Menuju konten utama

BI Intervensi Jaga Rupiah yang Merosot Efek Konflik Iran-Israel

Dalam menjaga kurs rupiah, Bank Indonesia melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait, seperti dengan pemerintah, Pertamina, dan lainnya.

BI Intervensi Jaga Rupiah yang Merosot Efek Konflik Iran-Israel
Ilustrasi uang rupiah baru. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia (BI), Edi Susianto, menyebut rupiah kian melemah akibat konflik geopolitik antara Iran dengan Israel. Maka itu, pihaknya melakukan sejumlah intervensi untuk merespons dampak lebih lanjut.

Pertama, menyoroti kestabilan rupiah dengan menjaga keseimbangan supply dan demand valas di pasar melalui tripel intervensi, khususnya di spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) Non-Dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.

Kedua, Bank Indonesia akan menjaga dan mendorong daya tarik aset rupiah untuk mencapai capital inflow.

"Meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong capital inflow, seperti melalui daya tarik SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) dan hedging cost," kata Edi, Selasa (16/4/2024).

Selain itu, dalam menjaga kurs rupiah, Edi menyebut Bank Indonesia melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait, seperti dengan pemerintah, Pertamina dan lainnya.

Edi menuturkan, selama periode libur Lebaran 2024 terdapat perkembangan di global, rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar.

Kondisi ini menyebabkan kuatnya sentimen risk off sehingga rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS.

"Selain itu terdapat memanasnya konflik di Timur Tengah, khususnya konflik Iran-Israel," ucapnya.

Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menuturkan bahwa pihaknya terus memastikan nilai tukar rupiah terjaga. Hal ini dilakukan dengan penjajakan koordinasi dengan stakeholter terkait.

"Kita lakukan intervensi, baik melalui spot maupun non delivery forward (NFD). Kami jajakan koordinasi dengan pemerintah dengan fiskal bagaimana jaga moneter dan fiskal," ujarnya.

Rupiah melemah 1,7 persen menjadi Rp16.165 per dolar AS hari ini, Selasa (16/4/2024), berdasarkan data dari Bloomberg. Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjandra, menyebut pelemahan rupiah perlu diwaspadai sebab bakal berdampak ke ekonomi Indonesia.

Menurutnya, pelemahan rupiah yang dalam dapat menurunkan kepercayaan investor untuk masuk ke Indonesia. Jika pelemahan tersebut berlangsung secara terus-menerus maka peluang nilai investasi di Indonesia bakal menurun di tahun ini.

"Pelemahan rupiah yang dalam bisa menurunkan kepercayaan investor sehingga investasi di Indonesia bisa menurun," ucap Ariston, Selasa (16/4/2024).

Bukan hanya itu, depresiasi rupiah akhir-akhir ini berpotensi langsung pada kenaikan harga barang impor sehingga kebutuhan masyarakat yang mengandung bahan baku impor akan melambung. Efeknya, akan menaikkan tingkat inflasi.

Baca juga artikel terkait RUPIAH atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi