Menuju konten utama

Bima Arya Dorong Pemda Manfaatkan Industri Musik Tingkatkan PAD

Bima Arya menilai industri musik bukan sekadar hiburan, melainkan ekosistem ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja hingga menarik investasi.

Bima Arya Dorong Pemda Manfaatkan Industri Musik Tingkatkan PAD
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya usai menemui Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2025). (FOTO/Istimewa)

tirto.id - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, mendorong pemerintah daerah (pemda) agar memandang industri musik sebagai sektor strategis yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Hal itu ia sampaikan saat Konferensi Musik Indonesia di Golden Ballroom The Sultan Hotel, Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Menurut Bima, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), musik merupakan bentuk hiburan paling digemari masyarakat Indonesia. Data pada 2024, sebanyak 52 persen masyarakat menyukai musik. Lalu, film sebesar 50 persen dan tarian 26 persen.

“Jadi, orang Indonesia suka musik, orang Indonesia suka film, dan orang Indonesia suka menari. Makanya enggak bisa dengar musik dikit pasti joget,” ujar Bima dalam keterangannya, Jumat (10/10/2025).

Ia lantas menyoroti momentum bonus demografi yang tengah dialami Indonesia. Dominasi penduduk usia produktif merupakan peluang besar bagi daerah untuk mengembangkan ekonomi kreatif, termasuk melalui sektor musik.

Menurut Bima, generasi muda memiliki potensi besar, jika difasilitasi dengan ruang untuk berkreasi.

“Bicara Gen Z, Gen X kan bukan bicara politik saja. Kita bicara bagaimana kita empower mereka, bagaimana kita utilize mereka, bagaimana kita memanggungkan mereka, bagaimana kita memberikan mereka wadah untuk berkreasi. Kira-kira begitu,” ucapnya.

Bima mengatakan industri musik bukan sekadar sarana hiburan, melainkan ekosistem ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja, menghidupkan UMKM, dan menarik investasi baru di daerah.

Namun, ia tak memungkiri masih ada hambatan birokrasi dan ketidakpastian regulasi yang kerap menjadi kendala bagi pelaku industri musik.

Bima menilai, tantangan tersebut serupa dengan yang dihadapi penyelenggara kegiatan publik lainnya, termasuk kegiatan pada olahraga lari.

“Karena keamanan yang kurang merasa dijamin misalnya, kemudian birokrasi yang ribet, rumit, kemudian enggak pasti untuk dapat tiket, biayanya, ini biayanya macam-macam gitu ya,” tuturnya.

Bima menyatakan, perbaikan tata kelola di tingkat daerah menjadi kunci menciptakan ekosistem industri kreatif yang sehat dan berdaya saing. Ia pun menekankan pentingnya peran kepala daerah dalam mengoptimalkan potensi sektor musik dan seni pertunjukan untuk meningkatkan PAD.

“Nah karena itu, dunia industri kreatif ini, ini sebetulnya punya prospek yang sangat strategis untuk juga mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah,” sebutnya.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI MUSIK atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Insider
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto