Menuju konten utama

Daftar Prestasi Negara-Negara ASEAN di Olimpiade, Siapa Terbaik?

Daftar prestasi negara-negara ASEAN di Olimpiade sepanjang masa dan jumlah medali: siapa yang terbaik antara Indonesia dan Thailand?

Daftar Prestasi Negara-Negara ASEAN di Olimpiade, Siapa Terbaik?
Pebulutangkis ganda Putri Indonesia peraih medali emas Greysia Pollii/Apriyani Rahayu hormat saat pengibaran bendera Merah-Putih usai menjuarai final Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

tirto.id - Daftar prestasi negara-negara ASEAN di Olimpiade musim panas sepanjang sejarah hingga 2021 menunjukkan bahwa Thailand masih yang terbaik. Total, negeri Gajah Putih memiliki 10 emas, 8 perak, dan 17 perunggu. Indonesia ada di urutan kedua dengan raihan 8 emas, 14 perak, dan 15 perunggu.

Jelang Olimpiade 2024 di Paris negara-negara ASEAN atau Asia Tenggara melakukan persiapan serius. Tantangan memang datang untuk Thailand, Indonesia, Malaysia, atau Vietnam. Lawan mereka bukan cuma sesama negara Asia, tetapi juga negara kuat olahraga dunia seperti Amerika Serikat.

Thailand sejauh ini masih menjadi negara ASEAN dengan koleksi medali terbanyak. Berpartisipasi di 17 Olimpiade, Thailand bisa membawa pulang 10 emas, 8 perak, dan 17 perunggu atau total 35 medali. Selain terbanyak secara keseluruhan, medali emas Thailand juga terbanyak di antara negara ASEAN lain.

Capaian terbaik Thailand adalah saat mereka mengikuti Olimpiade Athena 2004. Saat itu, negeri Gajah Putih membawa pulang 3 emas, 1 perak, dan 4 perunggu.

Cabor angkat berat menjadi pendulang emas terbanyak bagi Thailand di Athena 2004 dengan jumlah 2 emas. Medali tertinggi itu didapatkan dari Udomporn Polsak di nomor Women's 53 kg dan Pawina Thongsuk di nomor Women's 75 kg. Satu emas lain diperoleh Manus Boonjumnong dari cabor tinju nomor Men's light welterweight.

Satu perak Thailand di Olimpiade 2024 disumbangkan oleh Worapoj Petchkoom dari cabor tinju nomor Men's bantamweight. Selebihnya, 4 perunggu masing-masing diraih Suriya Prasathinphimai (tinju/men's middleweight), Yaowapa Boorapolchai (taekwondo/women's 49 kg), Aree Wiratthaworn (angkat berat/women's 48 kg), dan Wandee Kameaim (angkat berat/women's 58 kg).

Thailand tentu juga ingin bangkit di Olimpiade 2024. Pasalnya, di Tokyo 2020 lalu mereka hanya membawa pulang dua medali. Rinciannya, medali emas dari Panipak Wongpattanakit (taekwondo/women's 49 kg) dan medali perunggu dari Sudaporn Seesondee (tinju/women's lightweight).

Secara keseluruhan cabor tinju menyumbang medali terbanyak untuk Thailand di Olimpiade, dengan jumlah 15 medali (4 emas, 4 perak, 7 perunggu). Akan tetapi, soal jumlah emas terbanyak, Thailand harus berterima kasih pada lifter mereka yang membawa pulang 5 emas, 2 perak, 7 perunggu atau total 14 medali.

Setelah Thailand, ada Indonesia di peringkat kedua negara ASEAN dengan medali Olimpiade terbanyak. Merah Putih punya total 8 emas, 14 perak, dan 15 perunggu atau total 37 medali. Jika hanya melihat jumlah, Indonesia memang unggul dua medali dari Thailand. Namun, urutan peringkat tidak berdasarkan banyaknya medali, melainkan dimulai dari medali emas terbanyak.

Indonesia total telah berpartisipasi di 16 edisi Olimpiade. Menariknya, semua medali emas Indonesia disumbangkan oleh cabor badminton. Termasuk di edisi terakhir di Tokyo 2020 saat atlet Merah Putih masih konsisten menyabet medali emas.

Total 8 emas itu dipersembahkan oleh Susi Susanti (Barcelona 1992), Alan Budikusuma (Barcelona 1992), Rexy Mainaky/Ricky Subagja (Atlanta 1996), Toni Gunawan/Candra Wijaya (Sydney 2000). Jejak mereka diikuti Taufik Hidayat (Athena 2004), Markis Kido/Hendra Setiawan (Beijing 2008), Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad (Rio de Janeiro 2016), dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (Tokyo 2020).

