tirto.id - Lari jarak pendek atau sprint adalah cabang olahraga atletik tertua di dunia. Perlombaan lari pun merupakan salah satu kompetisi paling sederhana dibandingkan olahraga-olahraga lainnya.
Tidak ada tim. Tidak butuh peralatan khusus. Untuk mengadakan perlombaan, setidaknya satu atlet lari melawan satu kompetitor yang menantangnya. Sangat sederhana.
Atlet pelari jarak pendek dikenal dengan nama sprinter. Kendati tergolong sederhana, namun ada teknik-teknik khusus untuk memaksimalkan kecepatan lari. Teknik dalam lari jarak pendek terdiri dari tiga teknik, yaitu teknik start, teknik lari, dan teknik finish. Untuk melihat detail teknik dalam lari jarak pendek, klik di sini.
Dari sejarahnya, olahraga lari jarak pendek sudah dilagakan sejak 776 SM dalam Olimpiade Kuno (The Ancient Olympic Games). Ia menjadi salah satu kompetisi andalan dalam cabang olahraga atletik. Di Indonesia, organisasi yang menaungi cabang olahraga lari jarak pendek adalah Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).
Pemegang rekor pelari jarak pendek dunia adalah adalah Usain Bolt yang menorehkan catatan waktu 9,58 detik dalam sprint 100 meter. Rekor dunia ini ia pecahkan dalam Kejuaraan Dunia Atletik pada 2009 di Berlin, Jerman.
Di Indonesia sendiri, rekor lari jarak pendek 100 meter dipegang oleh Lalu Muhammad Zohri yang mencatat waktu 10,03 detik. Rekor ini ditorehkan Zohri dalam kompetisi Seiko Golden Grand Prix di Osaka, Jepang pada 2019.
Jarak Lari Sprint atau Lari Jarak Pendek
Dalam cabang atletik nomor lari jarak pendek, terdapat tiga kategori jarak sebagaimana dikutip dari buku Pendidikan Jasmani (2016) yang ditulis Irwansyah. Tiga kategori panjang lintasan lari jarak pendek itu adalah sebagai berikut:
1. Lari jarak 100 meter untuk putra dan putri (Lari Jarak Pendek Kategori Pendek atau Short Sprint)
2. Lari jarak 200 meter untuk putra dan putri (Lari Jarak Pendek Kategori Menengah atau Medium Sprint)
3. Lari jarak 400 meter untuk putra dan putri (Lari Jarak Pendek Kategori Panjang atau Long sprint).
Dalam kompetisi lari jarak pendek resmi, fasilitas olahraga sprint adalah tempat start (start block), sepatu khusus untuk lari sprint (biasanya terdapat 6 buah paku atau spike pada sepatu itu), lintasan lari, dan suara tembakan pistol untuk aba-aba memulai lari.
Teknik Dasar Lari Jarak Pendek saat Start, Berlari, dan Finis
Merujuk Modul Penjaskes SMA (2020) terbitan Kemdikbud, pelari jarak pendek dituntut memiliki kecepatan reaksi, efisiensi gerak, kemampuan mempertahankan kecepatan lari, dan tentu saja penguasaan teknik yang mumpuni.
Ada 3 teknik dasar lari cepat jarak pendek yang perlu dikuasai oleh setiap atlet salah satu nomor cabang atletik ini. Penjelasan mengenai 3 jenis teknik dasar lari jarak pendek itu adalah sebagai berikut.
1. Teknik Start
Penguasaan teknik start sangat penting guna menjaga pola saat lari. Faktor yang memengaruhi keberhasilan start seorang pelari terletak pada momen pertolakan saat aba-aba lari dimulai. Lari cepat jarak pendek dimulai dengan start jongkok atau crouching start, dengan tahapan berikut:
- Mula-mula, pelari memasuki fase bersedia dan meletakkan kaki terkuat di starting block.
- Lalu ambil sikap berlutut dengan salah satu lutut menyentuh lintasan.
- Tangan di belakang garis start, posisi ibu jari dan jari-jari menempel lintasan membentuk huruf V terbalik.
- Mata memandang ke garis start.
- Saat mendengar aba-aba siap, pelari ambil napas dalam.
- Lalu disusul mengangkat panggul hingga lebih tinggi dari bahu.
- Panggul yang terangkat juga diikuti oleh naiknya lutut dari permukaan lintasan.
- Posisi kepala tetap rendah dengan leher kendor.
- Pandangan tetap ke bawah mengarah pada garis start.
- Beban tubuh menumpu pada kedua lengan yang berada pada posisi lurus.
- Lalu, pelari harus memusatkan konsentrasi kepada suara pistol untuk beralih kepada fase berikutnya.
- Fase selanjutnya adalah melakukan tolakan.
- Pelari mengayunkan salah satu tangan ke depan dan tangan lainnya diayunkan ke belakang dengan kuat.
- Lakukan tolakan dengan mendorong kaki pada starting block untuk meluncurkan beban tubuh ke depan.
- Lantas, secepat mungkin ambil sikap melangkah dan kemudian berlari dengan kecepatan penuh.
2. Teknik Gerakan Lari
Untuk memenangkan sebuah pertandingan lari jarak pendek, seorang pelari harus mempunyai keseimbangan dan koordinasi gerak kaki yang baik. Tujuannya agar bisa mempertahankan kecepatan lari.
Selain itu, pelari juga harus menguasai teknik gerakan lari dengan tahapan berikut ini:
- Saat melakukan tolakan, angkat lutut setinggi panggul.
- Buat langkah lebar dengan cara mengayunkan tungkai bawah ke depan.
- Badan dicondongkan ke depan dengan sudut lutut berkisar di antara 25 sampai 30 derajat.
- Posisikan lengan di samping dengan siku ditekuk guna membentuk sudut 90 derajat.
- Telapak tangan mengepal, tapi dengan rileks.
- Pada saat yang sama, punggung harus tegak lurus dengan kepala yang memandang ke depan.
3. Teknik Memasuki Garis Finis
Pemenang pertandingan lari ditentukan berdasarkan kecepatan menyentuh garis finis. Oleh sebab itu, pelari juga harus menguasai teknik memasuki garis finis yang sangat berguna ketika jarak antar-pelari terpaut sedikit.
Adapun teknik memasuki garis finis dilakukan dengan cara berikut:
- Saat mendekati garis finis, terus berlari tanpa mengubah kecepatan maupun arah.
- Kemudian, badan dicondongkan ke depan dan kedua tangan diayunkan ke belakang.
- Tepat sebelum menyentuh garis finis, sorongkan dada ke depan.
- Kemudian diikuti dengan mengayunkan tangan ke depan.
- Ayunan tangan itu akan membuat bahu ikut maju.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom