Menuju konten utama

BPOM akan Cek Lagi Dugaan Pabrik Tahu Pakai Bahan Bakar Plastik

Kasus tersebut sebenarnya telah ada sejak 2019 dan sudah ditangani oleh pemerintah di Jatim.

BPOM akan Cek Lagi Dugaan Pabrik Tahu Pakai Bahan Bakar Plastik
Kepala Badan POM, Taruna Ikrar (kedua kiri), memberikan paparan saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/Spt.

tirto.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bakal turun tangan menangani kasus dugaan penggunaan sampah sebagai bahan bakar pembuatan tahu di Jawa Timur yang videonya viral baru-baru ini.

Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyebut bahwa kasus tersebut sebenarnya telah ada sejak 2019 dan sudah ditangani oleh pemerintah di Jatim.

Akan tetapi, kata Taruna, pihaknya akan memerintahkan pemerintahan setempat untuk kembali mengecek agar dapat memastikan kasus tak terulang.

“Kalau ditanya tentang bagimana kami mengamankan pangan menyangkut isu tofu atau tahu, kami sudah turun khusus beredar isu ini yang muncul sebetulnya pada 2019 menurut pengecekan kami,” kata Taruna.

“Tapi, tentu masukan dari sini kami sudah koordinasi dengan Balai Besar Jawa Timur, Surabaya, untuk segera turun kembali. Jangan sampai sudah ditindak tahun 2019 sekarang muncul lagi,” imbuhnya.

Sebagai informasi, video yang dimaksud adalah konten dari YouTuber Andrew Fraser. Video tersebut berjudul "Indonesia TOXIC TOFU Timebomb: Poisoning Millions Daily" yang diunggahnya pada 25 April 2025 lalu. Saat ini, video itu telah ditonton sebanyak 2,6 juta kali.

Kekhawatiran atas informasi yang terkandung dalam video tersebut disampaikan oleh anggota Komisi IX dari Fraksi PAN, Surya Utama alias Uya Kuya, dalam rapat bersama BPOM di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025).

“Video yang dibuat dokumenter kalau enggak salah judulnya 'Indonesia's Toxic Tofu Timebomb Poisoning Millions Daily'. Di situ, dokumenternya melakukan penelitian dan pembuatan dokumenter bahwa ternyata di Jawa Timur, sekitar Surabaya, itu ada sentral pabrik pembuatan tahu yang bahan bakarnya menggunakan sampah plastik,” ujar Uya dalam rapat.

Dia mengaku khawatir akan potensi paparan zat berbahaya, baik dari residu yang masuk ke dalam produk tahu maupun dari asap yang dihasilkan selama proses produksi. Selain bisa meracuni pekerja, zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran sampah plastik juga tentu berdampak ke masyarakat sekitar pabrik tersebut.

"Nah, itu kebayang bagaimana berbahayanya. Bukan hanya paparan-paparan dari sisa-sisa residu plastik yang masuk ke tahu-tahu itu, tapi juga udara-udara, asap-asapnya yang juga meracuni pekerja-pekerjanya dan penduduk sekitar," ujarnya.

Baca juga artikel terkait BPOM RI atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Flash News
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fadrik Aziz Firdausi