Menuju konten utama

Kumpulan Cerita Paskah untuk Sekolah Minggu

Kumpulan cerita Paskah untuk Sekolah Minggu bisa dimanfaatkan jelang perayaan Paskah 2025. Contohnya Yesus Masuk ke Yerusalem dan Perjamuan Terakhir.

Kumpulan Cerita Paskah untuk Sekolah Minggu
Umat Katolik mengikuti misa malam Paskah di Gereja Katolik Santo Thomas, Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (8/4/2023). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww.

tirto.id - Umat Kristiani merayakan momen istimewa Paskah setiap tahun dan dikenal sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Kumpulan cerita Paskah untuk Sekolah Minggu bisa menjadi referensi.

Momen Paskah bukan hanya dirayakan lewat ibadah di Gereja atau perayaan keluarga, tapi juga menjadi kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai iman kepada anak-anak lewat kegiatan Sekolah Minggu.

Salah satu cara terbaik mengajarkan makna Paskah kepada anak-anak adalah melalui cerita-cerita rohani yang sederhana namun bermakna.

Kumpulan Cerita Paskah untuk Sekolah Minggu

Kumpulan cerita Paskah untuk Sekolah Minggu dapat mencakup Yesus Masuk ke Yerusalem dan Perjamuan Terakhir. Kemudian Yesus Berdoa di Taman Getsemani, Yesus Disalibkan, hingga Yesus Bangkit!

Berikut ini kumpulan cerita Paskah singkat yang cocok untuk dibawakan saat Sekolah Minggu:

Yesus Masuk ke Yerusalem

Suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan menuju kota Yerusalem. Tapi kali ini berbeda—Yesus tidak masuk sebagai orang biasa. Ia meminta murid-Nya untuk mengambil seekor keledai muda yang belum pernah ditunggangi siapa pun.

Dengan lembut, Yesus duduk di atas keledai itu dan mulai memasuki kota. Saat orang-orang melihat-Nya datang, mereka sangat gembira. Mereka mengambil ranting-ranting palma dan menghamparkannya di jalan.

Beberapa bahkan meletakkan jubah mereka di tanah sebagai bentuk penghormatan. Dari segala penjuru terdengar sorak-sorai: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” Anak-anak pun ikut bersorak dan berlari menyambut-Nya dengan sukacita.

Mereka tahu Yesus adalah Raja yang membawa damai, bukan raja yang datang dengan kuda perang atau pedang, tapi dengan hati yang penuh kasih.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk menakutkan, tetapi untuk menjadi sahabat bagi semua, terutama anak-anak. Ia datang dengan rendah hati, membawa pengharapan dan kasih. Dari cerita ini, kita belajar bahwa kebesaran sejati datang dari kerendahan hati dan cinta yang tulus.

Perjamuan Terakhir

Pada malam sebelum Ia disalibkan, Yesus mengajak dua belas murid-Nya untuk makan bersama dalam sebuah ruangan di Yerusalem. Suasana malam itu terasa tenang, tapi juga penuh makna. Mereka duduk bersama, makan, dan berbincang seperti keluarga.

Di tengah perjamuan, Yesus melakukan sesuatu yang sangat istimewa. Ia mengambil sepotong roti, mengucap syukur kepada Allah, lalu memecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya sambil berkata, “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu. Lakukan ini untuk mengenang Aku.”

Setelah itu, Ia mengambil cawan berisi anggur dan berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi banyak orang.” Murid-murid terdiam. Mereka belum sepenuhnya mengerti, tapi mereka tahu ini adalah momen yang sangat penting.

Lewat roti dan anggur, Yesus mengajarkan arti kasih yang sejati—kasih yang rela berkorban demi orang lain. Melalui cerita ini, anak-anak diajak untuk memahami pentingnya berbagi, mengenang kasih Yesus, dan menjalani hidup dengan penuh kasih.

Perjamuan Kudus bukan sekadar tradisi, tapi tanda cinta yang tak pernah berakhir dari Sang Juruselamat.

Yesus Berdoa di Taman Getsemani

Setelah Perjamuan Terakhir, Yesus pergi ke sebuah taman yang tenang bernama Getsemani. Ia mengajak tiga murid-Nya—Petrus, Yakobus, dan Yohanes—untuk ikut serta dan berdoa bersama-Nya. Malam itu gelap dan sunyi, tetapi hati Yesus dipenuhi kesedihan yang mendalam.

