Menuju konten utama

Cara Mengurus Perizinan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT)

Agar cara mengurus PIRT lancar, ketahui terlebih dahulu syarat mengajukan Perizinan Produk Industri Rumah Tangga. Berikut ini panduannya.

Cara Mengurus Perizinan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT)
Ilustrasi produk industri rumah tangga, Pekerja memotong tahu yang telah selesai diproduksi di pabrik tahu di kawasan Utan kayu, Jakarta Timur, Jumat (7/9/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Cara mengurus PIRT perlu pelaku usaha ketahui lantaran pengurusan izin ini penting sebagai jaminan atau bukti bahwa usaha makanan-minuman rumahan yang dijual memenuhi standar produk pangan yang berlaku.

Menjadi pengusaha mungkin memang jadi pilihan sebagian orang. Anda bisa memulai dan menjalankan usaha dari rumah. Bisnis rumahan ini masuk dalam kategori usaha kecil dan menengah (UKM). Bisnis rumahan ini justru bisa menjadi salah satu penunjang perekonomian masyarakat saat ini.

Namun, saat Anda memutuskan untuk menjalani bisnis rumahan ini ada syarat yang harus Anda miliki, yaitu perizinan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), terutama untuk produk jenis makanan atau minuman.

Jika pelaku usaha memiliki izin PIRT, mereka bisa dengan tenang mengedarkan dan memproduksi secara luas dengan resmi.

Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga, Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh bupati/wali kota terhadap pangan produksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah memenuhi persyaratan pemberian SPP-IRT dalam rangka peredaran pangan produksi IRTP.

SPP-IRT diterbitkan oleh bupati/wali kota melalui Dinas Kesehatan di Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu tiap daerah.

Syarat Penerima SPP-IRT

Seperti dilansir dari laman resmi Indonesia.go.id SPP-IRT diberikan kepada IRTP yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  • Memiliki sertifikat penyuluhan keamanan pangan;
  • Hasil pemeriksaan sarana produksi pangan produksi IRTP memenuhi syarat; dan
  • Label pangan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan

SPP-IRT ini berlaku paling lama lima tahun terhitung sejak diterbitkan dan dapat diperpanjang melalui permohonan SPP-IRT.

Permohonan perpanjangan SPP-IRT dapat diajukan dilakukan paling lambat enam bulan sebelum masa berlaku SPP-IRT berakhir.

Apabila masa berlaku SPP-IRT telah berakhir, pangan produksi IRTP dilarang untuk diedarkan.

Pedoman Pemberian SPP-IRT

Jenis pangan produksi IRTP yang diizinkan untuk memperoleh SPP-IRT:

  • Jenis pangan yang diizinkan untuk diproduksi dalam rangka memperoleh SPP-IRT tidak termasuk:
  1. Pangan yang diproses dengan sterilisasi komersial atau pasteurisasi
  2. Pangan yang diproses dengan pembekuan (frozen food) yang penyimpanannya memerlukan lemari pembeku
  3. Pangan olahan asal hewan yang disimpan dingin/beku
  4. Pangan diet khusus dan pangan keperluan medis khusus, antara lain MP-ASI, booster ASI, formula bayi, formula lanjutan, pangan untuk penderita diabetes.
  • Jenis pangan yang diizinkan memperoleh SPP-IRT merupakan hasil proses produksi IRTP di wilayah Indonesia, bukan pangan impor.
  • Jenis pangan yang mengalami pengemasan kembali terhadap produk pangan yang telah memiliki SPP-IRT dalam ukuran besar (bulk).

Syarat Mengurus PIRT

Pengurusan Perizinan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) memerlukan beberapa persyaratan seperti berikut:

  • Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) pemilik usaha rumahan
  • Pasfoto 3×4 pemilik usaha rumahan, 3 lembar
  • Surat keterangan domisili usaha dari kantor camat
  • Denah lokasi dan denah bangunan
  • Surat keterangan puskesmas atau dokter untuk pemeriksaan kesehatan dan sanitasi
  • Surat permohonan izin produksi makanan atau minuman kepada
  • Dinas Kesehatan
  • Data produk makanan atau minuman yang diproduksi
  • Sampel hasil produksi makanan atau minuman yang diproduksi
  • Label yang akan dipakai pada produk makanan minuman yang diproduksi
  • Menyertakan hasil uji laboratorium yang disarankan oleh Dinas Kesehatan Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan untuk mendapatkan SPP-IRT.

Tata Cara Pemberian SPP-IRT

A. Penerimaan Pengajuan Permohonan SPP-IRT

Permohonan diterima oleh bupati/wali kota c.q. Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dinas Kesehatan dan dievaluasi kelengkapannya secara administratif yang meliputi:

  • Formulir Permohonan SPP-IRT yang memuat informasi sebagai berikut:
  1. Nama jenis pangan
  2. Nama dagang
  3. Jenis kemasan
  4. Berat bersih/isi bersih (mg/g/kg atau ml/l/kl)
  5. Bahan baku dan bahan lainnya yang digunakan
  6. Tahapan produksi
  7. Nama, alamat, kode pos dan nomor telepon IRTP
  8. Nama pemilik
  9. Nama penanggung jawab Informasi tentang masa simpan (kedaluwarsa)
  10. Informasi tentang kode produksi
  • Dokumen lain antara lain:
  1. Surat keterangan atau izin usaha dari camat/lurah/kepala desa
  2. Rancangan label pangan
  3. Sertifikat penyuluhan keamanan pangan (bagi pemohon baru).

Penyerahan SPP-IRT

  1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirimkan rekomendasi SPP-IRT ke Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu
  2. Bupati/wali kota c.q. Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu menyerahkan SPP-IRT kepada pemilik/penanggungjawab IRTP yang telah memenuhi persyaratan.

Perpanjangan SPP–IRT dan Perubahan Pemilik

  1. Pengajuan perpanjangan SPP-IRT dapat dilakukan paling lambat enam bulan sebelum masa berlaku SPP-IRT berakhir.
  2. Perubahan pemilik/penanggung jawab IRTP harus dilaporkan kepada bupati/wali kota c.q. Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu
  3. Proses perpanjangan dan perubahan pemilik sama seperti proses permohonan SPP-IRT.
  4. Pemilik atau penanggung jawab IRTP yang sudah memiliki sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan tidak diwajibkan mengikuti kembali Penyuluhan Keamanan Pangan.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH
Penyelaras: Ibnu Azis