Menuju konten utama

Cina Bangun Taman Hiburan Virtual Reality di Nanchang

Taman Virtual Reality akan di bangun di Nanchang, Cina.

Cina Bangun Taman Hiburan Virtual Reality di Nanchang
Seorang pengunjung mengendarai roller coaster virtual yang dioperasikan oleh lengan robot di taman hiburan VR di Nanchang, Cina. Dake Kang / AP

tirto.id - Cina membangun taman hiburan Virtual Reality, yang mana seluruh wahana dalam taman tersebut menggunakan teknologi virtual reality (VR).

Kendati belum tren, Cina telah mendahului dengan membangun sebuah taman yang memanfaatkan teknologi VR, Associated Press.

Tak tanggung-tanggung, pemerintah berusaha "membujuk" pengusaha lokal untuk turut mendidik para siswa, menyubsidi ruang kantor, dan mensponsori konferensi dan kompetisi.

Kota yang akan dijadikan sebagai lokasi taman hiburan virtual reality adalah Nanchang, ibu kota Provinsi Jiangxi yang berpenduduk 5,5 juta jiwa.

Provinsi tersebut berada di pegunungan Cina selatan-tengah yang relatif miskin dengan mata pencaharian mayoritas pertambangan tembaga dan pertanian.

Tempat hiburan ini memiliki 42 wahana, termasuk VR bumper car dan VR shoot-‘em-ups. Masih banyak area kosong di gedung tersebut, yang mayoritas terbuat dari kaca dan baja futuristik.

Pemerintah berharap bahwa suatu hari nanti tempat tersebut akan menjadi hubs atau pusat pengembangan VR di seluruh dunia.

VRFocus menyebutkan , jika Barat punya kebiasaan membuat taman hiburan seperti roller coaster, maka taman hiburan VR sama sekali berbeda. Ia juga meragukan jika konsep tersebut dapat diadopsi oleh Eropa atau Amerika Serikat.

“Aku ragu ini akan berhasil di sana untuk jangka waktu lama. Bukan tempatnya jika seseorang ingin aktivitas yang menyenangkan lalu datang ke VR Star. Biaya pengembangan VR Star sangat tinggi sehingga sulit dikembangkan di Eropa atau AS,” ujar Nathie, seorang youtuber yang diundang untuk me-review taman hiburan tersebut.

Ia menambahkan bahwa sebenarnya taman hiburan tersebut menakjubkan dan benar-benar baru. Ia mencoba hampir semua perangkat VR, mulai dari simulator, headset, dan wahana yang tidak dijual di Barat, yaitu Eropa maupun AS.

“Ini benar-benar keren, banyak orang menganggap VR adalah sesuatu yang canggung, dan kurasa permainan spektakuler ini akan berhasil,” tambahnya.

Namun, tidak dipungkiri bahwa dunia belum sepenuhnya melihat ke arah perkembangan VR.

“Terus terang, VR bukanlah 100 persen penting di pasar Cina saat ini,” kata Xiong Zongming, CEO IN-UP Technology, satu dari beberapa perusahaan yang diinkubasi oleh teknologi VR, dikutip oleh South China Morning Post.

“Tapi, dengan tekanan dari pemerintah, banyak perusahaan, departemen, dan agensi jadi lebih mau mencoba.”

Xiong adalah seorang pengusaha yang lahir di Nanchang. Ia sempat bersekolah di Jepang sebelum akhirnya kembali dan menetap di Shanghai.

Pemerintah Daerah Nanchang kemudian memintanya kembali ke kampung halaman dan memberi sewa gratis serta uang sejumlah 22.340 dolar AS untuk mendanai start-upnya. Hal tersebut dilakukan untuk menarik kembali pengusaha lokal untuk mengembangkan ekonomi daerahnya.

Ibu kota Cina, Beijing sendiri memulai pengembangan VR-nya sejak bertahun-tahun lalu, dimulai dari headset mentereng dari Samsung, Oculus, HTC, hingga Sony yang menggegerkan pameran elektronik di AS. Cina bisa jadi tidak ingin ketinggalan tren.

Sebuah rencana ambisius untuk mengembangkan kompetisi global, “Made in China 2025” dikembangkan untuk menyamai teknologi mutakhir lainnya seperti mobil listrik, robot, dan perangkat tenaga surya atau angin. Nanchang adalah salah satu dari beberapa kota yang dijadikan pusat pengembangan VR di Cina.

Saat ini, VR sudah digunakan di perangkat gim. Namun VR terkendala oleh harganya yang mahal, masih canggung (belum ada hasil nyata kegunaan praktisnya), dan minim pemanfaatan pada perangkat software maupun perangkat lainnya.

Analis mengatakan bahwa butuh waktu beberapa tahun, mungkin hingga puluhan tahun untuk membuat teknologi VR ini menjadi jamak dalam kehidupan sehari-hari. Namun analis Cina juga berpandangan bahwa upaya ini akan menguntungkan di masa depan.

Pengembangan fasilitas VR di Nanchang terus bergerak dan ribuan orang menghadiri konferensi VR pertama Nanchang Oktober lalu.

Menteri Industri dan Teknologi informasi Cina meyakinkan bank untuk memberi bantuan dana kepada start-up VR dan mendorong pemerintah daerah untuk berinvestasi ke produk-produk VR untuk proyek publik, seperti sekolah, dan tempat wisata.

Pemerintah juga menyediakan subsidi dan pembiayaan untuk perangkat lunak VR, terutama yang berkenaan dengan pendidikan, pelatihan, dan perawatan kesehatan. Nanchang sendiri memiliki 1 miliar yuan (sekitar Rp2,2 triliun) untuk pendanaan start-up VR, dan sedang menyiapkan dana lain untuk menarik perusahaan VR yang sudah mapan.

Baca juga artikel terkait VIRTUAL REALITY atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora