Menuju konten utama

Cak Imin Soroti Krisis Iklim: Levelnya Sudah Mengerikan

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menyoroti kerusakan lingkungan saat ini yang dinilainya sudah pada level mengkhawatirkan.

Cak Imin Soroti Krisis Iklim: Levelnya Sudah Mengerikan
Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saat Peluncuran Komunitas PKB EcoGen di Jakarta, Sabtu (12/7/2025). tirto.id/Nanda

tirto.id - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menyoroti kerusakan lingkungan saat ini yang dinilainya sudah pada level mengkhawatirkan. Cak Imin pun menyatakan dukungannya terhadap gerakan pro lingkungan.

“Ada yang menolak yang pro lingkungan hidup secara ekstrem, menuduh yang ekstrem itu wahabi. Katanya wahabi lingkungan. Perlu saya jawab, saya sangat bisa memahami gerakan lingkungan hidup yang ekstrem. Kenapa? Karena perusakan lingkungan hidup juga sangat ekstrem,” katanya dalam acara Peluncuran Komunitas PKB EcoGen di Jakarta, Sabtu (12/7/2025).

Cak Imin mengatakan kerusakan lingkungan terjadi akibat berbagai aktivitas, termasuk pertambangan. Menurut Cak Imin, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga seluruh dunia.

“Bukan hanya krisis iklim, tetapi sudah sampai pada level kehancuran iklim. Jadi levelnya sudah mengerikan,” ucap Cak Imin.

Cak Imin mengakui semua orang sadar kerusakan lingkungan saat ini, namun hanya sedikit yang mau menyelamatkan agar tak makin buruk.

“Semua tahu itu, semua sadar itu, semua prihatin itu, tapi enggak melakukan apa-apa,” tutur Cak Imin.

Di sisi lain, Cak Imin juga mengungkapkan keprihatinannya atas perubahan drastis cuaca belakangan ini. Ia menyoroti cuaca panas ekstrem yang belakangan terjadi.

“Mari kita selamatkan bumi daripada kita pindah planet. Benar ini. Kita sudah enggak tahan ini di bumi yang panasnya nggak karuan,” katanya.

Cak Imin lantas menjelaskan fenomena bumi berada pada titik terjauh dari matahari pada bulan ini. Ia mengatakan, dalam sebulan terakhir matahari telah menjauhi dua kali lipat dari bumi.

Hal ini, kata dia, telah menyebabkan perubahan cuaca yang tidak menentu. Hujan yang terus turun di musim kemarau hingga menyebabkan banjir.

“Sebulan ini matahari menjauh dari bumi dua kali lipat. Makanya enggak jelas nih antara hujan, dingin, banjir. Ini satu bulan ke depan ini enggak jelas iklim kita. Ini tanda-tanda nggak baik,” ujarnya.

Meski secara ilmiah perbedaan ini tidak langsung berdampak ekstrem, Cak Imin menegaskan bahwa hal ini memperparah gejala krisis iklim yang sudah terjadi, seperti cuaca ekstrem dan kenaikan suhu global.

Menurut Cak Imin, penanganan krisis iklim harus dilakukan secara menyeluruh, baik melalui kebijakan struktural maupun gerakan kultural.

PKB, katanya, telah berupaya merevisi Undang-undang agar lebih pro lingkungan sejak 2003, tetapi masih terkendala keterbatasan pengaruh politik.

"Karena kekuatan PKB masih kecil. Moga-moga dengan teman-teman muda masuk, Undang-undang kita ubah semua menjadi pro lingkungan," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KRISIS IKLIM atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Flash News
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama