tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berencana mengalihkan dana sebesar Rp25 triliun yang telah ditempatkan pemerintah di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ke bank lain karena penyerapannya jauh lebih lambat dibandingkan dengan empat bank pelat merah lainnya.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, BTN baru menyalurkan 19 persen dari total dana yang ditempatkan pemerintah di perseroan.
“Yang agak lambat mungkin BTN, tapi kayaknya ini BTN minta menghadap saya dirutnya,” ujar dia dalam Media Gathering APBN 2025 di Novotel, Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).
Hal ini disayangkan karena pada awal penempatan dana oleh pemerintah, BTN sempat mengaku bahwa dana sebesar Rp25 triliun tersebut terlalu kecil dan dapat disalurkan seluruhnya ke sektor-sektor produktif.
Namun, kenyataannya justru sebaliknya: penyaluran kredit BTN dari dana pemerintah bahkan lebih lambat dibandingkan dengan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) atau BSI yang menerima penempatan dana sebesar Rp10 triliun.
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjadi bank dengan realisasi penyerapan dana tertinggi, yakni mencapai 74 persen hingga 9 Oktober 2025. Pada saat yang sama, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah menyerap 62 persen dari total dana yang ditempatkan pemerintah, diikuti PT BSI yang menyerap 55 persen, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang mencatat penyerapan sebesar 50 persen.
“Seingat saya, mereka yang paling optimistis tadinya. Bahwa Rp25 triliun itu kurang, sebentar saja akan habis. Dari data terakhir ternyata seperti itu (penyerapan masih 19 persen),” imbuhnya.
Namun demikian, sebelum mengalihkan dana yang telah ditempatkan di BTN ke bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, Purbaya akan bertemu terlebih dahulu dengan Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, untuk menanyakan kembali komitmen perseroan dalam menyerap dana yang telah disalurkan pemerintah tersebut.
Jika memang bank dengan kode saham BBTN itu sudah tidak sanggup, setidaknya Rp10 triliun dari dana pemerintah akan dialihkan ke bank lain.
“Kita pikirkan dengan keadaan sekarang dari angka yang terakhir sih bisa Rp10 triliun, mungkin Rp15 triliun, saya akan didistribusikan ke tempat lain kalau mereka nggak menyerap juga. Tapi saya akan tanya ke mereka, bisa nggak mereka menyerap sisanya itu. Kalau cuma Rp10 triliun kan terlalu kecil,” tegas Purbaya.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































