tirto.id - Ketua Gugus Tugas Covid-19 Letjen Doni Monardo angkat bicara tentang keraguan publik dalam penanganan jenazah Covid-19. Ke depan pemakaman kepada semua orang yang meninggal di Indonesia mengacu protokol COVID-19.
Sebelumnya, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyoal penerapan protokol COVID-19 untuk orang meninggal yang diketahui belum terkena Corona.
Doni menekankan, penerapan protokol pemakaman untuk mencegah 'kecolongan' pada pasien terkonfirmasi Corona yang hasilnya diketahui setelah meninggal.
"Nah ini mengacu pada peristiwa beberapa minggu yang lalu. Salah seorang pejabat kita ada yang wafat, kemudian dimakamkan dengan standar yang biasa, yang reguler. Setelah beberapa hari ternyata ditemukan positif COVID-19," tutur Doni.
Ia mengatakan, setelah peristiwa itu, semua pasien yang meninggal dunia akan diperlakukan sebagai pasien positif COVID-19. Sedangkan hasil dari pemeriksaan diserahkan kepada Kementerian Kesehatan.
"Bapak presiden menekankan informasi data tentang kejadian yang ada di seluruh daerah agar disampaikan kepada publik apa adanya, tidak perlu disembunyi-sembunyikan," ujar Doni.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga menyinggung penanganan pasien Corona mulai dari perbaikan sistem rujukan rumah sakit, distribusi logistik jelang lebaran serta pengembangan konsultasi medis.
Jokowi juga meminta ada komunikasi terbuka sehingga pemerintah tidak dianggap menutupi informasi.
"Mengenai komunikasi yang terbuka, sistem data dan informasi yang terbuka kepada semua pihak. Jangan ada yang menganggap lagi kita menutupi. Tidak ada sejak awal kita menutupi masalah yang ada," katanya.
Menurut laporan harian pemerintah Indonesia pada 20 April, telah ada 6.575 kasus terkonfirmasi positif dengan 582 kasus meninggal dan 686 kasus sembuh. Saat ini ada 5.307 pasien COVID-19 masih menjalani perawatan.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali