Menuju konten utama

Dari Arie Untung sampai Cinta Penelope: Cerita Hijrah Para Seleb

Beragam kejadian memicu sejumlah artis menebalkan kesalehan pribadinya. Mereka menyebutnya "hijrah".

Dari Arie Untung sampai Cinta Penelope: Cerita Hijrah Para Seleb
Sejumlah seleb memutuskan secara total laku keislamannya, sebagian meninggalkan dunia hiburan. tirto.id/Teguh Sabit Purnomo

tirto.id - Pagi itu Fenita Arie keluar dari kamar mandi dengan penampilan berbeda. Rambutnya ditutupi jilbab krem, dipadu dengan blus putih.

Melihat itu, Arie Untung terkejut sekaligus girang, “Masya Allah. Ini beneran?”

“Baru belajar," kata Fenita. "Jangan di-upload dulu di medsos."

“Alhamdulillah...,” seru Arie dengan ekspresi muka, yang menurut Fenita, lebih mirip seperti melihat hantu.

Kehebohan kecil itu terjadi di rumah mereka di Jagakarsa, sebuah kawasan yang sejuk di Jakarta Selatan. Pada hari pertama tahun 2018, Fenita mantap mengenakan jilbab.

Kendati sudah diperingati istrinya, Arie tetap tak bisa menutupi rasa bahagianya (ia mendeskripsikan situasi itu sebagai "suami udik yang too excited to share the happiness"). Pada 5 Januari, Arie mengunggah foto close-up Fenita di Instagram.

Di bawah kalimat tebal, ‘TAKE YOUR TIME SAYANG', Arie menulis: "[...] Tanggal 2 Januari semestinya masih jadi privasi kamu untuk taste the air of hijra. ... Kamu santai saja ya ngejalanin se-enjoy kamu. Enggak usah tergesa-gesa."

Antusiasme itulah yang tak kuasa ditutupi Arie saat ia menceritakan kembali kejadian tersebut kepada wartawan, beberapa hari kemudian di rumahnya (lantai dua, garasi besar, ada kolam renang, ada musala tersendiri di teras belakang).

“Ternyata setelah dia berhijab, ada sensasi tersendiri buat saya. Perasaan saya kayak punya pacar baru lagi, gitu. Lagi cinta-cintanya. Sensasi seperti ini yang enggak bisa di-share. Jadi kalau sekarang, saya kayak punya istri baru. Kayak pengantin baru,” ujar Arie Untung, sumringah.

Unggahan itu pun bikin heboh komentar di Instagram. Apalagi keputusan Fenita berhijab kemudian dibarengi ia mundur dari sebuah program informasi hiburan alias infotainment di salah satu stasiun televisi swasta.

Keinginan untuk berhijab diakui Fenita sudah ada sejak dua tahun lalu. Namun, niatan ini kerap timbul dan tenggelam seiring kepadatan jadwal syuting.

“Tiap niat berhijrah datang, saya selalu cari pembenaran. Memang kenapa kalau enggak berhijab? Salahkah? Saya coba cari kajian, tausiah, baca buku, termasuk berdebat dengan Mas Arie. Tapi enggak ada yang membenarkan bahwa wanita muslim boleh tidak berhijab. Semuanya mewajibkan,” kata ibu tiga anak itu.

Fenita juga berdiskusi dengan rekan sesama selebritas yang sudah berhijrah, sembari terus mencari peneguhan diri. Sampai pencarian ini terhenti ketika ia menerima omongan dari seorang sahabatnya.

“Ia bilang begini, ‘Kalau lo cari pembenaran ke siapa pun, ya enggak akan dapat. Lo minta sama Allah'," ujar Fenita meniru ucapan kawannya.

Lantaran itulah ia lantas memantapkan niat untuk berhijab. Namun, perubahan dramatis ini pun menguji Fenita.

“Tantangannya kebanyakan dari pekerjaan. Aku masih ingin eksperimen rambut, mau coba baju ini itu yang lucu-lucu,” kata Fenita.

Arie Untung mengaku memang kerap mendoakan istrinya agar berhijab sejak lama. Terlebih Arie, dalam beberapa tahun terakhir, secara aktif dan giat berdakwah.

“Tapi saya enggak pernah menyuruh dia. Berhijab, kan, bukan untuk orang lain. Harus datang dari diri sendiri. Memang banyak yang bilang, ‘Ngomongin agama melulu, istrinya sendiri belum berjilbab’. Bagi saya itu jadi introspeksi, mungkin saya belum pantas jadi suami yang baik. Jadi terus memperbaiki diri, sambil ngajak dia ikut belajar.”

Arie Untung Berhijrah di Momen Paling Kritis

Dalam Islam, "hijrah" dipakai untuk menggambarkan peristiwa perpindahan Nabi Muhammad dan para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah. Ia juga secara luas mengartikulasikan perubahan dramatis seseorang ke arah yang lebih baik.

Arie Untung mengatakan bahwa pengalamannya berhijrah sebagai "nikmat", dan hal ini sudah dijalaninya sejak lama. Namun, ia bilang, saat itu belum banyak artis yang secara terbuka menunjukkan penegasan diri atas religiositasnya.

“Kebanyakan karena terkait pekerjaannya, takut imejnya berubah,” terang Arie.

Keputusannya untuk mulai terbuka melecit ketika seorang kawan, yang sering mengikuti kajian keagamaan bersamanya, mengingatkan mengenai followers di media sosial.

“Kata dia, ‘Nanti ketika dihisab, followerlo buat apaan? Masak buat endorse doang?’ Akhirnya saya melihat ada peluang syiar di sana yang bisa mengangkat kecintaan follower saya pada agama. Sebenarnya, saya ingin membuat mereka in love dengan agama sebagai sebuah tren,” ujar Arie.

Keterlibatan Arie dengan gerakan 'Indonesia Tanpa JIL' menguatkan internalisasi dirinya sebagai salah satu seleb yang menonjol dalam arus pasang kelas menengah Indonesia yang semakin religius.

“Saya mulai menunjukkan kebanggaan saya terhadap agama saat agama saya ini, kok, banyak dihina. Saya teringat dengan riwayat semut yang diceritakan kawan saya. Ceritanya tentang seekor semut yang cuma bawa setetes air untuk menolong Nabi Ibrahim dari kobaran api. Si semut diejek karena dinilai perbuatannya itu sia-sia. Tapi apa kata si semut? ‘Tidak apa-apa, yang penting Allah tahu pada siapa saya berpihak’. Aduh, mendengar itu langsung kena di hati,” cerita Arie.

Setelahnya, ia mulai rajin mengunggah pesan-pesan religius di semua akun media sosialnya.

Lagi-lagi, hijrah dan ujian adalah satu paket. Beragam perundungan diterima Arie saat ia terbuka menunjukkan pandangan-pandangannya soal Islam di media sosial. Banyak teman satu profesinya berbeda paham, kata Arie. Tak jarang sebutan "sumbu pendek" ditelannya. Perundungan ini pernah memanas saat ia bergabung pada Aksi 212, rangkaian mobilisasi umat Islam di atas pentas politik Pilkada DKi Jakarta yang bergerak mengecam Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, Desember 2016.

“Ya sudah, lillahi ta’ala saja. Ketika berjalan, aduh, kok jadi baper, sih?” ujar Arie, menghapus air matanya lalu tersenyum.

Namun, "hijrah sesungguhnya" bagi Arie terjadi jauh sebelumnya. Sekitar 2004, Arie hendak menikah dengan kekasih yang beda agama. Di Indonesia, perkawinan beda agama dibolehkan tetapi umumnya ribet; sehingga salah satu solusinya, salah seorang harus memeluk agama yang sama dengan pasangannya. Untuk kasus Arie, ia dianjurkan untuk memeluk agama yang sama dengan kekasihnya saat itu. Ia pun mulai mempelajari kitab suci agama lain. Namun, alih-alih menjadi "murtad" (istilah yang dipakai Arie untuk pindah keyakinan), keimanannya terhadap Islam justru menebal. (Arie enggan menyebut secara eksplisit "agama lain" yang diyakini kekasihnya saat itu.)

“Lha, gue malah menemukan Tuhan gue di sini, di kitab orang, batin gue waktu itu. Rasanya kayak baru berucap syahadat lagi. Dari situ trigger-nyague berubah. Cara pandang gue mulai berubah,” kata Arie.

Selain di media sosial, perubahan lain yang ia terapkan usai hijrah adalah kebiasaan di kantornya yang menerapkan istirahat sesuai waktu salat. Ia juga selektif atas tawaran pekerjaan. Produk-produk "haram" dan "riba", demikian Arie menyebut tawaran dari klien yang berbeda pandangannya beragama, pasti dicoret dari daftar yang diterima perusahaannya. (Salah satu perusahaan pasangan ini adalah rumah produksi, FAM Pictures & FAM Production, yang merilis 3: Alif Lam Mim, film laga berbalut drama keluarga pada 2015.)

