunya alat ukur.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri