tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor RI dari Cina melonjak drastis di angka 1 miliar dolar AS. Peningkatan ini melampaui kenaikan impor negara-negara lain seperti Hong Kong, Taiwan, Swiss, dan Amerika Serikat yang masing-masing masih di bawah 200 juta dolar AS.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan kenaikan impor ini menjadi indikasi kalau perekonomian Cina sudah relatif pulih usai berhadapan dengan pandemi Corona atau COVID-19. Meski demikian, Suhariyanto menyatakan belum semua perusahaan di Cina beroperasi dalam kapasitas maksimal.
“Impor nonmigas pada Maret 2020 ini berasal dari Tiongkok. Recovery Tiongkok cepat jadi impor Tiongkok Maret 2020 meningkat 1 miliar dolar AS,” ucap Suhariyanto dalam siaran live di akun Youtube BPS, Rabu (15/4/2020).
Suhariyanto mencatat peningkatan impor ini terjadi pada sejumlah komoditas. Antara lain Kimia Organik (HS 29), plastik dan barang dari plastik, serta mesin dan perlengkapan listrik.
Lalu selama Maret 2020 ada peningkatan impor barang elektronik. Misalnya portable receiver, laptop dan sub notebook (HS 84). Lalu ada juga buah-buahan pear yang masuk golongan HS 08.
Menariknya pada Februari 2020 lalu, impor Indonesia dari Cina sempat anjlok drastis. Kisarannya mencapai 1.954,9 dolar juta dolar AS.
Posisinya turun dari 3,9 miliar dolar AS per Januari 2020 menjadi hanya 1,984 miliar dolar AS di Februari 2020. Penurunan ini pada Maret 2020 lalu disebut BPS sebagai imbas pandemi Corona. Berbagai barang kebutuhan industri dan konsumsi Indonesia banyak yang tidak bisa dipasok sementara dari Cina.
Dengan peningkatan 1 milair dolar AS pada Maret 2020, itu artinya baru separuh dari total impor Indonesia dari Cina yang pulih.
“Posisi impor dari Maret ke Februari 2020 impor kita dari Tiongkok naik tinggi 50,43 persen,” kata Suhariyanto.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz