tirto.id - Harga cabai rawit di sejumlah daerah mengalami lonjakan. Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga cabai rawit mengalami lonjakan tertinggi di provinsi Kalimantan Utara, rawit dijual dengan harga Rp138.150/kg.
Harga cabai rawit di Kepulauan Bangka Belitung Rp130.650/kg, Kalimantan Tengah Rp121.900/kg, Maluku Utara Rp120.000/kg, DKI Jakarta Rp120.000/kg, Riau Rp110.000/kg, Banten Rp108.600/kg, Maluku Rp105.650/kg, Kalimantan Timur Rp102.900/kg.
Kemudian di daerah Jambi cabai rawit dijual dengan harga Rp102.500/kg, Jawa Barat Rp101.950/kg, Papua Rp100.850/kg, Kalimantan Selatan Rp100.400/kg, Sumatera Selatan Rp98.000/kg, Papua Barat Rp96.250/kg, DI Yogyakarta Rp92.500/kg.
Mengenai adanya kondisi tersebut Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Tommy Nugraha mengungkap, jamur hingga gagal panen merupakan pemicu utama lonjakan harga cabai rawit di dalam negeri.
“Kita sudah tau ya curah hujan sedang tinggi ya. Bulan Juni ini biasanya sudah kering ini masih banyak hujan jadi akibat itu banyak tanaman yang kena penyakit seperti jamur dan itu mempengaruhi tingkat produktifitas panen yang akhirnya turun kemudian ada pula lahan sentra yang mengalami banjir,” jelas dia kepada Tirto, Selasa (28/6/2022).
Selain itu ada masalah lain yaitu, lonjakan konsumsi. Selama dua tahun terakhir konsumsi masyarakat untuk rawit berkurang sehingga petani menyesuaikan kondisi tersebut. Sementara saat ini produksi rawit masih sama seperti permintaan pandemi, padahal konsumsi sudah mulai tinggi beranjak ke masa normal.
“Ketika masih pandemi restoran ditutup pesta dilarang, permintaan jarang langka dalam dua tahun terahir. Jadi ada seperti peningkatan konsumsi tapi suplainya kurang,” kata dia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut Kementan sudah memberikan bantuan kepada petani untuk menghilangkan jamur. Ia memprediksi dalam dua minggu ke depan harga rawit akan mulai turun mengingat banyak petani yang sudah memebrikan informasi bahwa akan melakukan panen dalam waktu dekat.
“Percepatan tanam agar bisa panen ya, beberapa petani cabai sekitar dua minggu lagi ya. Jadi memang tergantung hujannya reda,” tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang