tirto.id - Presiden Joko Widodo mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di bulan ini tidak bisa digenjot dengan investasi. Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi setelah memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih minus per Rabu (15/7/2020).
“Apa yang harus kita lakukan di bulan ini? Kita tidak bisa mengharapkan lagi yang namanya investasi, itu pasti minus pertumbuhannya," kata Jokowi dalam pengarahan dengan para kepala daerah di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020).
Jokowi mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bisa digenjot bulan ini dengan cara belanja pemerintah. Ia ingin belanja pemerintah harus dipercepat.
Sebab, kata Jokowi, investasi atau pihak swasta tidak mampu untuk menggenjot ekonomi daerah untuk pulih. Sebagai contoh, pertumbuhan kredit perbankan tidak akan bisa mendongkrak ekonomi daerah.
“Enggak bisa lagi kita mengharapkan sekali lagi, investasi, swasta, enggak. Karena ini munculnya memang harus dari belanja pemerintah," kata Jokowi.
"Kredit perbankan yang dulu bisa tumbuh 12 persen, bisa tumbuh 13 persen, bisa tumbuh 8 persen, jangan berharap lagi dari sana. Sekali lagi, belanja pemerintah. Oleh sebab itu, saya berharap, belanja-belanja yang ada ini, harus dipercepat," tutur Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu pun menekankan, pertumbuhan ekonomi bisa digenjot di kuartal ketiga. Jika tidak bisa, Jokowi pesimistis pertumbuhan ekonomi naik di akhir tahun.
“Kalau kita enggak bisa mengungkit di kuartal ketiga, jangan berharap kuartal keempat akan bisa, sudah. Harapan kita hanya ada di kuartal ketiga, Juli, Agustus, dan September," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz