tirto.id - Di era digital yang serba terkoneksi, sulit membayangkan seorang pemimpin tanpa gadget. Namun, Wakil Presiden, Ma'ruf Amin membuktikan sebaliknya.
Dalam kesehariannya, Ma'ruf Amin tidak memiliki ponsel atau gadget. Ajudan Wapres, Kombes Wahyu Sri Bintoro, menceritakan, bagaimana Ma'ruf Amin tetap menjalankan tugas-tugas kenegaraan tanpa ketergantungan pada teknologi modern.
"Beliau ini tidak punya gadget tidak punya handphone. Namun beliau sangat hobi membaca, ilmu fiqih, kitab-kitab kuning, kemudian kitab-kitab para ulama besar," kata Wahyu Sri Bintoro bercerita dihadapan Ma'ruf Amin saat silaturahim dengan keluarga besar Sekretariat Wapres (Setwapres) di Auditorium Istana Wapres, Jakarta, Kamis (17/10/2024).
Wahyu juga bercerita Ma'ruf Amin setiap pagi tidak lupa membaca koran. Tidak hanya itu, Ma'ruf juga senang menonton sinetron.
"Setiap pagi selalu membaca koran, dari berbagai sumber media terutama rajin nonton tv sehingga update perkembangan tanah air. Termasuk juga sinetron lebih tau dia daripada saya," kata Wahyu disambut senyum Ma'ruf Amin.
Hobi Ma'ruf Amin menonton sinetron juga diakui sang istri, Wury Ma'ruf Amin. Wury membenarkan ketika dikonfirmasi pembawa acara. Wahyu juga mengakui Ma'ruf Amin gemar mengoleksi tanaman dari dalam dan luar negeri.
"Tanaman-tanaman yang tidak ada di tanah air juga ada," ungkap Wahyu.
Bekerja Apa Adanya
Sementara itu, Ma'ruf Amin mengakui selama menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) RI bekerja apa adanya dan tidak ingin dilebih-lebihkan. Dia juga mengakui sosok yang tidak suka pencitraan dan tidak perlu membuat kebohongan-kebohongan dalam bekerja.
"Kalau bahasa agama tidak perlu membuat kebohongan-kebohongan. Tidak ada yang lebih zalim daripada suatu yang membuat kebohongan kepada Allah, Jadi tidak perlu," kata Ma'ruf Amin.
Ma'ruf juga mengakui akan kembali mengurus pesantren dan membangun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) usai purna-tugas sebagai Wapres RI. Selanjutnya, Wapres yang juga Ketua Dewan Syuro PKB itu menuturkan akan fokus untuk membangun partai tersebut ke depan.
"Pengabdian tidak boleh berhenti, apa pun lapangannya, sampai akhir hayat. Saya merasa bergembira ditakdirkan Allah menjadi wakil presiden, bisa mengabdi," kata Ma'ruf.
"Padahal dulu, cita-cita saya tidak pernah ingin jadi wakil presiden. Orang tua saya juga menyiapkan saya bukan untuk jadi wakil presiden, melainkan untuk menjadi kiai," tutup Ma'ruf.
Ma'ruf juga bercerita tidak lagi menempati rumah dinasnya di Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat menjelang purna-tugas. Dia mengakui sudah mecicil lama barang-barang untuk dipindahkan ke Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat.
"Pulangnya ke Cimanggis, sudah dicicil lama, sekarang sudah full. Tanaman sudah semua ada di sana, seluruhnya tanaman yang di situ sudah seminggu yang lalu sudah (dipindah)," ujar Ma'ruf.
Editor: Fahreza Rizky