Menuju konten utama

Berapa Kali Lionel Messi Lolos Final & Juara Bersama Argentina?

Berapa kali Lionel Messi lolos final & juara bersama Argentina? Simak capaian Messi & Argentina berikut ini.

Berapa Kali Lionel Messi Lolos Final & Juara Bersama Argentina?
Lionel Messi dari Argentina merayakan cetakan gol pertama mereka pada World Cup di babak penyisihan Amerika Selatan Argentina melawan Uruguay di El Monumental, Buenos Aires, Argentina, Minggu (10/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Agustin Marcarian/RWA/sa.

tirto.id - Berapa kali Lionel Messi lolos final & juara bersama Argentina? Apakah La Pulga pernah mengangkat trofi bersama tim nasional?

Masuknya Argentina ke final Copa America 2024 memberi sorotan tersendiri bagi Lionel Messi. Megabintang La Albiceleste itu menjadi salah satu penentu kemenangan Argentina di semifinal.

Sebelum Argentina lolos ke laga puncak Copa America 2024, Albiceleste menyingkirkan Kanada terlebih dahulu via skor 2-0. Julian Alvarez mencetak gol pertama (22'), sedangkan gol kedua dicetak oleh Lionel Messi (51').

Gol ke gawang Kanada merupakan torehan perdana Messi di Copa America 2024. Adapun bagi Timnas Argentina, lolosnya mereka ke final merupakan capaian kedua secara beruntun setelah 2021.

Lionel Messi dan Argentina akan menghadapi Kolombia di final Copa America pada 15 Juli 2024 medatang. Laga puncak ini juga bakal menandai capaian Lionel Messi sebagai pesepakbola yang cukup sering mengantarkan tim nasionalnya lolos ke final turnamen.

Berapa Kali Lionel Messi Lolos Final & Juara Bersama Argentina?

Final Copa America 2024 sejatinya bukanlah final perdana Lionel Messi bersama Argentina di kejuaraan ini. Pemegang 8 Ballon d'Or itu pernah membawa Argentina ke final Copa America 4 edisi berbeda.

Uniknya, prestasi tertinggi Lionel Messi di final Copa America baru terjadi pada 2021. Kala itu, Argentina keluar sebagai juara usai mengalahkan Brasil 1-0. Padahal, Messi dan Argentina selalu kalah di 3 final sebelumnya.

Lionel Messi pertama kali mengantarkan Argentina lolos ke final Copa America tahun 2007. Turnamen yang digelar di Venezuela itu diikuti 12 tim dari konfederasi Concacaf dan Conmebol.

Skuad Argentina tahun 2007 masih diisi nama-nama legendaris, seperti Hernan Crespo, Juan Roman Riquelme, Pablo Aimar, hingga Carlos Tevez. Lionel Messi jadi representasi pemain muda, yakni 20 tahun.

Setelah keluar sebagai juara grup di penyisihan, Argentina melaju mulus hingga final. Sayang, di laga puncak itu, Argentina harus takluk dari Brasil dengan skor telak 0-3. Messi mendapat penghargaan pemain muda terbaik di akhir kompetisi.

Pada Copa America 2011, Lionel Messi dan Argentina gagal mengulangi capaian sebelumnya. Sebab, La Albiceleste hanya sampai ke perempat final. Argentina justru bisa back to back final pada 2015 dan 2016.

Saat Copa America 2015, Argentina tampil perkasa. Lolos sebagai juara grup, Albiceleste masuk ke fase gugur dengan menyingkirkan Kolombia dan Paraguay. Namun, Argentina gagal menyempurnakan langkahnya itu di final.

Pada laga puncak, Argentina kalah dari tuan rumah Chila lewat drama adu penalti 1-4. Sebelumnya, kedua kubu berbagi skor 0-0 dalam waktu normal. Ini menjadi kegagalan kedua Messi di final, meski dirinya mendapat penghargaan best player of the tournament.

Kutukan seolah hinggap di tubuh Messi saat Copa America kembali digelar pada 2016. Dalam edisi khusus untuk memperingati 100 tahun Conmebol dan Copa America itu, Argentina lagi-lagi lolos final.

Akan tetapi, untuk kedua kalinya, Chile menjadi batu sandungan Lionel Messi dan Argentina. Alexis Sanchez dan kawan-kawan kala itu kembali mempus mimpi Argentina dengan memenangi adu penalti 4-2.

Padahal, Chile bukan lawan yang asing bagi Argentina. Lionel Messi dan kolega tergabung di grup yang sama dalam fase penyisihan. Mereka juga berhasil menaklukkan Chile dengan skor 2-1.

Kegagalan Lionel Messi saat itu cukup pahit. Sebab, dia sudah 3 kali membawa Argentina lolos final Copa America. Namun, tak ada yang berakhir manis.

Sementara itu, rival Messi di atas lapangan, Cristiano Ronaldo, pada saat bersamaan justru berhasil meraih gelar internasional pertamanya dengan Portugal usai menjuarai EURO 2016. Alhasil, tekanan terhadap Messi pun cukup besar.

