tirto.id - Setelah sembilan bulan hiatus, akhirnya girl grup asuhan YG Entertainment, Blackpink mengeluarkan mini album baru berjudul ‘Kill This Love’. Penampilan teranyar Jennie, Lisa, Rose, dan Jisoo langsung menggebrak pasar musik Korean Pop (K-Pop), dan menjadi juru selamat YG Entertainment dari kejatuhan setelah kasus Burning Sun yang menjerat Seungri, mantan personel BIGBANG.
Music Video (MV) di single andalan mereka, ‘Kill This Love’ telah rilis pada Jumat (5/4/2019). Selain ‘Kill This Love, mini album terbaru Blackpink menghadirkan empat lagu lain berjudul 'Don't Know What To do', 'Kick It', Hope Not, dan versi remix dari 'Ddu-Du Ddu-Du'.
Berbeda dengan pengemasan di lagu-lagu sebelumnya yang cenderung terlihat manis dan girly, kali ini Blackpink tampil sangar dengan dandanan ala-ala Lara Croft, Tomb Rider.
Keunikan lain yang terasa dalam MV tersebut selain soal kostum adalah lebih banyak penggunaan lirik bahasa inggris. Lirik atau judul dari musik K-Pop memang lazim mencampurkan antara bahasa Inggris dengan Korea. Namun, biasanya lirik berbahasa Inggris hanya dipakai pada judul atau paling banter sebagai pelengkap lirik di bagian chorus, reffrein, atau verse di sisipan rap. Perbandingannya tak lebih dari seperempat dari total lirik.
Kali ini pada MV ‘Kill This Love’ kalimat berbahasa Inggris terdengar di bagian verse Jennie dan Lisa, Chorus, Bridge Rose, dan Outro. YG Entertainment juga menyisipkan terjemahan lirik berbahasa Inggris di bagian bawah MV. Pengemasan yang jarang terlihat pada MV musik K-Pop, dan mungkin bertujuan untuk merangkul para penggemar internasional, terutama Amerika Utara, Eropa, dan Australia.
“Hanya butuh waktu 19 jam 45 menit, bagi Blackpink untuk meraih rekor MV K-Pop tercepat yang ditonton hingga 40 juta,” tulis Soompi merangkum antusiasme warganet.
Pencapaian tersebut langsung mengubah nasib saham YG Entertainment yang sempat terpuruk drastis beberapa waktu lalu. Sejak kasus Burning Sun terkuak ke publik, lalu Seungri mengundurkan diri dari dunia hiburan, dan ditetapkan sebagai tersangka pada 10 Maret 2019, saham YG Entertainment menjadi KRW37.150 pada 11 Maret 2019, turun 16,41 persen dari penutupan hari sebelumnya.
YG sebagai salah satu agensi ‘Big 3’ bersama SM Entertainment dan JYP Entertainment bahkan diberitakan menderita krisis karena kasus ini. Sebagai ‘sapi perah’ dari YG, BIGBANG menyumbang sebagian besar penjualan, artinya, jatuhnya BIGBANG adalah kerugian YG. Apalagi saat Seungri terjerat kasus, ia baru saja merilis album solo dan sedang melakukan tur dunia.
Kondisi yang sama pernah terjadi saat G-Dragon, pemimpin kelompok, dan TOP, rapper utama BIGBANG tersandung kepemilikan ganja. Ditambah kali ini, keempat anggota BIGBANG sedang menjalani wajib militer dalam waktu bersamaan. Praktis, YG tak punya grup andalan lain yang bisa jadi andalan selain Blackpink. Fandom Winner dan iKON dianggap belum cukup untuk menjual tur Dome seperti senior mereka, BIGBANG.
“Meski Blackpink sukses, tetapi mereka juga tidak bisa menjual ludes tiket untuk mendatangkan penjualan yang tinggi,” demikian ditulis dalam AllKpop.
Laman tersebut bahkan menyebut bahwa posisi YG sebagai agensi Big 3 telah digantikan oleh CJENM, dan Big Hit. Mereka menamai formasi baru agensi besar itu dengan sebutan ‘Big 4’, terdiri dari SM Entertainment, JYP Entertainment, CJENM, dan Big Hit. Namun, setidaknya, sejak YG Entertainment merilis poster dan teaser MV ‘Kill This Love’, saham YG berangsur naik. Blackpink mampu mendongkrak saham YG Entertainment.
Perjuangan Para Penggemar
Di sisi yang berbeda dari antusiasme para penggemar dunia menonton MV terbaru Blackpink ada asa yang sedang diperjuangkan "Blink" sebutan bagi penggemar Blackpink. Di tengah perayaan pencapaian-pencapaian girl grup tersebut, Blink menaruh kekecewaan terhadap YG yang dianggap kurang memberi ruang berkreasi kepada idolanya.
Sebuah petisi digagas di laman Change.org pada 12 Desember 2018 lalu dan telah ditandatangani oleh 56.122 peserta. Isinya berupa ancaman boikot kepada YG karena sikap tak acuhnya kepada Blackpink dan Blink. YG diminta untuk lebih mempersiapkan penampilan Blackpink dengan mengeluarkan album penuh dengan minimal dua comeback setiap tahun.
Selama 2,5 tahun kariernya, Blackpink baru mengeluarkan dua mini album dengan total sembilan lagu. Jika ditambah mini album ketiga, maka mereka memiliki total lagu sebanyak 11 lagu. Jumlah yang dianggap para penggemar terlalu sedikit, apalagi untuk dibawakan saat konser.
Pada konser ‘In Your Area’ awal tahun kemarin misalnya, Jennie, Lisa, Rose, dan Jisoo sampai harus membawakan lagu penyanyi lain dan mengulang lagu untuk mengulur waktu konser yang berlangsung selama 1,5-2 jam.
Padahal, artis-artis YG lainnya telah memiliki album penuh dan setidaknya melakukan comeback dua sampai empat kali dalam setahun. Tuntutan kedua adalah agar para anggota Blackpink diberi kebebasan menulis lagu sendiri. Sejauh ini, lagu-lagu yang mereka nyanyikan masih ditulis oleh para pencipta lagu YG, termasuk Teddy Park, Lydia paek, R.Tee dan lainnya.
Selanjutnya, para Blink juga menginginkan penata busana lebih baik bagi idolanya, promosi album dan solo di Korea, dan lebih banyak kehadiran di berbagai acara penghargaan. Supaya tuntutan mereka didengar, Blink membuat gerakan tagar #TreatBlackpinkBetter di Twitter maupun di Instagram dan mengirim surat elektronik ke email publik para staf dan manajemen YG Entertainment.
“Kami dengan tulus berharap YG Entertainment tidak mengabaikan keinginan kami seperti yang sudah-sudah,” begitu bunyi petisi tersebut ditutup.
Sayangnya hingga saat ini, YG belum melakukan langkah konkret untuk merespons gerakan tersebut. Blackpink masih terus mengeluarkan mini album dengan jarak comeback yang jauh, dan lagi, lagu-lagunya tidak diproduksi oleh para anggotanya sendiri.
Editor: Suhendra