tirto.id - Syair adalah salah satu jenis puisi klasik, yang dipengaruhi oleh budaya Arab, yang menyebar dan berkembang di masyarakat Melayu.
Selama proses penyesuaian dan perkembangannya, syair yang ada di Indonesia sudah tidak lagi mengacu pada sastra syair yang berkembang di negeri Arab.
Dilansir dari situs Kemdikbud RI, syair di Indonesia telah mengalami perubahan dan modifikasi, sehingga telah menjadi kebudayaan khas bangsa Melayu.
Dalam istilahnya, syair dapat dirujuk dari penggunaan bahasa arabnya yakni syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Tokoh syair paling terkenal di Indonesia pasti lekat dengan sosok bernama Hamzah Fansuri. Ia merupakan merupakan penggubah syair paling berpengaruh di Indonesia.
Beberapa karyanya di antaranya adalah Syair "Dagang" dan Syair "Si Burung Pingai"
Contoh Syair
Mengutip Modul Belajar Mandiri Kesastraan yang diterbitkan oleh Kemdikbud, berikut ini adalah salah satu contoh syair buah tangan Hamzah Fansuri dengan judul 'Syair Perahu'.
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetulkan jalan tempat berpindah,
Di sanalah I‟tikaf di perbetul sesudah
Wahai muda, kenali dirimu,
Ialah perahu tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu,
Ke akhirat jua kekal diammu.
Jika disimak lebih lanjut, syair tersebut hanya terdiri dari empat baris, dengan setiap barisnya berisi 8-12 suku kata.
Di bagian akhir kalimat terdapat kesamaan sajak, yakni sama-sama bersajak a-a-a-a. Kemudian dalam penyusunannya, syair tersebut tidak memiliki sampiran, karena setiap barisnya adalah isi yang membentuk satu rangkaian pesan yang utuh.
Dalam segi pesan, setiap bait pada syair tersebut lekat dengan sebuah makna yang ingin penulis sampaikan kepada pembacanya.
Pada bait pertama, penulis ingin menyampaikan sebuah syair dengan kata-kata indah tentang perjalanan hidup manusia mencapai kemenangan akhirat.
Sedangkan pada bait kedua, penulis mengajak kita untuk mengenali diri dengan cara mengibaratkan diri kita sebagai perahu. Penulis juga berpesan bahwa kehidupan di dunia ini fana dan hanya kehidupan akhiratlah yang kekal.
Ciri-Ciri Syair
Melalui salah satu contoh syair dengan judul ‘Syair Perahu’ di atas, kita dapat mengambil beberapa ciri-ciri yang dapat menjadi acuan dalam penyusunan sebuah syair. Adapun ciri-ciri syair antara lain:
a) Setiap bait terdiri dari empat baris.
b) Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
c) Bersajak a-a-a-a.
d) Semua baris adalah isi.
e) Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.
Penulis: Mohamad Ichsanudin Adnan
Editor: Yandri Daniel Damaledo