tirto.id - Cara social distancing atau physical distancing yang aman yaitu dengan menjaga jarak antara satu orang dengan yang lain. Social distancing--yang kemudian diganti dengan istilah physical distancing adalah salah satu upaya untuk mengurangi penyebaran virus Corona COVID-19.
Spesialis penyakit menular Steven Gordon, MD dari Cleveland Clinic menjelaskan,social distancing adalah upaya menghindari hadir di pertemuan besar atau kerumunan orang. Jika Anda harus berada di sekitar orang, jaga jarak dengan orang lain sekitar 6 kaki (2 meter).
Jarak Aman dalam Social Distancing
Menurut WHO, ada baiknya untuk mempertahankan jarak setidaknya 1-3 meter ketika berada di tempat umum terlebih jika ada seseorang yang batuk atau bersin.
Dengan melakukan hal tersebut, diyakini dapat mencegah diri dari terjangkit virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut. Pasalnya, virus tersebut telah terbukti mudah menular saat gejala masih ringan yakni di masa inkubasi.
Walaupun mungkin mengecewakan mendengar bahwa begitu banyak acara olahraga, festival, dan pertemuan lainnya dibatalkan, ada alasan kesehatan masyarakat untuk tindakan ini. Pembatalan ini membantu menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit yang memungkinkan sistem perawatan kesehatan untuk lebih siap merawat pasien dari waktu ke waktu.
Membatalkan acara yang cenderung menarik perhatian banyak orang adalah contoh social distance. Social distance sengaja meningkatkan ruang fisik antara orang-orang untuk menghindari penyebaran penyakit.
Cara Menghindari Kerumunan saat Social Distancing
Contoh lain dari social distance yang memungkinkan Anda untuk menghindari kerumunan yang lebih besar atau ruang ramai adalah, sebagai berikut, seperti direkomendasikan Johns Hopkins Medicine:
- Bekerja dari rumah alih-alih di kantorMenutup sekolah atau beralih ke kelas online
- Bertemu orang lain dengan telepon atau video call alih-alih secara langsung
- Membatalkan atau menunda konferensi dan rapat besar
Selama melakukan social distance, ada baiknya tetap bekerja sama dengan pihak berwenang. Selama virus corona COVID-19 ini menyebar, Anda mungkin takut dan panik. Ketakutan itu normal dan mendidik diri sendiri adalah cara yang bagus untuk mengimbangi kecemasan tersebut. Usahakan untuk tetap mendapat informasi dari sumber yang terpercaya soal virus corona di sekitar wilayah Anda.
Melakukan social distancing atau membatasi jarak fisik bukan berarti tidak melakukan kontak sosial. Dengan bantuan teknologi, kita masih dapat terhubung dengan orang lain, rekan kerja, hingga belajar dengan teman-teman kelas melalui pembelajaran daring.
Yang Sebaiknya Dilakukan saat Social Distancing
Untuk mengefektifkan dan mencegah penyebaran penyakit, berikut beberapa hal yang sebaiknya dilakukan selama menjalani social distancing sebagaimana dilansir dari laman Safety & Security:
- Menaati rekomendasi kebersihan publik seperti mencuci tangan setelah menyentuh benda-benda yang lazim digunakan orang sakit.
- Mencuci tangan yang baik setidaknya menggosok bagian-bagian tangan selama 20 detik menggunakan air dan sabun.
- Hindari menyentuh wajah, hidung, mulut, serta jangan menggosok kelopak mata Anda.
- Praktikkan etika batuk dan bersin.
- Buang dengan baik barang-barang yang bersentuhan dengan mulut Anda, misalnya tisu, peralatan makan plastik, hingga sikat gigi bekas.
- Hindari berinteraksi dengan orang yang menunjukkan tanda-tanda mengalami sakit
- Jika bekerja dalam jarak dekat dengan rekan kerja Anda, pastikan untuk menjaga jarak hingga dua meter, jika tidak memungkinkan, setidaknya hingga satu meter paling dekat.
- Hindari juga untuk berkumpul di area publik, seperti ruang teater, atau pertandingan olahraga
- Jika memungkinkan, lakukan aktivitas fisik dan berolahraga setiap harinya untuk menjaga kebugaran tubuh.
- Selama masa social distancing, manfaatkan waktu berkualitas untuk keluarga. Berikan pembelajaran dan kenalkan pola-pola hidup sehat kepada anak-anak.
Selama masa pandemi COVID-19, upayakan emosi Anda agar tetap tenang. Dilansir dari Psychology Today, merasa panik di tengah penyebaran penyakit malah berisiko menjadikan seseorang rentan terpapar penyakit tersebut.
Emosi panik berlebihan menjadikan tubuh melepaskan hormon kortisol, yang mana dapat menekan imun badan sehingga kekebalan tubuh dapat berkurang dalam melawan kontaminasi virus.
Editor: Agung DH
Penyelaras: Ibnu Azis