tirto.id - Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi sampai hari ini, Selasa, 19 Juli 2022 atau sudah menginjak hari ke 146 invasi. Menurut berita terkini, para menteri luar negeri dan negara-negara Uni Erop setuju memberikan bantuan 500 juta euro untuk memasok senjata ke Uraina.
"Hari ini di pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa, kesepakatan politik dicapai pada tahap kelima bantuan militer ke Ukraina," kata menteri luar negeri Swedia, Ann Linde seperti dikutip The Guardian.
Di sisi lain, departemen luar negeri Amerika Serikat mengaku negaranya akan terus memberikan intelijen ke Ukraina meskipun ada perubahan di lingkaran Presiden Volodymyr Zelenskyy, terlebih setelah memecat kepala dinas keamanan dan jaksa tinggi.
Dalam wawancara bersama Forbes, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan, negaranya akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Belarus jika pasukannya melintasi perbatasan untuk mendukung invasi Rusia
“Belarus adalah kaki tangan kejahatan agresi, tidak ada keraguan tentang itu. Kami memutuskan hubungan diplomatik dengan Federasi Rusia segera setelah dimulainya serangan skala penuh. Hubungan dengan Belarus juga akan terputus jika Angkatan Bersenjata Republik Belarus melintasi perbatasan Ukraina,” katanya.
Situasi Terkini Perang Rusia dan Ukraina
Pasukan Rusia menembak sebuah kota di Ukraina bagian timur sehingga menewaskan enam orang. “Pagi-pagi sekali, kota Toretsk ditembaki. Sebuah bangunan dua lantai dengan orang-orang di dalamnya hancur,” kata layanan darurat negara Ukraina.
“Penolong menemukan mayat lima orang secara total. Tiga orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan dan salah satunya meninggal di rumah sakit.”
Seperti dikutip Al Jazeera, kepala administrasi militer distrik, Yevgeny Yevtushenko mengatakan, sedikitnya satu orang terluka dalam penembakan semalam di kota Nikopol, Ukraina selatan.
Di sisi lain, militer Rusia mengatakan selama serangan baru terhadap Ukraina pada hari Minggu, mereka telah menghancurkan banyak senjata yang dipasok oleh Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya, termasuk sistem roket canggih.
Gubernur Luhansk Serhiy Haidai membantah klaim bahwa wilayahnya sudah sepenuhnya berada dalam kekuasaan Rusia. Haidai mengatakan, Ukraina masih memiliki dua desa dalam kendalinya dan menimbulkan kerugian pada tentara dan senjata Rusia di daerah tersebut.
Editor: Iswara N Raditya