tirto.id - Pergantian tahun tinggal menghitung hari lagi. Setidaknya kurang dari dua minggu, kita akan memasuki 2023.
Banyak yang memiliki harapan positif akan datangnya 2023, tetapi tak sedikit pula yang khawatir dan mengaitkan 2023 dengan ancaman resesi global.
Bahkan, saat ini resesi juga tengah melanda Rusia hingga Inggris. Lantas bagaimana cara untuk menjaga keuangan agar tetap stabil di tengah ancaman resesi 2023?
Tips menjaga finansial agar tetap stabil di tengah ancaman resesi 2023
Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie membagikan kiat-kiat sederhana bagi masyarakat agar bisa menjaga kondisi finansial pribadi maupun keluarganya tetap stabil dalam menghadapi ancaman resesi 2023, di antaranya,
1. Harus punya cukup dana darurat
Prita menjelaskan, hal mendasar yang bisa dilakukan untuk memastikan agar keuangan stabil di tengah ancaman resesi global adalah menyiapkan dana darurat.
"Pertama harus selalu miliki dana darurat yang cukup, tempatinnya di mana? Tempatkan di tempat yang likuid seperti tabungan biasa, reksadana pasar uang, atau bisa di deposito tanpa pinalti," ujar Prita seperti dilansir dari Antara.
Dengan memiliki dana yang likuid, apabila terjadi sesuatu yang di luar perencanaan keuangan di masa ketidakpastian maka pemilik dana bisa mengambilnya tanpa perlu kesulitan akses.
2. Usahakan untuk mengurangi angsuran dan cicilan
Kiat kedua yang disarankan Prita dalam menghadapi ancaman resesi global 2023 ialah merendahkan angsuran dan cicilan.
Pemilik dana sebaiknya mengambil keputusan untuk mengangsur atau mencicil dengan lebih bijak mengingat adanya kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga.
"2023 itu ditakuti orang-orang karena potensi naiknya suku bunga. Apalagi untuk suku bunga yang floating itu bisa mengubah kondisi keuangan kita. Bisa jadi yang tadinya keuangannya sehat malah menjadi tidak baik," ujarnya.
3. Lebih aktif menabung
Selanjutnya untuk kiat ketiga, Prita menyarankan agar masyarakat bisa lebih aktif menabung jika memiliki dana berlebih, lalu sesuaikan profil risiko dengan instrumen untuk menabung.
Misalnya Anda termasuk orang yang takut berinvestasi di saham karena kenaikan atau turunnya harga saham, maka Anda bisa memilih investasi deposito atau reksadana pasar uang.
Menurut Prita di tengah masa ketidakpastian, masih tetap ada peluang ekonomi yang bisa tercipta dan justru dapat menjadi momen seseorang untuk menata keuangannya menjadi lebih optimal.
Meski begitu, ia mengingatkan masyarakat agar bisa berinvestasi di pihak resmi atau telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Perlu diingat hindari tawaran-tawaran investasi yang terkesan memberi keuntungan dalam waktu instan. Ketika untungnya besar dan terasa tidak masuk akal itu harus ditolak jauh-jauh," tutupnya.
Editor: Iswara N Raditya