Menuju konten utama

Contoh Penulisan Angka dan Bilangan dalam EYD Edisi V

Aturan penulisan angka dan bilangan menurut EYD Edisi V tahun 2022, dan contoh penulisannya.

Contoh Penulisan Angka dan Bilangan dalam EYD Edisi V
Ilustrasi Angka. foto/IStockphoto

tirto.id - Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi V tahun 2022, baru saja diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa).

Pedoman ejaan edisi kelima itu kembali menggunakan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Pada edisi keempat, ejaan itu dikenal dengan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Secara umum, perubahan yang terdapat dalam edisi ini berupa penambahan kaidah baru dan perubahan pada kaidah yang telah ada.

Selain itu, terdapat perubahan redaksi, contoh, dan tata cara penyajian. Secara keseluruhan, perubahan yang ada lebih dari 50 persen.

Contoh Penulisan Angka dan Bilangan dalam EYD Edisi V

Dalam EYD edisi ke-5 yang baru saja diterbitkan ini, terdapat sejumlah aturan termasuk aturan dalam penulisan angka dan bilangan.

Berikut ini aturan dan penjelasannya, sebagaimana dikutip dari laman resmi ejaan.kemdikbud.go.id.

1. Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang bilangan atau nomor.

Angka Arab 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V̄ (5.000), M̄ (1.000.000)

2. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam perincian.

Misalnya:

- Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

- Koleksi pribadi saya lebih dari seribu buku.

- Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.

- Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.

3. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang dan persentase.

Misalnya:

0,5 sentimeter

5 kilogram

4 hektare

10 liter

2 tahun 6 bulan 5 hari

1 jam 20 menit

Rp5.000,00

US$3,50

£5,10

¥100

5%

7 persen

4. Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari satu kata didahului kata seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau diubah susunan kalimatnya.

Misalnya:

- Sebanyak 2.500 orang peserta diundang panitia.

- Sejumlah 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.

- Panitia mengundang 2.500 orang peserta.

- Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

5. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.

Misalnya:

- Sebanyak 500 ribu dosis vaksin telah didistribusikan ke beberapa wilayah.

- Dia mendapatkan bantuan 90 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.

- Perusahaan itu baru saja mendapatkan pinjaman 55 miliar rupiah.

- Proyek nasional pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya 7 triliun rupiah.

6. Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.

Misalnya:

Jalan Kartika I No. 15

Jalan Kartika I/15

Jalan Raya Dumai Kav. 14

Jalan Raya Subrantas Km. 4

Hotel Mahameru, Kamar 169

Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201

7. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab suci.

Misalnya:

- Bab II, Pasal 3, halaman 13

- "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!" (Surah Al-'Alaq [96]: 1)

- "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21: 22)

8. Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.

a. Bilangan utuh ditulis secara mandiri.

Misalnya:

dua belas (12)

tiga puluh lima (35)

lima puluh lima ribu (55.000)

b. Bilangan pecahan ditulis dengan per- yang dilekatkan pada bilangan penyebut yang mengikutinya.

Misalnya:

setengah atau seperdua (½)

seperenam belas (⅟16)

tiga perempat (¾)

dua persepuluh (²∕₁₀)

tiga dua-pertiga (3⅔)

satu persen (1%)

satu permil (1‰)

9. Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi, gabungan awalan ke- dan angka Arab, atau huruf.

Misalnya:

abad VII

abad ke-7

abad ketujuh

Perang Dunia II

Perang Dunia Ke-2

Perang Dunia Kedua

10. Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung (-).

Misalnya:

lima lembar uang 5.000-an (lima lembar uang lima ribuan)

seharga 5.000-an (seharga lima ribuan)

tahun 2000-an (tahun dua ribuan)

11. Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, akta, atau kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf.

Misalnya:

- Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

- Pada hari ini, Rabu, tanggal 13-10-2021 (tiga belas Oktober dua ribu dua puluh satu) telah hadir di hadapan saya, Noviansyah, notaris yang berkedudukan di Kota Batam.

- Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).

12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf secara serangkai.

Misalnya:

Kelapadua

Limapuluhkoto

Rajaampat

Simpanglima

Tigaraksa

EYD versi terbaru ini memuat banyak sekali aturan penulisan dalam Bahasa Indonesia, salah satunya cara menuliskan huruf miring. Bagi yang ingin mengaksesnya, EYD Edisi V versi PDF bisa di-download di sini.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yantina Debora