tirto.id - Hari raya Natal 2022 tidak membuat Rusia dan Ukraina menghentikan perangnya. Kantor berita Ukraina, RBC melaporkan, terdengar ledakan di pangkalan udara Engels Rusia sekitar ratusan mil dari garis depan Ukraina.
Sedangkan outlet berita Rusia, Baza mengatakan, berdasarkan keterangan penduduk setempat, sirine serangan udara berbunyi setelah terdengar ledakan. Kendati demikian, The Guardian mengaku tidak bisa segera memverifikasi laporan tersebut.
Pada hari Minggu, peringatan serangan udara juga terdengar di seluruh Kyiv dan sebagian besar wilayah Ukraina. Di sisi lain, parlemen Rusia bersiap memperkenalkan tarif pajak yang lebih tinggi bagi orang yang meninggalkan negara itu.
Situasi Perang Rusia-Ukraina Hari ke-306
Gubernur Kherson, Ukraina Yaroslav yanushevych telah mengeluarkan seruan donor darah setelah 16 orang meninggal karena tembakan Rusia pada hari Sabtu.
Dia mengatakan, pasukan Rusia “melepaskan tembakan ke wilayah Kherson sebanyak 71 kali” dengan artileri, sistem roket multipeluncur, dan mortir.
Di sisi lain, Presiden Rusia, Vladimir Putin menuduh Barat sedang berupaya “menghancurkan” negaranya. Dia pun mengklaim, serangannya di Ukraina bertujuan untuk “menyatukan rakyat Rusia”.
“Lawan geopolitik Rusia [sedang] bertujuan untuk menghancurkan Rusia, Rusia yang bersejarah…,” kata Putin.
“Memecah dan menaklukkan, itulah yang selalu ingin mereka capai dan masih berusaha untuk melakukannya,” tambah Putin. “Tapi tujuan kami berbeda: untuk menyatukan rakyat Rusia.”
Menurut Putin, Rusia siap bernegosiasi dengan semua pihak yang terlibat dalam perang di Ukraina, tetapi dia menuduh rezim Kyiv dan sekutu baratnya "menolak" untuk bernegosiasi.
Sedangkan Ukraina dan sekutunya mencurigai pernyataan Putin sebagai taktik untuk mengulur waktu setelah serangkaian kekalahan dan mundurnya Rusia di medan perang.
Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan Putin "perlu kembali ke kenyataan" setelah pemimpin Rusia mengklaim Moskow siap untuk negosiasi.
"Jelas" bahwa Rusia "tidak menginginkan negosiasi, tetapi berusaha menghindari tanggung jawab," kata Podolyak lewat Twitter.
Mengutip seorang perwira dari Milisi Republik Rakyat Lugansk (LPR), Andrey Marochko, Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, terjadi penyadapan radio yang mengatakan, tentara bayaran lebih dari 30 negara hadir di Angkatan Bersenjata Ukraina.
“Sebagian besar pesan radio yang disadap dalam berbagai aksen Inggris. Percakapan dalam bahasa Jerman, Prancis, Italia, dan Polandia juga disadap. Pesan yang disadap dalam sebulan terakhir mengungkapkan adanya tentara bayaran dari lebih dari 30 negara di Angkatan Bersenjata Ukraina,” kata dia.
Editor: Iswara N Raditya