Sementara soal penampilan, Arie masih tetap dengan setelan kasual demi "bisa lebih fleksibel" mengajak orang lain dalam "proses berhijrah."

“Saya mau menunjukkan Islam itu masih cool, kok. Ada keinginan memang untuk melaksanakan sunah seperti memelihara jenggot. Tapi, untuk saat ini, masih seperti ini aja dulu. Selama tidak melanggar syariat, saya rasa, itu enggak masalah,” ujarnya.

Dari 'Wisnu' Menjadi 'Al-Fatih'

Soal "hijrah" para selebritas, pasangan Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar mustahil terlepas dari sorotan. Perubahan Wisnu yang drastis usai memutuskan hijrah, terlebih dari penampilannya, bikin orang bertanya apa yang terjadi pada pria keturunan Aceh itu?

Setelah beberapa kali batal janji wawancara, Kamis ketiga Januari lalu, Wisnu mengundang saya ke kediamannya di kawasan kompleks perumahan lumayan mewah di Bintaro, Jakarta Selatan.

Tiba di sana, Adam dan Hawa, kedua balita pasangan itu, menyambut ceria. ‘Hei, lihat, aku dinosaurus,” kata Adam sembari meniru gaya T-Rex.

Di belakang mereka, Teuku Wisnu muncul. Wisnu mengatupkan kedua tangan sebagai gestur menyambut tamu dan pengganti bersalaman. Ia mempersilakan saya duduk di ruang tamu.

“Ada beberapa trigger mengapa saya kemudian memutuskan belajar lebih dalam soal Islam,” Wisnu membuka cerita. Saat itu, katanya, ia merasa hampa dan terus merasa kurang, padahal sejumlah impian untuk memiliki rumah dan kendaraan sendiri sudah tercapai.

“Tapi, kok, kenapa belum bahagia, ya? Saya jadi bermuhasabah lagi. Mikir lagi. Jawabannya, selama ini, ya saya tidak melaksanakan perintah-perintah Allah, seperti salat. Saya justru melakukan apa-apa yang dilarang," katanya.

Setelahnya ia rajin salat dan pelan-pelan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang dilarang dalam ajaran Islam. Namun, hal itu hanya bertahan beberapa minggu. Ia kembali ke kebiasaan lama. Wisnu lantas meninggalkan pergaulan lawas setelah diingatkan seorang teman bahwa "hijrah yang dijalaninya nanggung."

Ia mulai mengganti lingkaran pertemanan. Ini bukan hal mudah, menurut Wisnu, apalagi di tengah dunia hiburan. Namun, dilema itu justru datang dari orang terdekatnya, Shireen Sungkar, yang saat itu masih sebagai pacar.

Sebagian orang berpandangan, dalam Islam, berpacaran itu diharamkan. Wisnu termasuk yang meyakini pandangan tersebut. Di sisi lain, ia tak ingin berpisah dengan putri bungsu Mark Sungkar itu. Ada niatan memang untuk menikahi Shireen tapi urung.

“Shireen masih muda sekali waktu itu,” ujarnya.

Akhirnya, ia memilih untuk "menjaga jarak" dengan adik kandung Zaskia Sungkar itu.

Shireen sempat protes, tapi pemeran Cinta Fitri ini melunak dan mengikuti kemauan Wisnu. Belakangan, setelah menikah lalu melahirkan Teuku Adam, putra pertamanya, Shireen mengikuti jejak sang suami berhijrah dengan mengenakan hijab.

Infografik HL Seleb Hijrah

Perbincangan kami terpotong beberapa kali. Wisnu harus mempersiapkan pengajian di rumahnya, rutin setiap malam Jumat selepas Magrib, selama dua bulan terakhir. Wisnu berkata bahwa topik yang akan dibahas tentang mengasuh anak.

Persiapan itu terlihat di ruang tamu. Di antara bufet yang memisahkan ruang tamu dan ruang makan, sudah tergelar karpet yang lapang untuk jemaah pria dan perempuan. Ada meja kaca berkaki rendah di muka ruangan, ada pula sofa yang ditempatkan di tepi tembok. Di bufet itu berjejer trofi, di antaranya penghargaan untuk Cinta Fitri, saat pasangan tersebut masih aktif di dunia hiburan. Setelah berhijrah, Wisnu dan Shireen memilih berhenti dari seni peran.

“Sebenarnya tidak benar-benar berhenti. Paling saya pilah mana acara yang bermanfaat. Kemarin, kan, sempat jadi host untuk program "Beriman" di Trans TV. Tapi sekarang sudah enggak lagi. Saya fokus di bisnis saja,” kata Wisnu, yang menjalankan usaha kue di Malang dan pendidikan anak usia dini, meski ia bilang "tidak untuk mengejar laba."

Totalitas Wisnu menyerap religiositasnya juga tergambar dari niat dia mengubah nama lahirnya: Teuku Wisnu menjadi Teuku Al-Fatih.

“Saya tak usah jelaskan panjang-lebar soal nama Teuku Wisnu. Memang ada beberapa pendapat, tanya ke ustaz ini saya harus ganti nama, ketika saya tanya ustaz lain, katanya enggak perlu diganti. Saya memang pernah mengajukan pergantian nama, tapi hingga sekarang belum ada jawaban,” kata dia.

Saat Cinta Berhijab Berkat Dakwah Ustaz Somad via YouTube

“Eh Cin, lagu [yang dinyanyiin] lo lagi diomongin tuh, sama ustaz Abdul Somad,” ujar temannya satu kali kepada Cinta Penelope, penyanyi dangdut berdarah Minang.

“Lagu yang mana?”

“Yang 'Keong Racun'. Cari aja di YouTube.”

Tak menunggu lama, Cinta Penelope segera mencari video tersebut.

“Jangan kalian sangka ramai kalau lagi dangdutan 'Keong Racun' saja. Mengaji juga kita ramai,” ujar ustaz Somad.

Lantaran harus mencari bagian ceramah ustaz menyebut lagunya, mau tak mau, Cinta mendengar seluruh isi video tersebut. Sampailah saat Somad menyinggung soal perempuan, masalah dosa, dan sebagainya. Setelahnya, pelantun "Keong Racun" itu sering mendengar nasihat agama dari sang ustaz.

Pada 28 Desember 2017, sewaktu menjalani tur di Padang, Cinta mengungkapkan niat berhijab kepada manajernya. Mendengar bahwa ia harus menuntaskan beberapa pentas yang sudah teken kontrak, Cinta malah menangis. “Aku takut besok mati,” katanya kepada saya, beberapa pekan setelahnya.

Selang dua hari kemudian, Cinta nekat membeli dua setelan hijab. Saat itu ia harus tampil sebagai disjoki pada acara tahun baru. Dengan menyampaikan beragam alasan, Cinta meminta agenda itu dibatalkan. Total, ada 19 jadwal pentas yang akhirnya dibatalkan sesudah ia memilih berhijrah.

Seperti Fenita, Cinta Penelope berhijrah pada 1 Januari 2018. Tetapi, beda dengan Fenita, Cinta langsung mengenakan hijab syar’i.

“Karena yang aku tahu ya begini yang diperintahkan agama. Aku enggak paham apa itu syar’i,” kata Cinta.

Selain menutup aurat, perubahan lain pada ibu satu anak ini adalah menghapus semua foto seksi dia di akun Instagram. Ia juga berniat menghapus seluruh tato. “Memang ada yang bilang, kalau menyakitkan enggak usah dihapus. Tapi sekarang, kan, ada anestesi, jadi enggak sakit. Pelan-pelan kuhapus,” katanya.

“Banyak yang DM (kirim pesan via medsos) aku mengajak taaruf," ceritanya. "Subhanallah, banyak suka-duka. Ada juga netizen yang marah. Ada yang menganggap ini settingan. Tapi itu, kan, bagian dari perjalanan, ya."

Usai membatalkan semua pentasdi dunia hiburan, Cinta Penelope berkata kepada saya bahwa ia berencana membuat sebuah program via YouTube, yang isinya menceritakan perjalanan hijrahnya. Ia sudah mempertimbangkan blog video itu bernama Cinta’s Story.

Hingga 22 Januari lalu ketika kami bertemu, Cinta masih memendam keinginan bersua dengan ustaz Abdul Somad. Sang ustaz, yang pernah ditolak berceramah di Denpasar dan Hong Kong pada Desember lalu, telah menyulutnya—dalam bahasa Cinta—"berubah ke arah yang lebih baik." Namun, hingga artikel ini dirilis, keinginan itu belum jua kesampaian.

Baca juga artikel terkait SELEB HIJRAH atau tulisan lainnya dari Restu Diantina Putri

tirto.id - Humaniora
Reporter: Restu Diantina Putri
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Fahri Salam