Puncaknya, Lionel Messi sempat menyatakan diri untuk pensiun dari Timnas Argentina. Keputusan itu akhirnya ditarik kembali oleh Messi. Ia tetap memperkuat Argentina di ajang internasional, termasuk pada Copa America 2021.

Copa America 2021 merupakan momentum terbaik Lionel Messi bersama Argentina, khususnya setelah rangkaian kegagalan-kegagalan sebelumnya. La Albiceleste berhasil keluar sebagai juara usai mengalahkan Brasil di final via skor 1-0.

Bagi Argentina, prestasi di Copa America 2021 merupakan gelar ke-15 mereka. Capaian itu sekaligus menyejajarkan Argentina dengan Uruguay sebagai tim dengan koleksi gelar Copa America terbanyak.

Di luar ajang Copa America, Lionel Messi juga sudah menorehkan hal serupa di turnamen kelompok umur. Capaian ini terjadi pada Piala Dunia U20 2005. Kala itu, Argentina tampil di final dan menjadi juara selepas mengalahkan Nigeria 2-1.

Di akhir turnamen, Lionel Messi dianugerahi sebagai pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak Piala Dunia U20 2005. Messi lantas kembali berkontribusi pada Timnas Argentina di ajang Olimpiade 2008.

Tampil di cabang olahraga (cabor) sepak bola, perjalanan Argentina cukup impresif. Menyingkirkan Brasil 3-0 di semifinal, skuad muda Argentina tembus ke final dan berhasil merebut medali emas. Prestasi tertinggi ini dipastikan usai Argentina menundukkan Nigeria 1-0.

Lionel Messi dan Argentina juga pernah beraksi di panggung CONMEBOL–UEFA Cup of Champions 2022. Ajang ini mempertemukan kampiun Copa America 2021 dan EURO 2020. Argentina berstatus sebagai juara Copa America 2021, sedangkan Italia merupakan peraih trofi EURO 2020.

Meski hanya diikuti dua tim, laga Argentina vs Italia bak partai puncak, mengingat kedua tim sudah berjaya di turnamen kontinental masing-masing. Pada akhirnya, Argentina berhasil merebut trofi usai menggasak Italia 3-0. Messi pun keluar sebagai man of the match.

Puncak karier Messi bersama Argentina terjadi di ajang Piala Dunia. Pasalnya, La Pulga membawa Argentina 2 kali tampil di final. Final pertama terjadi pada edisi 2014. Saat itu, Messi gagal mengangkat trofi Piala Dunia karena Argentina dikalahkan Jerman satu gol tanpa balas.

Akan tetapi, Lionel Messi akhirnya bisa menebus kegagalannya saat Argentina kembali tampil di final Piala Dunia edisi terakhir, yaitu 2022. La Albiceleste dipastikan merebut gelar ketiganya usai mengalah Prancis via adu penalti 4-2, setelah kedua tim bermain imbang 3-3.

Jika dirangkum berdasarkan rekam jejak di atas, Lionel Messi secara keseluruhan sudah 9 kali tampil di final bersama Argentina. Mulai dari ajang kelompok umur hingga senior. Adapun dari segi statistik, La Pulga membubuhkan 6 kemenangan dan 3 kekalahan.

Tahun ini, Lionel Messi akan menginjakkan kaki di final Copa America. Final Copa America 2024 terhitung bakal menjadi final ke-10 Lionel Messi bersama Argentina di event internasional.

La Pulga berpeluang membawa Argentina meraih gelar ke-16. Hal itu hanya tinggal selangkah lagi dicapai, apabila Argentina berhasil mengalahkan Kolombia di final Copa America 2024.

Berikut ini adalah catatan penampilan Lionel Messi bersama Timnas Argentina di final kejuaraan level internasional:

1. Final Piala Dunia U20 2005: Argentina vs Nigeria 2-1 (menang)

2. Final Copa America 2007: Brasil vs Argentina 3-0 (kalah)

3. Final Copa America 2008: Nigeria vs Argentina 0-1 (menang)

4. Final Piala Dunia 2014: Jerman vs Argentina 1-0 (menang)

5. Final Copa America 2015: Chile vs Argentina 4-1 adu penalti (kalah)

6. Final Copa America 2016: Argentina vs Chile 2-4 adu penalti (kalah)

7. Final Copa America 2021: Argentina vs Brasil 1-0 (menang)

8. Final CONMEBOL–UEFA Cup of Champions 2022: Argentina vs Italia 3-0 (menang)

9. Final Piala Dunia 2022: Argentina vs Prancis 4-2 adu penalti (menang)

10. Final Copa America 2024: Argentina vs Kolombia (belum bertanding)

Baca juga artikel terkait COPA AMERICA 2024 atau tulisan lainnya dari Ahmad Yasin

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Ahmad Yasin
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Fitra Firdaus