tirto.id - Presiden Joko Widodo membuka sedikit cerita bagaimana upaya Indonesia mendamaikan Ukraina-Rusia. Ia pun mengaku meyakini perang akan sulit berakhir setelah bertemu dengan Presiden Ukraina, Zelensky dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dalam acara sarasehan 100 ekonom pada acara Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia yang digelar Indef, Rabu (7/9/2022), Jokowi bercerita soal kondisi geopolitik dunia yang tidak jelas. Hal itu terjadi setelah Jokowi bertemu dengan petinggi negara dalam berbagai kesempatan kunjungan luar negeri seperti G7 dan G20.
Jokowi kemudian menceritakan soal isi pertemuan dengan Zelensky dan Putin. Jokowi pun membocorkan bahwa ia punya syarat untuk bertemu dengan Putin.
“Saya berbicara dengan Zelensky itu 1,5 jam dengan Presiden Putin 2,5 jam, tapi dengan kursi dekat tidak diterima, tidak dengan jarak yang 5 meter. Kalau saya diterima saat itu dengan jarak 5 meter, saya tinggal pulang, diterima kayak gitu ada yang mau, kalau saya ndak, ndak mau,” kata Jokowi, Rabu (7/9/2022).
Jokowi juga mengaku sempat meminta upaya perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Namun kedua negara bersikukuh untuk tidak mau menghentikan perang. Ia pun pesimistis perang bisa selesai cepat. Jokowi akhirnya mengubah permintaan dari perdamaian ke diskusi pangan.
“Ketemu 2 presiden tadi saya simpulkan bahwa keadaan ini akan berjalan masih lama lagi, jangan berharap perang itu besok atau bulan depan selesai! Sangat tidak mudah, kita mendorong agar terjadi saja dialog saja, menyiapkan ruang dialog saja sangat-sangat sulit sekali,” kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, “Saya belokkan ya, udahlah saya ngomong ini enggak ketemu-ketemu, dah saya ngomong krisis pangan saja, akhirnya agak ketemu.”
Presiden Zelensky menuturkan ke Jokowi bahwa ada 22 juta ton gandum siap kirim dan 55 juta ton gandum siap panen yang tidak bisa dikirim ke luar Ukraina karena takut diganggu Rusia. Jokowi pun meminta Putin untuk setidaknya membolehkan jutaan gandum tersebut bisa dikirim ke luar dan menjamin hasil pangan Ukraina tidak diganggu.
“Presiden Putin pada waktu saya sampaikan, oh saya jamin enggak masalah, saya sampaikan kepada Presiden Putin boleh ini saya sampaikan ke media statement? Oh, silakan sampaikan, dan setelah itu mungkin 2 atau 3 minggu sudah ada 1 kapal yang mulai keluar dari Odessa ke Istanbul,” kata Jokowi.
Dari cerita tersebut, Jokowi menegaskan bahwa perang masih lama sehingga sulit dalam menghitung dampak perang. Saat ini, perang sudah memicu kenaikan harga pangan dan harga energi seperti gas dan minyak bumi. Ia tidak memungkiri perang akan berdampak pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
“Ini yang kita harus hati-hati betul, harus hati-hati betul. Tidak bisa lagi, sekali lagi kita berbicara hanya makronya saja, mikronya juga dan lebih penting lagi detail satu per satu harus dikupas. Oleh sebab itu memang saya mengajak kita mengubah mindset kita bahwa ekonomi dunia, geopolitik dunia berubah, sudah berubah,” kata Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz