tirto.id - Badan Restorasi Gambut (BRG) berencana menambah jumlah Sistem Pemantauan Air Lahan Gambut (SIPALAGA) di empat provinsi dalam rangka pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead mengatakan lembaganya akan membangun 30 unit SIPALAGA baru pada 2019.
SIPALAGA merupakan sistem peringatan dini untuk memantau tinggi permukaan air di ekosistem lahan gambut secara langsung. Data tersebut nantinya akan dikirim ke server BRG dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk dilakukan pengecekan. SIPALAGA berguna untuk memantau kondisi kekeringan di lahan gambut yang kerap memicu kebakaran.
Nazir menjelaskan 30 unit SIPALAGA baru itu akan dipasang di Provinsi Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.
Menurut Nazir, penambahan jumlah sistem peringatan dini tersebut agar seluruh lahan gambut di Indonesia bisa dipantau kondisinya. Apalagi lahan gambut di empat provinsi itu rentan mengalami kebakaran saat musim kemarau.
“Semua itu akan kami pantau dan prioritaskan, karena risiko tingkat kerawanan terhadap bahaya kebakaran,” kata Nazir di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta Selatan pada Selasa (29/1/2019).
Pada Februari 2019, kata Nazir, akan mulai dipasang sebanyak 10 unit SIPALAGA baru. Menurut dia, pemasangan 10 SIPALAGA itu untuk memantau kondisi 400.000 hektar lahan gambut.
“Lahan di sana [Riau, Jambi, Kalteng dan Kalbar] sudah mulai dikontrak. Supaya terkoneksi semuanya,” kata Nazir.
Dia optimistis target pemasangan 30 unit SIPALAGA baru pada tahun ini bisa tercapai. Nazir meminta infrastruktur peringatan dini tersebut dijaga oleh masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
“Kami minta juga dukungan Pemda [Pemenrintah Daerah] untuk memperhatikan dan mendukung masyarakatnya yang sudah dibangun SIPALAGA. Juga akan kami bangun terus yang baru,” kata dia.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Addi M Idhom