tirto.id - Pejabat Ukraina mendesak penduduk untuk mengungsi dari Kota Kherson ketika tentara Rusia meningkatkan serangan mortir dan artileri di kota Ukraina selatan.
Seperti diberitakan The Guardian Kamis, 29 Desember 2022, menurut pejabat setempat yang ikut dalam evakuasi, beberapa penduduk yang tinggal selama pendudukan Rusia tidak mau pergi meskipun dibombardir.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, “hanya sedikit” warga sipil yang tersisa di garis depan Kota Bakhmut di Provinsi Donetsk.
"Tidak ada tempat yang tidak berlumuran darah" di kota Ukraina, kata Zelenskyy, di mana pasukannya mengobarkan pertempuran untuk melambangkan kebrutalan perang.
Selain itu, Zelenskyy juga mengatakan, Ukraina telah mengamankan 1.456 tawanan perang yang dibebaskan sejak Rusia mulai menginvasi Februari lalu.
Situasi Perang Rusia-Ukraina Hari ke-309 Invasi
Al Jazeera melaporkan, terdengar suara ledakan di ibu kota, Kyiv Ukraina. Pemerintah daerah mengatakan, sistem pertahanan udara sudah diaktifkan untuk menangkis serangan rudal.
Sirine serangan udara pun terdengar di seluruh Ukriana ketika beberapa wilayah Kyiv menghadapi serangan rudal dari Rusia.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan, Rusia telah menembaki lebih dari 25 pemukiman di sekitar Kherson dan Zaporizhia sehingga menyebabkan korban sipil dan merusak infrastruktur sipil di kota dan wilayah Kherson.
Sementara itu, kementerian pertahanan Inggris mengatakan, pertempuran tentara Rusia dan Ukraina terjadi sangat intens di sekitar kota Bakhmut di timur yang strategis di provinsi Donetsk dan Svatove.
Walikota Kharkiv Ihor Terekhov mengatakan di Telegram bahwa kota itu telah diserang dua kali. Dia menduga, "mungkin" serangan itu berasal dari drone Shahed buatan Iran, lima di antaranya dilaporkan secara terpisah oleh komando udara timur Ukraina yang jatuh di atas kota Dnipro.
Kantor berita Rusia, TASS memberitakan, Penjabat Kepala Wilayah Kherson Vladimir Saldo mengatakan, tidak ada satu pun penduduk Kherson yang diusir dari wilayah tersebut.
"Kami belum mengusir atau mendeportasi siapa pun dari wilayah Kherson. Kami belum menggunakan taktik seperti itu,” kata Saldo.
“Ketika pengadilan mulai bekerja, mereka akan memutuskan. Mungkin, kami akan mengangkut seseorang langsung ke perbatasan dan mengirim mereka dalam perjalanan.”
“Saya lebih suka bukan untuk mengusir, tapi untuk memenjarakan. Saya percaya bahwa orang harus dihukum sesuai dengan kejahatan mereka," katanya.
Editor: Yantina Debora