tirto.id - Malam tirakatan 17 Agustus digelar dengan mengikuti susunan lengkap yang telah dipersiapkan oleh panitia acara.
Malam tirakatan 17 Agustus adalah istilah untuk merujuk tradisi yang biasan dilakukan masyarakat Jawa untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tradisi ini dilakukan pada malam hari sebelum 17 Agustus. Dengan kata lain, pada tahun ini malam tirakatan 17 Agustus akan dilaksanakan pada Rabu malam, 16 Agustus 2023.
Berdasarkan studi oleh Nadia, Zunly, Dr. Irwan Abdullah dari Universitas Gadjah Mada berjudul Makna Tirakatan bagi masyarakat Santri Yogyakarta: Studi atas Tradisi Malam Tirakatan dalam rangka memperingati HUT RI pada Masyarakat Kauman dan Mlangi Yogyakarta.
Tradisi tirakatan 17 Agustus rutin dilakukan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya semenjak pasca kemerdekaan sebagai ekspresi rasa syukur atas kemerdekaan yang telah dicapai.
Hal ini lalu diwujudkan dalam laku tirakat, yang oleh orang Jawa kerap dilakukan sebagai upaya untuk menenangkan diri dan saran untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dalam melakukan tirakatan 17 Agustus masyarakat Jawa kerap melaksanakan doa bersama di tiap-tiap RT dan selawatan bersama-sama di masjid.
Contoh Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus
Susunan tirakatan 17 Agustus umumnya sudah dipersiapkan oleh panitia acara. Malam tirakatan kental dengan perpaduan budaya dan agama.
Pada malam tirakatan masyarakat akan merenungkan sejarah kemerdekaan dan berdoa untuk arwah para pahlawan yang telah gugur demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Berikut ini adalah contoh susunan tirakatan 17 Agustus yang bisa menjadi acuan.
1. Pembukaan
- Sambutan dari [penanggung jawab acara]
- Pembacaan doa untuk memulai acara dipimpin oleh kyai atau pemuka agama.
- Membaca basmallah.
- Membaca beberapa ayat suci Al-Quran, seperti Surah Al-Fatihah atau ayat-ayat pilihan lainnya.
- Memberikan tausiyah atau ceramah singkat yang berkaitan dengan semangat kemerdekaan, nasionalisme, dan kecintaan terhadap tanah air.
- Melakukan doa bersama untuk memohon berkah, keselamatan, dan kemakmuran bagi Indonesia.
- Melakukan dzikir dan tasbih sebagai bentuk pengingatan atas nikmat kemerdekaan.
- Mengirimkan doa kepada semua pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
- Menyampaikan cerita dan sejarah perjuangan para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.
- Menampilkan pertunjukan seni tradisional, seperti tarian atau musik daerah, untuk membangkitkan semangat nasionalisme.
- Menyantap makanan bersama sebagai bentuk persaudaraan dan kebersamaan.
- Dilakukan pada tengah malam menjelang tanggal 17 Agustus.
- Melakukan tirakat atau ibadah pribadi, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, atau berdoa secara intens dan khusyuk.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari