tirto.id - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menjelaskan bahwa tingkat kandungan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) yang ditemukan pada udang beku asal Indonesia hanya berjumlah 68 Becquerel (Bq) per kilogram (kg).
Menurut Taruna, angka itu masih jauh dari standar maksimal kandungan zat radioaktif yang ditetapkan secara internasional, yakni sebesar 1.200 Bq/kg.
Meskipun kandungan zat radioaktif pada udang beku Indonesia berada jauh di bawah standar maksimal internasional, tetapi lembaga Food and Drug Administrasion (FDA) dari Amerika Serikat (AS) tetap mengeluarkan peringatan terhadap komoditas udang beku asal Indonesia tersebut.
“Sekarang Amerika mengeluarkan alert untuk udang [yang terkontaminasi] Cesium-137. Sebetulnya itu jumlahnya cuma 68 Bq, itu standar. Nah standar internasional itu 1.200 Bq. 68 ke 1.200 kan beda ya, jauh beda,” kata Taruna kepada para wartawan di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).
Taruna menyebut, standar maksimal kandungan zat radioaktif yang ditetapkan Indonesia bahkan lebih ketat dibandingkan AS. Indonesia, disebutnya, memiliki batasan kandungan zat radioaktif maksimal sebesar 500 Bq/kg.
“Kalau Indonesia membuat standar justru lebih rendah lagi, 500 Bq per kilogram,” tuturnya.
Meskipun kandungan zat radioaktif pada udang beku Indonesia masih berada jauh di bawah standar internasional, Taruna menyebut pihak FDA AS tetap mengeluarkan peringatan bahaya dengan alasan untuk bersikap hati-hati.
Namun, sikap kehati-hatian FDA AS itu justru membawa dampak negatif bagi kegiatan ekspor udang beku asal Indonesia. Taruna mengatakan, ada lebih dari 400 kontainer udang beku Indonesia yang harus dikembalikan setelah peringatan bahaya itu dikeluarkan.
“Itu kan bermanifestasi biaya yang sangat mahal. Yang kedua dampak reputasi lain. Negara lain memblok udang-udang kita. Kan kasihan,” tegasnya.
Oleh karenanya, Taruna menegaskan bahwa saat ini pemerintah Indonesia melalui Satgas Cesium-137 sudah berhasil mengidentifikasi sumber awal paparan radiasi terhadap udang beku yang diproduksi di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, tersebut.
“Ternyata sumbernya sebetulnya sudah kami identifikasi. Kami buktikan lewat Satgas ini, kami betul-betul bekerja profesional untuk bagaimana ini bisa rilis,” katanya.
Saat ini, ia menyebut bahwa Satgas Cesium-137 tengah berjuang keras agar kawasan Cikande dapat terbebas dari paparan radiasi dan kembali aman untuk dihuni oleh masyarakat.
“Kami bekerja keras di Tangerang sana, untuk betul-betul Cikande, supaya itu suatu ketika menjadi area yang zona zero lagi,” pungkasnya.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































