tirto.id - Perasaan cemas atau biasa dikenal dengan anxiety dapat terjadi pada siapapun. Kecemasan atau anxiety tersebut menggambarkan seseorang merasa khawatir secara berlebihan akan terjadi sesuatu yang buruk pada hidupnya.
Dilansir dari laman psychiatryonline.org, anxiety disorder merupakan salah satu gangguan kejiwaan yang umum terjadi karena perasaan cemas adalah respons emosional yang dirasakan setiap orang terhadap ancaman yang terjadi di masa depan.
Namun saat ini, beberapa orang menganggap anxiety dan panic attack sebagai dua istilah yang sama, nyatanya keduanya adalah kondisi yang sangat berbeda.
Meskipun, keduanya memang memiliki beberapa gejala yang sama seperti nyeri dada dan sesak napas. Akan tetapi, faktanya terdapat gejala lain dari panic attack yang tidak dialami oleh penderita anxiety disorder.
Perbedaan Panic Attack dan Anxiety Disorder
Berdasarkan informasi dari Mayo Clinic, menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Anxiety Disorder dan Panic Attack.
Anxiety Disorder atau gangguan kecemasan merupakan kondisi kesehatan mental yang identik dengan rasa cemas dari waktu ke waktu, terutama jika hidup dalam tekanan. Gangguan ini dapat menganggu aktivitas sehari-hari jika kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan sulit untuk dikendalikan.
Sedangkan, Panic Attack atau serangan panik adalah kondisi kesehatan mental seseorang dimana terjadi ketakutan intens yang muncul secara tiba-tiba dan memicu reaksi fisik cukup parah tanpa adanya penyebab yang jelas.
Serangan panik nyatanya memang lebih menakutkan daripada gangguan kecemasan karena ketika serangan panik muncul dapat menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan kendali seutuhnya, serangan jantung bahkan kematian.
Ciri-ciri dan Gejala Panic Attack dan Anxiety Disorder
Dilansir Healthline, terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan agar dapat membedakan seseorang mengalami Anxiety Disorder atau Panic Attack.
Anxiety Disorder umumnya terjadi karena stres atau terdapat suatu ancaman, misalnya di lingkungan kerja. Sedangkan, Panic Attack tidak selalu disebabkan oleh stres karena seringkali muncul secara tiba-tiba tanpa adanya penyebab.
Tingkat dari Anxiety Disorder bisa ringan, sedang dan berat. Misalnya, ketika sedang melakukan aktivitas muncul rasa cemas di benak dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika Panic Attack penderitanya akan langsung mengalami gejala parah dan menganggu.
Anxiety Disorder lebih mudah untuk dikendalikan secara bertahap oleh otak misalnya dengan cara meditasi. Sedangkan, Panic Attack akan mengambil kendali penuh seluruh tubuh dan menyebabkan gejala fisik yang signifikan sehingga membutuhkan waktu untuk mengatasinya.
Selain ciri-ciri, Panic Attack dan Anxiety Disorder juga dapat dibedakan melalui gejala yang muncul pada penderitanya, merujuk dari laman Mayo Clinic :
Anxiety Disorder bisa menjadi penyakit jangka panjang dengan tingkatan yang berat jika penderitanya tidak segera menyadari, berikut gejala yang harus diperhatikan :
- Merasa gugup, tegang dan gelisah
- Muncul kekhawatiran akan terjadi hal buruk
- Detak jantung berdegung dengan kencang
- Nafas cepat atau Hiperventilasi
- Tubuh gemetar
- Kesulitan berkonsetrasi
- Susah tidur atau insomia
Panic Attack seringkali muncul secara tiba-tiba tanpa peringatan, bisa menyerang kapanpun dan dimanapun dalam kondisi apapun, berikut cakupan gejala atau tanda dari Panic Attack :
- Muncul perasan bahwa malapetaka akan datang
- Detak jantung cepat dan berdebar-debar
- Berkeringat dan gemetar
- Kehilangan kendali
- Sesak nafas dan sesak pada tenggorokan
- Tubuh terasa panas dingin
- Mual atau kram perut
- Sakit kepala bahkan pingsan
- Sensasi mati rasa
- Bahkan kematian
Faktor Resiko Anxiety Disorder dan Panic Attack
Healthline menulis, agar seseorang bisa meningkatkan awareness (kesadaran diri) dan melakukan pencegahan, berikut beberapa faktor- faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang bisa mengalami Anxiety Disorder atau Panic Attack:
- Trauma masa kecil karena mengalami tindak kekerasan atau menyaksikan peristiwa masa lalu yang kurang baik dan perasaan tersebut berkembang hingga dewasa.
- Penumpukan rasa stress karena dipicu oleh sebuah peristiwa sepeti perceraian, kematian dalam keluarga, tekanan pekerjaan atau masalah keuangan
- Memiliki keturunan yang juga mengalami Anxiety Disorder atau Panic Attack
- Penggunaan obat-obatan atau alcohol dapat memicu dan memperburuk Anxiety Disorder atau Panic Attack karena hal tersebut mempengaruhi kerusakan kinerja otak yang mendalam.
- Stress karena menderita penyakit kronis dapat menyebabkan kekhawatiran yang berlebihan tentang perawatan yang akan dijalaninya di masa depan.
Pengobatan Anxiety Disorder dan Panic Attack
Laman nhs.uk merekomendasikan beberapa pengobatan yang bisa dilakukan oleh penderita Anxiety Disorder ataupun Panic Attack, diantaranya :
1. Terapi Psikologis,
Penderita akan disarankan untuk melakukan perawatan berdasarkan terapi perilaku kognitif (CBT) yang dibantu oleh dokter untuk mengembangkan strategi dalam mengelola faktor pemicu gangguan.
2. Obat-obatan
Dokter akan meresepkan sejenis anti-depressant jika tingkat kecemasan atau serangan panik semakin parah. Obat anti-depressant membutuhkan waktu 2 hingga 4 minggu untuk mulai bekerja dan waktu 8 minggu untuk bekerja secara penuh.
3. Rujukan ke Spesialis
Jika gejala penderita tidak membaik setelah menjalani perawatan CBT dan obat-obatan, dokter akan merujuk ke spesialis kesehatan mental seperti psikiater atau psikologis klinis untuk menyusun rencana perawatan secara mendalam.
Penulis: Syafira Aulia Arsani
Editor: Yulaika Ramadhani