Ia tahu bahwa sebentar lagi Ia akan ditangkap dan menderita demi menyelamatkan dunia. Yesus menjauh sedikit dari murid-murid-Nya dan berlutut untuk berdoa.

Dengan penuh pergumulan, Ia berkata, “Ya Bapa-Ku, jika mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari padaku. Tetapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak-Mu.”

Meskipun takut dan sedih, Yesus memilih untuk tetap taat pada rencana Allah. Sementara itu, murid-murid-Nya justru tertidur. Tiga kali Yesus kembali dan mendapati mereka tidak mampu berjaga. Namun Yesus tetap sabar.

Melalui kisah ini, anak-anak belajar bahwa ketaatan kepada Tuhan bukanlah hal mudah, apalagi saat menghadapi kesulitan. Tapi Yesus memberi teladan, bahwa dalam doa dan penyerahan diri, kita bisa kuat dan percaya bahwa rencana Tuhan selalu yang terbaik.

Yesus Disalibkan

Yesus dibawa ke bukit Golgota untuk disalibkan, meskipun Ia tidak bersalah. Orang-orang mencemooh-Nya, tentara memukuli-Nya, dan mahkota duri dipakaikan di kepala-Nya.

Namun, Yesus tidak membalas. Ia tetap diam, sabar, dan penuh kasih. Di kayu salib, tubuh-Nya terluka parah, tetapi hatinya tetap penuh cinta untuk semua manusia, termasuk mereka yang menyakitinya.

Dalam penderitaan yang amat sangat, Yesus menoleh ke langit dan berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Kata-kata itu menjadi bukti kasih-Nya yang luar biasa. Ia mengampuni, bahkan di saat paling menyakitkan.

Di sisi-Nya, ada dua penjahat yang juga disalibkan. Salah satunya meminta ampun, dan Yesus menjawab, “Hari ini juga engkau akan bersama-Ku di Firdaus.” Ini menunjukkan bahwa pengampunan Tuhan selalu tersedia bagi siapa saja yang mau bertobat.

Melalui cerita ini, anak-anak diajarkan bahwa kasih Yesus tidak mengenal batas. Ia mengajarkan untuk mengampuni, bahkan saat kita disakiti. Yesus ingin kita hidup dengan hati yang penuh cinta, sama seperti Dia telah mengasihi dan mengampuni kita terlebih dahulu.

Yesus Bangkit!

Pagi-pagi sekali, Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus untuk merawat tubuh-Nya. Ketika ia tiba di kubur, ia terkejut melihat batu penutup kubur telah digulingkan dan kubur itu kosong. Maria merasa bingung dan sangat sedih. Ia berlari memberitahukan murid-murid Yesus bahwa tubuh-Nya hilang.

Ketika Maria kembali ke kubur, ia melihat dua malaikat duduk di tempat Yesus berbaring. Mereka bertanya, “Mengapa engkau menangis?” Maria menjawab, “Karena mereka telah membawa Tuhan, dan aku tidak tahu di mana Dia diletakkan.”

Tiba-tiba, seorang pria yang berdiri di dekatnya memanggil namanya, “Maria.” Maria mengenali suara itu dan itu adalah Yesus! Yesus hidup! Ia berkata, “Jangan takut, pergilah kabarkan kepada saudara-saudaramu bahwa Aku telah bangkit.”

Maria merasa sangat gembira dan penuh sukacita, lalu berlari memberitahukan kabar besar itu kepada murid-murid Yesus. Yesus telah bangkit dari kematian, dan hidup-Nya memberi harapan baru bagi semua orang.

Cerita ini mengajarkan anak-anak bahwa Yesus hidup dan selalu bersama kita. Paskah adalah hari kemenangan atas dosa dan kematian, dan melalui kebangkitan-Nya, kita diajak untuk hidup dengan penuh harapan dan percaya bahwa kasih-Nya tidak pernah berakhir.

Baca juga artikel terkait PASKAH atau tulisan lainnya dari Lita Candra

tirto.id - Edusains
Kontributor: Lita Candra
Penulis: Lita Candra
Editor: Beni Jo