tirto.id - Raksasa perbankan Credit Suisse kehilangan hampir seperempat nilainya pada Rabu (15/3/2023). Hal itu dipicu kebangkrutan dua bank regional di Amerika Serikat yaitu Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) California, dan Signature Bank dari New York, langsung memukul parah saham keuangan Eropa. Sementara itu, dampak dramatis terhadap Credit Suisse dalam perdagangan kemarin sebagian besar tidak terduga. Hal itu seiring dengan lembaga yang sangat besar.
Dikutip dari Antara, menurut data tahun 2022 dari Insider Intelligence, Credit Suisse merupakan bank terbesar kedua di Swiss dan terbesar ke-17 di Eropa. Memiliki aset yang dikendalikan sekitar 730 miliar euro atau sekitar 772 miliar dolar AS.
Sementara itu, pada perdagangan Rabu (15/3/2023) kemarin, harga saham Credit Suisse anjlok sebesar 24 persen dan mengakhiri hari di 1,7 franc Swiss dalam perdagangan berat. Di awal sesi saham turun lebih dari 30 persen.
Merosotnya saham Credit Suisse merupakan sesi penurunan kesepuluh berturut-turut untuk saham perusahaan. Mereka telah kehilangan hampir 40 persen nilainya sejak 3 Maret, ketika saham ya diperdagangkan pada 2,78 franc Swiss.
Perkembangan terbaru juga meningkatkan volatilitas franc Swiss dibandingkan dengan euro, dolar AS, dan mata uang utama lainnya.
Bursa saham di seluruh Eropa juga dipengaruhi oleh kerugian Rabu (15/3/2023). Indeks saham unggulan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt Jerman turun 3,3 persen. Kemudian di Paris, indeks CAC 40 turun 3,6 persen. Lalu di Milan saham tergelincir 4,6 persen. Sementara itu, di Madrid turun 4,3 persen, dan di Amsterdam jatuh 2,9 persen.
Dalam banyak kasus, saham sektor keuangan memimpin penurunan karena investor mengkhawatirkan dampak lebih lanjut pada lembaga perbankan. Aksi jual Credit Suisse dilaporkan dipicu oleh laporan keuangan tahunan yang lebih lemah dari perkiraan. Kemudian diikuti oleh pengumuman bahwa pemegang saham terkemuka, Saudi National Bank tidak akan memberikan dukungan keuangan baru melalui akuisisi lebih banyak saham.
Bank sentral Swiss mengatakan pada Rabu (15/3/2023) malam mereka akan memberikan uang tunai kepada Credit Suisse jika diperlukan untuk mempertahankannya. Walaupun para pejabat mengatakan bank tersebut tidak berisiko bangkrut.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa memberi tahu pemberi pinjaman utama Eropa lainnya untuk memantau eksposur mereka terhadap saham dan obligasi Credit Suisse. Bank-bank Eropa telah berada di bawah tekanan selama 12 bulan terakhir, dengan tingkat inflasi melonjak di tengah pasokan energi dan masalah perdagangan terkait dengan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.