Menuju konten utama

4 Cerita Anak Sekolah Minggu tentang Memberi yang Terbaik

Ini dia berbagai kisah anak sekolah minggu tentang memberi yang terbaik. Berbagai kisah ini bisa jadi bahan ajar tentang memberi yang terbaik untuk Tuhan.

4 Cerita Anak Sekolah Minggu tentang Memberi yang Terbaik
Ilustrasi Sekolah MInggu sekolah minggu, foto/istockphoto

tirto.id - Sedari kecil umat Kristiani diajarkan untuk memberikan yang terbaik kepada orang lain, terutama kepada Allah Bapa di Surga. Untuk menanamkan ajaran ini, ada berbagai cerita anak sekolah minggu tentang memberi yang terbaik, yang bisa dikisahkan kepada anak-anak, agar sedari dini memahami, dan pada akhirnya mau melaksanakan ajaran Kristus ini.

Perihal memberi yang terbaik ini sudah termaktub di dalam Alkitab yang merupakan dasar dan filosofi hidup umat Kristiani. Beberapa ayat Alkitab tentang memberi yang terbaik untuk Tuhan dan sesama ini, di antaranya tertulis pada Lukas 6:38 dan 2 Korintus 9:7.

Pada Lukas 6:38 tertulis "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Ayat pada Lukas 6:38 itu menekankan tentang prinsip memberi dan menerima dalam ajaran Kristiani. Selain itu, juga dikatakan bahwa, segala pemberian umat Allah akan dibalas dengan kelimpahan.

Pada 2 Korintus 9:7 ini juga dituliskan bahwa "Setiap orang sebaiknya memberi sesuai dengan apa yang dia putuskan dalam hatinya, tidak dengan berat hati atau terpaksa, karena Allah mengasihi orang yang memberi dengan senang hati." Seperti pada Lukas, ayat ini juga menyatakan perihal memberi yang terbaik. Memberi yang terbaik itu artinya mau memberi dengan sukarela dan penuh dengan sukacita.

Ilustrasi Sekolah Minggu

Ilustrasi Sekolah Minggu. foto/IStockphoto

4 Cerita Anak Sekolah Minggu tentang Memberi yang Terbaik

Agar ajaran tentang memberi yang terbaik ini tidak dilupakan begitu saja, umat Kristen dianjurkan untuk rutin membaca ayat Alkitab tentang memberi yang terbaik untuk Tuhan dan sesama. Juga melakukan berbagai diskusi atau pendalaman Alkitab.

Nah, khusus untuk anak-anak, penanaman nilai-nilai Kristiani tentang memberi yang terbaik ini bisa dilakukan pada saat sekolah minggu. Saat sekolah minggu itu, anak-anak bisa dikisahkan berbagai cerita anak sekolah minggu tentang memberi yang terbaik.

Sebagai inspirasi, berikut ini contoh cerita anak sekolah minggu tentang memberi yang terbaik:

Contoh 1. Cerita Anak Sekolah Minggu tentang Memberi yang Terbaik

Kisah yang pertama diambil dari Injil Markus 12:41–44, tentang seorang janda yang dengan rela memberi yang terbaik. Berikut ini adalah kisahnya:

Di sebuah kota yang jauh, Yesus sedang duduk bersama murid-murid-Nya di dekat tempat persembahan di Rumah Tuhan. Orang-orang berdatangan untuk memberi persembahan. Orang-orang kaya datang dengan baju yang indah. Mereka membawa persembahan yang sangat banyak. Bahkan, suara uang dan persembahan mereka berbunyi keras saat dijatuhkan ke dalam kotak persembahan.

Kemudian, datanglah seorang perempuan tua. Baju perempuan tua itu sangat sederhana, bahkan tampak lusuh. Langkah kakinya pun teramat pelan. Perempuan itu adalah seorang janda. Ia hidup sendirian, karena suaminya sudah meninggal. Ia tidak punya apa-apa, dan uangnya sangat sedikit. Namun, di tangan perempuan itu tersembul dua uang kecil. Hanya uang itu yang janda itu punya.

