tirto.id - Sebuah studi yang dipublikasikan Prosiding National Academies of Sciences, mengungkapkan, orang yang berbicara keras lebih cenderung memuntahkan lebih banyak tetesan dengan potensi mengandung COVID-19, daripada rekan mereka yang berbicara pelan.
“Orang-orang perlu memahami virus ini ada di udara, dan mereka mengembuskan virus 10 kali lebih banyak ketika mereka berteriak atau berbicara dengan keras," ujar spesialis penyakit menular di University of Colorado, Jose L. Jimenez, PhD, kepada The Atlantic.
Menurut Jiminez, tetap diam membuat Anda 98 persen lebih kecil mengirimkan partikel di udara dibandingkan dengan berbicara dengan berbicara keras.
Ia menambahkan, "Jika Anda berbisik dan berbicara dengan lembut, Anda 80% lebih kecil kemungkinannya untuk menyebarkan tetesan tersebut. Itu berarti berbicara lebih pelan - atau tidak sama sekali bisa hampir sama efektifnya dengan penggunaan masker dalam hal memperlambat penyebaran COVID-19."
“Yang benar adalah jika semua orang berhenti berbicara selama satu atau dua bulan, pandemi mungkin akan mati,” kata Dr. Jimenez.
Dilansir dari Forbes, menurut sebuah percobaan oleh The New England Journal of Medicine, para peneliti memvisualisasikan sekitar 300 tetesan yang dihasilkan selama pidato.
Tetesan tersebut berkurang jumlahnya saat ucapan amplitudo yang lebih rendah dan hampir hilang ketika mulut pembicara ditutupi dengan kain lembab.
Matthew Meselson, Ph.D. dari Harvard University pada New England Journal of Medicine menyatakan, tetesan yang keluar dari mulut seseorang selama berbicara dapat bertahan di udara. Itu artinya bahwa orang lain di dekatnya mungkin dapat menghirup tetesan tersebut.
Jadi, sangat disarankan agar saat mengobrol dengan teman atau makan malam di luar ruangan, jangan terlalu banyak bicara. Cara ini mungkin membantu menjaga orang-orang di sekitar Anda tetap aman dari COVID-19.
---------------------------------------------------------------
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH