tirto.id - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi kuartal II (Q2) 2020 mencapai Rp191,9 triliun. Angka ini setara 49,3 persen dari target 2020 senilai Rp817,2 triliun.
Capaian Q2 2020 ini mengalami kontraksi, minus 4,3 persen dari periode yang sama di tahun 2019 atau secara year on year (yoy). Dibandingkan dengan Q1 2020, pertumbuhannya minus 8,9 persen.
“Capaian ini sudah barang tentu bukan hasil yang jadi rencana BKPM. Rencana kuartal ini lebih dari Rp200 triliun di Q2,” ucap Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/7/2020).
Bahlil menjelaskan realisasi investasi di bawah target ini disebabkan dampak COVID-19. Ia mengakui kondisi pandemi ini cukup berat buat kinerja investasi di Indonesia.
Jika dirinci Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menyumbang Rp94,3 triliun setara 49,1 persen. Capaian ini turun dengan pertumbuhan minus 16,4 persen dari Q1 2020 dan minus 1,4 persen dari tahun 2019.
Penanaman Modal Asing (PMA) hanya terealisasi Rp96,7 triliun setara 50,9 persen dari capaian Q2 2020. PMA tercatat minus 0,4 persen dari Q1 2020 dan minus 6,9 persen dari Q2 2019.
“Semester pertama dan Q2 ini terberat. Sangat berat, terpukul. Itu sakitnya di sini,” ucap Bahlil.
Pada Q2 2020 ini, realisasi investasi masih didominasi pulau Jawa dengan nilai Rp100,6 triliun setara 52,4 persen dari total investasi yang masuk. Secara yoy pertumbuhannya minus 7,6 persen.
Sementara itu realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp91,3 triliun setara 47,6 persen dari investasi yang masuk. Secara yoy, nilainya minus 0,4 persen.
Per provinsi, DKI Jakarta Masih mendominasi dengan realisasi Rp30,1 triliun. Kemudian Jawa Barat Rp28 triliun, Jawa Timur Rp19,6 triliun dan Riau Rp10 triliun.
Penyumbang terbesar investasi terbanyak masih berasal dari Singapura senilai 2 miliar dolar AS, Hongkong 1,2 miliar dolar AS, Tiongkok 1,1 miliar dolar AS, Jepang 0,6 miliar dolar AS, dan Korea Selatan 0,6 miliar dolar AS.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Reja Hidayat