Selain 8 emas, cabor badminton Indonesia juga meraih 6 perak dan 7 perunggu. Medali perak didapat Ardy Wiranata (Barcelona 1992), Eddy Hartono/Rudy Gunawan (Barcelona 1992), Mia Audina (Atlanta 1996), Tri Kusharjanto/Minarti Timur (Sydney 2000), Hendrawan (Sydney 2000), dan Nova Widianto/Liliyana Natsir (Beijing 2008).

Sisa 7 medali perunggu badminton Olimpiade dibawa pulang oleh Hermawan Susanto (Barcelona 1992), Susi Susanti (Atlanta 1996), Antonius Ariantho/Denny Kantono (Atlanta 1996), Sony Dwi Kuncoro (Athena 2004), Eng Hian/Flandy Limpele (Athena 2004), Maria Kristin Yulianti (Beijing 2008), dan Anthony Sinisuka Ginting (Tokyo 2020).

Cabor kedua yang mempersembahkan medali terbanyak bagi Indonesia adalah angkat berat dengan total 15 medali (7 perak dan 8 perunggu). Rincian 7 perak diraih oleh para lifter seperti Raema Lisa Rumbewas (Sydney 2000, Athena 2004), Citra Febrianti (London 2012), Triyatno (London 2012), Sri Wahyuni Agustiani (Rio de Janeiro 2016), dan Eko Yuli Irawan (Rio de Janeiro 2016, Tokyo 2020).

Berikutnya, 8 perunggu diraih oleh lifter atas nama Sri Indriyani (Sydney 2000), Winarni Binti Slamet (Sydney 2000), Raema Lisa Rumbewas (Beijing 2008), Eko Yuli Irawan (Beijing 2008, London 2012), Triyatno (Beijing 2008), Windy Cantika Aisah (Tokyo 2020), dan Rahmat Erwin Abdullah (Tokyo 2020).

Sebenarnya Indonesia mendapatkan 10 medali lain (2 emas, 5 perak, dan 3 perunggu). Masing-masing dari cabor badminton (2 emas, 2 perak, 1 perunggu), taekwondo (3 perak, 1 perunggu), dan wushu (1 perunggu). Namun, 10 medali itu tidak dihitung secara resmi. Alasannya, medali-medali tersebut merupakan pengenalan dan ajang persahabatan masing-masing cabor di Olimpiade.

Selain Thailand dan Indonesia ada tiga negara ASEAN lain yang pernah membawa pulang medali emas Olimpiade. Mereka adalah Filipina, Vietnam, dan Singapura dengan masing-masing 1 medali emas.

Satu emas bagi Singapura diraih Joseph Schooling dari cabor renang (men's 100 m butterfly) di Rio de Janeiro 2016.

Berikutnya, 1 emas Vietnam didapat Hoàng Xuân Vinh dari cabor menembak (men's 10 metre air pistol) juga di Rio de Janeiro 2016. Terakhir, emas bagi Filipina didapat Hidilyn Diaz dari cabor angkat berat (women's 55 kg) di Tokyo 2020.

Malaysia, di sisi lain, menjadi peraih medali namun belum memiliki medali emas. Mereka sebenarnya bisa membawa pulang 8 perak dan 5 perunggu. Namun, pencarian emas masih belum berujung hingga Olimpiade 2020 (2021(.

Negara ASEAN lain seperti Kamboja, Laos, Myanmar, Brunei, dan Timor Leste belum mendapatkan satu pun medali Olimpiade.

Daftar Medali Negara ASEAN di Olimpiade Sepanjang Masa

Berikut daftar perolehan medali negara-negara ASEAN di ajang Olimpiade musim panas:

Thailand: 10 emas, 8 perak, 17 perunggu

Indonesia: 8 emas, 14 perak, 15 perunggu

Filipina: 1 emas, 5 perak, 8 perunggu

Vietnam: 1 emas, 3 perak, 1 perunggu

Singapura: 1 emas, 2 perak, 2 perunggu

Malaysia: 0 emas, 8 perak, 5 perunggu

Brunei: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu

Kamboja: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu

Laos: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu

Myanmar: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu

Timor Leste: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu

Malaya: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu (sebelum bernama Malaysia)

Baca juga artikel terkait OLIMPIADE 2024 atau tulisan lainnya dari Wan Faizal

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Wan Faizal
Penulis: Wan Faizal
Editor: Fitra Firdaus