tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengungsikan 242 jiwa akibat bencana alam tanah bergerak di Kecamatan Panumbangan dan Rajadesa.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ciamis, Ani Supiani, mengatakan warga harus mengungsi karena kondisi rumahnya membahayakan keselamatan jiwa.
"BPBD melaksanakan asesmen pendataan kaji cepat," kata Ani di Ciamis, Kamis (13/11/2025).
Ani bilang, sejumlah personel dari BPBD Ciamis sudah melakukan upaya penanganan bagi daerah yang terdampak tanah bergerak di Kecamatan Panumbangan dan Rajadesa.
Ia menyebutkan bencana tanah bergerak di Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa, menyebabkan 47 jiwa terpaksa harus mengungsi. Mereka terdiri dari 16 rumah atau 19 kepala keluarga (KK).
Sementara di Kecamatan Panumbangan sebanyak 195 jiwa harus mengungsi dari 56 rumah terdiri dari 69 KK. Mereka berasal dari Dusun Limusagung dan Dusun Pamekaran di Desa Payungagung.
"Di Panumbangan sembilan rumah rusak berat, lima rumah rusak sedang, 35 rumah rusak ringan, tujuh rumah terancam," beber Ani.
Ani pun membeberkan, Badan Geologi sedang melakukan kajian terhadap tanah bergerak di Rajadesa. Kajian tersebut berkoordinasi dengan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, serta Bidang Rehabilitasi Rekonstruksi BPBD Ciamis.
Sementara terhadap tanah bergerak yang di Panumbangan, sudah dilakukan kajian yang hasilnya masih terjadi pergerakan tanah lambat dan bertambah luas. Oleh sebab itu, warga direkomendasikan untuk direlokasi ke tempat aman.
Ani pun menyampaikan dalam sementara waktu, BPBD Ciamis melakukan penanganan darurat untuk membantu masyarakat seperti memasok kebutuhan logistik bagi masyarakat yang mengungsi. Petugas pun telah koordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut.
"Drop logistik kedaruratan, sosialisasi hasil kajian, koordinasi dengan dinas terkait," katanya.
Ani menambahkan, BPBD Ciamis tidak hanya menangani daerah yang terdampak tanah bergerak. Berdasar catatannya sampai 13 November 2025, BPBD Ciamis juga melakukan asesmen banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah kecamatan pada musim penghujan.
Masuk tirto.id

