Dengan penuh kerelaan dan senyum yang bermakna, janda tua itu menjatuhkan dua uang kecil itu ke dalam kotak persembahan. Tentu saja suaranya tidak sekeras para pemberi persembahan lain. Namun, perempuan itu sangat gembira, hatinya penuh dengan sukacita dan kasih kepada Tuhan.

Yesus melihatnya dan berkata kepada murid-murid-Nya:

“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, janda miskin ini memberi lebih banyak dari semua orang lain. Mereka memberi dari kelebihan mereka, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya. Ia memberikan semua yang ia miliki."

Murid-murid pun terkejut. “Tapi uangnya cuma dua koin kecil,” kata murid-murid Yesus.

“Tuhan tidak melihat berapa banyak uangnya,” kata Yesus. “Tuhan melihat isi hati kita," jawab Yesus.

Dari kisah ini, pesan yang bisa diambil adalah bahwa Allah Bapa tidak peduli seberapa besar yang kita berikan. Tuhan hanya peduli pada hati yang tulus ikhlas, dan mau memberi dengan penuh kasih.

Tuhan hanya peduli dari nilai yang tidak terlihat dari pemberian itu, karena meskipun kecil, jika itu diberikan dengan hati yang tulus, maka Allah Bapa akan sangat menyukai pemberian itu.

Contoh 2. Cerita Anak Sekolah Minggu

Cerita anak sekolah minggu tentang pemberian yang terbaik berikutnya diambil dari Yohanes 6: 1-13. Kisah ini diambil berdasarkan kisah tentang "5 Roti 2 Ikan". Berikut ini adalah kisahnya:

Pada suatu hari yang cerah, Yesus sedang mengajar di atas bukit. Ribuan orang datang dari kota dan desa untuk mendengarkan ajaran-Nya. Mereka semua duduk di atas rumput. Yesus pun mengajar tentang kasih Tuhan.

Kemudian, hari sudah semakin sore, dan semua orang mulai lapar. Namun, tidak ada pasar, dan tidak ada yang membawa makanan untuk ribuan orang.

Salah satu murid Yesus, Filipus, berkata, “Guru, bagaimana kita bisa memberi makan semua orang ini?”

Tiba-tiba datanglah seorang anak laki-laki kecil. Ia membawa bekal dari rumah: 5 roti dan 2 ikan kecil. Ia berkata kepada Andreas, “Ini saja yang aku punya. Aku mau berikan untuk Yesus.”

Andreas pun membawa anak itu kepada Yesus. Beberapa orang tertawa, “Apa cukup roti dan ikan sekecil itu untuk orang sebanyak ini?”

Tapi Yesus tersenyum dan berkata, “Terima kasih, Nak. Kamu sudah memberi yang terbaik.”

Lalu Yesus mengambil roti dan ikan itu, menengadah ke langit, dan mengucap syukur kepada Tuhan. Setelah itu, Ia membagikan makanan itu kepada murid-murid untuk diberikan kepada semua orang.

Luar biasa! Roti dan ikan itu tidak habis-habis, sampai lebih dari 5.000 orang kenyang. Bahkan masih tersisa 12 keranjang penuh!

Semua orang heran. Anak kecil itu tersenyum. Anak itu tahu, ia hanya memberi sedikit, tapi itu adalah yang terbaik dari hatinya. Tuhan pun memakainya untuk mukjizat besar.

Dari kisah itu bisa diambil pesan bahwa Tuhan tidak mencari pemberian yang besar. Tuhan hanya mencari orang-orang yang memiliki hati yang tulus dan penuh kasih. Jadi, sekecil apapun, maka jika kita memberikan dengan kasih, maka Tuhan akan sangat menghargainya dan tidak akan pernah melupakannya.

doa sebelum belajar Kristen

Ilustrasi murid sekolah minggu. foto/istockphooto

Contoh 3. Cerita Sekolah Minggu Simple

Kisah anak sekolah minggu selanjutnya tentang memberi yang terbaik diambil dari Yohanes 12:1-8, tentang kisah Maria meminyaki kaki Yesus. Berikut ini adalah kisahnya:

Suatu hari, Yesus datang ke rumah teman-teman-Nya terkasih di Betania. Di sana ada Marta, Maria, dan Lazarus. Mereka menyambut Yesus dengan gembira dan mengadakan makan malam untuk-Nya.

Marta sibuk melayani makanan di dapur, sedangkan Maria duduk di dekat Yesus, mendengarkan dan memandang Dia dengan penuh kasih.

Lalu Maria melakukan sesuatu yang mengejutkan semua orang. Ia membawa sebuah botol kecil berisi minyak wangi yang sangat mahal. Minyak itu bernama narwastu, dan harganya sangat mahal.

Dengan hati penuh kasih, Maria menuangkan minyak itu ke kaki Yesus, lalu menyeka kaki-Nya dengan rambutnya sendiri. Seluruh ruangan dipenuhi dengan bau harum yang menyenangkan.

Namun, salah satu murid Yesus, Yudas Iskariot, tidak senang. Ia berkata,

“Minyak ini sangat mahal! Mengapa tidak dijual saja untuk memberi uang kepada orang miskin?”

Tetapi Yesus berkata, "Biarkan Maria melakukan ini. Ia telah melakukan sesuatu yang indah bagi-Ku. Ia meminyaki-Ku untuk hari penguburan-Ku.”

Yesus tahu bahwa Maria memberikan yang terbaik dari miliknya, dan Ia sangat menghargai kasih yang tulus itu.

Dari kisah tentang Mari yang meminyaki kaki Yesus itu bisa diambil pesan bahwa Tuhan sangat senang bila kita memberi yang terbaik. Jadi, pemberian yang terbaik itu tidak diukur dari mahalnya pemberian. Pemberian yang terbaik itu diukur dari bagaimana seseorang memberikan sesuatu dengan tulus dan Ikhlas.

Contoh 4. Cerita untuk Anak Sekolah Minggu

Kisah anak sekolah minggu tentang pemberian yang terbaik berikutnya adalah diambil dari Kejadian 4:1-7, tentang Habel dan Kain. Berikut adalah kisahnya:

Pada zaman dahulu, setelah Adam dan Hawa meninggalkan Taman Eden, mereka memiliki dua anak laki-laki. Yang pertama bernama Kain, dan adiknya bernama Habel.

Kain menjadi petani, ia menanam sayur dan buah-buahan di ladangnya. Habel menjadi gembala, ia memelihara domba dan kambing.

Suatu hari, mereka ingin memberikan persembahan kepada Tuhan. Kain membawa hasil panennya dari ladang. Habel membawa anak domba terbaiknya, yang gemuk dan sehat.

Mereka mempersembahkan semuanya kepada Tuhan. Tapi Tuhan lebih berkenan kepada persembahan Habel dibanding Kain.

Kain merasa marah dan sedih. Ia cemberut dan tidak senang melihat persembahannya tidak diterima.

Lalu Tuhan berkata kepada Kain, “Mengapa engkau marah? Jika engkau berbuat baik, bukankah engkau akan diterima? Tapi jika tidak, dosa mengintip di depan pintu hatimu.”

Tuhan tahu bahwa hati Kain tidak tulus saat memberi. Tapi Habel memberi yang terbaik, dengan hati yang penuh cinta dan percaya kepada Tuhan.

Dari nukilan kisah tentang Habel dan Kain itu bisa diambil pesan bahwa Tuhan juga melihat bagaimana kondisi hati kita saat kita memberi. Dari kisah itu terlihat bahwa Habel memberi yang terbaik karena ia mengasihi Tuhan. Sementara itu, tidak dengan Kain yang ternyata tidak benar-benar mengasihi Tuhan.

Jadi, sebagai umat Kristiani, kita tidak bisa sembunyi dari mata Tuhan, karena Tuhan sungguh tahu apa yang ada di dalam hati.

Ilustrasi Sekolah Minggu sekolah minggu

Ilustrasi Sekolah MInggu sekolah minggu, foto/istockphoto

Demikianlah berbagai cerita anak sekolah minggu tentang memberi yang terbaik untuk Tuhan dan untuk sesama. Berbagai kisah yang dinukil dari Alkitab ini bisa jadi pedoman, sekaligus inspirasi bagi para pengikut Kristus agar berbagai ajaran-Nya bisa ditanamkan kepada para murid-Nya sedari dini.

Baca juga artikel terkait SEKOLAH MINGGU atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Edusains
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Lucia Dianawuri & Yulaika Ramadhani