tirto.id - Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) nantinya akan berperan sebagai kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setelah menyelesaikan pendidikannya. Penempatan SPPI akan mengutamakan wilayah asal mereka agar distribusi lebih efisien dan sesuai kebutuhan lokal.
“Kepala Biro SDM [Sumber Daya Manusia] itu mengatur SPPI mana ditugaskan ke mana. Karena dia harus sesuai dengan provinsinya. Jadi, jangan sampai terlalu banyak melakukan pemindahan orang dari satu provinsi ke provinsi lain. itu di-drive atau dipimpin oleh Kepala Biro SDM BGN,” ujar Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, saat ditemui di Jakarta Pusat pada Selasa (3/6/2025).
Tigor menjelaskan, BGN saat ini tengah melatih tambahan 30.000 SPPI untuk memperluas jangkauan layanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pelatihannya, kata dia, dilakukan bekerja sama dengan Universitas Pertahanan, Rindam (Resimen Induk Komando Daerah Militer), hingga di Akmil (Akademi Militer).
“Mereka itu diharapkan nantinya jadi kepala satuan pelayanan tersebut. Kepala itu seperti manajer. Jadi, dia lah yang memimpin dapur-dapur atau SPPG tersebut,” kata Tigor.
Dia mengatakan nantinya para SPPI akan memimpin SPPG dalam mendukung pelaksanaan program MBG dari segala sisi, termasuk realisasi pelaksanaan dan sasarannya. Sehingga, menurut Tigor atas tugas ini para sarjana tersebut juga perlu dididik integritas dan rasa cinta kepada tanah air.
“Bayangin masih muda-muda dia udah tanggung jawab terhadap uang yang bisa sampai R10 miliar. Jadi dia perlu dididik integritasnya, perlu didik cinta tanah airnya gitu, moral mental dulu kan. Baru yang ketiga perlu dididik keberaniannya untuk mimpin, kan bisa sampai lima puluhan orang tuh dalam satu dapur kan,” kata dia.
“Baru yang kelima memahami gizi, jadi memahami pertanian [dan] gizi. Itu yang [membuat] mereka di didik cukup lama,” sambung Tigor.
Lebih jauh, Tigor menyebut bahwa pembangunan SPPG telah mencapai lebih dari 1.500 unit hingga awal Juni 2025. Capaian ini, kata Tigor, sudah sesuai dengan target yang ditetapkan Presiden, yakni melayani 4,5 juta penerima manfaat pada pertengahan tahun.
“Jadi, sudah memenuhi target yang diminta oleh Pak Presiden [Prabowo Subianto] sebenarnya. By Juni kita sudah melayani 4,5 juta [penerima]. Jadi sudah in target ya, target itu sudah jalan, itu progresnya,” jelas Tigor.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































