Menuju konten utama

Cina Investasi Rp864,61 Miliar ke Kalimantan Timur

Realisasi investasi Cina ke Kalimantan Timur mencapai 60,25 juta dolar AS atau setara dengan Rp864,61 miliar pada triwulan III-2022.

Cina Investasi Rp864,61 Miliar ke Kalimantan Timur
Foto udara pengerjaan proyek Bendungan Sepaku Semoi, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

tirto.id - Realisasi investasi Cina ke Kalimantan Timur mencapai 60,25 juta dolar AS atau setara dengan Rp864,61 miliar pada triwulan III-2022. Negara ini menempati posisi pertama dalam investasi Penanaman Modal Asing (PMA).

"Investasi dari PMA ke Kalimantan Timur pada triwulan III-2022 total mencapai 307,32 juta dolar atau Rp4,41 triliun dengan sumbangan terbesar dari China," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim Puguh Harjanto dikutip Antara, Kamis (5/1/2023).

Investasi dari Cina senilai Rp864,61 miliar tersebut memberikan kontribusi sebesar 19,6 persen, sementara proyek yang dikerjakan sebanyak 11 paket yang tersebar pada sejumlah kabupaten/kota di Kaltim.

Sedangkan Singapura menduduki posisi kedua dengan investasi 49,7 juta dolar atau setara dengan Rp713,31 miliar atau 16,17 persen dari total investasi yang masuk ke Kalimantan Timur dengan 109 proyek.

Sementara Korea Selatan berada di posisi ketiga dengan nilai 49,45 juta dolar atau setara Rp709,67 miliar untuk 9 proyek.

Berdasarkan sektor usaha, katanya, maka subsektor pertambangan mendapatkan investasi terbesar 142,79 juta dolar, setara dengan Rp2,08 triliun, atau sebesar 46,46 persen dari keseluruhan realisasi PMA. Subsektor lain yang memberikan kontribusi cukup besar adalah industri mineral non-logam ( 42,55 juta dolar) dan kehutanan (21,04 juta dolar),

"Secara keseluruhan terdapat 8 subsektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terhadap nilai investasi PMA pada triwulan III 2022, kemudian ada 25 negara yang berinvestasi ke Kaltim untuk 18 subsektor lapangan usaha itu," katanya.

Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja, subsektor pertambangan mampu menyerap 1.179 tenaga kerja (38,47 persen), serta tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan menyerap 1.039 tenaga kerja (33,85 persen).

"Disusul lapangan usaha dari subsektor industri mineral non-logam yang menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 233 orang, atau mencapai 7,59 persen dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap pada triwulan III 2022," kata Puguh.

Baca juga artikel terkait INVESTASI CINA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Anggun P Situmorang