tirto.id - Jamur merang yang nama latinnya adalah Vorvariella volvacea banyak dipilih oleh untuk dibudidayakan di rumah karena memiliki nilai ekonomi tinggi dengan perawatan yang relatif mudah dan waktu tanam singkat.
Jamur ini juga disukai karena bercita rasa lezat sekaligus mengandung banyak protein serta mineral seperti riboflavin, tiamin, asam nikotin, kalsium serta fosfor.
Sebaliknya, kandungan kalori dan lemak juga kolesterolnya rendah sehingga pas bagi konsumen yang menjalani program diet rendah kalori.
Media tanam yang disukai oleh jamur merang adalah kompos yang terbuat dari limbah pertanian, juga kompos jenis lain sehingga tidak menyulitkan petani dalam mencari media tanamnya.
Lantas, bagaimana cara budidaya jamur merang sendiri saat di rumah? Simak penjelasannya berikut ini!
Cara Budidaya Jamur Merang di Rumah
Tahapan budidaya jamur merang ada 4 yakni isolasi, pembuatan bibit, penanaman dan pemanenan, seperti melansir laman Pertanian.go.id.
Namun untuk pertanian skala kecil di rumah, biasanya bibit cukup dibeli pada penyedia bibit untuk memudahkan mendapat bibit unggul.
1. Membuat Kumbung
Untuk melakukan budidaya jamur merang di rumah, pertama-tama harus dipertimbangkan dulu pembuatan kumbung atau rumah di mana media tanam diletakkan. Jamur merang akan tumbuh bagus di dalam kumbung yang berukuran sekira 6m x 4m dengan tinggi 2,5 m.
Kerangka kumbung bisa dibuat dari bambu atau besi, dengan dinding dan atap terbuat dari plastik atau bata permanen. Fungsinya adalah menjaga suhu di dalam tetap hangat yang disukai oleh jamur merang yakni 20 - 32 derajat celcius.
Beri jendela yang dapat dibuka tutup atau blower untuk mengalirkan udara di dalam kumbung. Beri lampu 50 foot candle yang dapat dipindah-pindahkan atau dimatikan ketika sedang berlangsung pasteurisasi. Lampu dinyalakan ketika waktu pembentukan badan buah.
Lampu TL daylight (neon) sebesarr 60 watt diberikan dalam kumbung untuk melindungi suhu udara. Demikian juga penghangat/heater.
Letakkan dua baris rak di dalam kumbung yang terbuat dari kawat atau bambu atau besi dengan 3-5 tingkat bedengan.
2. Fermentasi Media Tanam
Jika membuat sendiri media tanam, maka gunakan kombinasi limbah kapas serta jerami dengan perbandingan 2 : 1 atau mungkin 1 : 1, serta 3-4 persen kapur pertanian. Aduk hingga rata lalu rendam di air 2-3 jam bahkan bisa juga sampai 24 jam.
Peras media setelah perendaman kemudian ditumpuk dalam ruang yang berlantai semen setinggi 1,5m x 1,5 m. Tutup dengan plastik untuk proses fermentasi 2-4 hari.
Apabila media tanam adalah jerami, maka gunakan kapur pertanian 1 persen, Urea 1 persen dan campur kemudian fermentasi 6 hari.
Setiap hari jerami mesti dibalik kemudian ditutup kembali dengan plastik. Sebelum digunakan, jerami diberi tambahan dedak 10 persen, superfosfat 1 persen serta kapur pertanian 1 persen.
Gunakan media jerami dengan cara diberi susunan kapas atau eceng gondok kering yang telah melalui proses rendam dan fermentasi, lalu letakkan pada rak di dalam kumbung.
3. Membuat Pembangkit Uap
Pembangkit uap dibuat dengan cara: tangki ukuran 200 lt berisi air diletakkan dalam posisi berbaring di atas sebuah tungku yang dibuat di luar kumbung. Sambung tangki dengan pipa bambu/paralon yang menempel dengan tangki.
Bagian pipa dimasukkan ke dalam kumbung, agar uap air yang dihasilkan dari tangki yang dipanaskan, dapat masuk ke kumbung.
Letakkan pipa di tengah kumbung agar uap air merata masuk ke dalam ruangan. Beri lubang pada badan pipa per 1 meter, sebanyak 8 lubang.
4. Pengisian Media dan Proses Pasteurisasi
Proses pengisian media tanam ke rak-rak dalam kumbung dilakukan setelah proses fermentasi media selesai. Tinggi media yang diletakkan dalam rak adalah 15-20 cm.
Kemudian lakukan penguapan panas lewat pipa dari tangki, hingga suhu dalam kumbung mencapai 70 derajat celcius selama 2-4 jam. Itu adalah proses pasteurisasi.
Usai pasteurisasi, hentikan penguapan agar udara segar masuk dan suhu turun hingga 30-50 derajat Celcius selama sehari semalam atau 24 jam.
Kemudian 8-12 jam kemudian media tanam siap ditanami bibit 1-6 persen dari berat basah media. Bibit disebarkan pada permukaan media kompos. Media pada rak ukuran 3 x 1 meter butuh 4-6 botol bibit ukuran 500 ml.
Tutup kumbung selama 3 hari dan jaga suhu agar tetap stabil agar miselium tumbuh ke semua media kompos. Suhu ideal adalah 30-50 derajat Celcius.
Usai delapan hari penaburan bibit, biarkan sinar matahari masuk agar primodia jamur terbentuk. Ketika primodia terbentuk maka udara segar dibutuhkan agar terjadi perubahan badan buah jamur.
5. Pengairan/penyiraman
Jamur merang butuh penyiraman dengan sprayer di permukaan media. Siram memakai air yang diberi urea dengan ukuran 2-3 sendok urea pada 20 liter air. Siram ketika permukaan kompos terlihat kering.
6. Pemeliharaan
Memelihara jamur merang cukup dengan menjaga suhu dalam kumbung 30-35 derajat celcius dengan kelembaban 80-90%. Bersihkan media jika tumbuh jenis jamur lain yang mengganggu.
7. Panen
Proses panen dapat dilakukan pada 20-30 hari usai penanaman dengan interval 2 hari sekali. Lakukan ketika ukuran jamur belum mencapai maksimumnya.
Caranya, angkat dan pelintir ujung akar dengan hati-hati agar jamur lain di sampingnya yang belum besar tidak rusak.
Sementara itu, selengkapnya terkait budidaya dan pengendalian hama pada jamur merang dapat disimak lewat link Dispertan Banten berikut ini.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Maria Ulfa