tirto.id - Beberapa waktu lalu sempat beredar video di media sosial yang membandingkan antara reaksi generasi Z dengan Generasi sebelumnya saat menghadapi situasi dan masalah tertentu.
Gen Z atau generasi Z adalah seluruh generasi yang lahir mulai 1996 hingga 2012. Artinya, gen Z adalah generasi setelah milenial. Jadi, pada 2022 ini, anak-anak yang berusia 9-26 tahun termasuk ke dalam gen Z.
Dalam video-video yang beredar di media sosial, tersebut, stereotipe yang melekat pada gen Z adalah lebih sensitif dan tidak "sekuat" generasi-generasi pendahulunya.
Lantas, apakah benar stereotipe yang menyebut bahwa gen Z punya mental yang lebih lemah?
Menurut aktivis HAM dan penggiat inklusi Dr. Bahrul Fuad, M.A., hal itu hanyalah stigma karena masalah seputar kesehatan mental sudah terjadi sejak lama, hanya saja kesadaran soal kesehatan mental di masa lalu belum seperti sekarang.
"Zaman saya, pendekatannya ke dukun, sekarang ke profesional. Kalau lihat data, orang dewasa yang dipasung di daerah pedesaan juga masih banyak. Artinya, kesehatan mental jadi persoalan sejak dulu," tutur Bahrul seperti dilansir dari Antara.
Di sisi lain, Presiden Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP) Dr. Sandersan Onie menuturkan generasi muda memang lebih rentan terkena depresi. Ini disebabkan karena tantangan yang dihadapi mereka jauh lebih berat dibandingkan generasi sebelumnya.
Persaingan jauh lebih ketat, belum lagi media sosial yang membuat mereka jadi sibuk membandingkan diri sendiri dengan persona sempurna yang diunggah di dunia maya.
"Anak saat bertumbuh tidak cuma dibandingkan dengan kakak, adik atau teman, tapi di media sosial dibandingkan dengan anak dari seluruh dunia," katanya.
Generasi Z cenderung lebih berani mengakui kerapuhan dirinya karena mereka terpapar informasi mengenai kesehatan mental. Ini, katanya, patut dikagumi karena semua orang pasti mengalami masalah, tapi butuh keberanian untuk terbuka mengakuinya.
Menghakimi, memberi label bahkan menganggap remeh bukanlah langkah yang bijak bagi orang dewasa dalam menghadapi generasi Z. Orang dewasa sebaiknya memberikan contoh terbaik dalam menjaga kesehatan mental.
Karakter Gen Z atau Generasi Z
Sementara itu, terlepas dari stigma maupun pro kontra yang menyebut bahwa gen Z lebih lemah dari generasi sebelumnya, berikut adalah beberapa karakter gen Z.
1. Lebih melek dan update dengan kecanggihan teknologi
Salah satu ciri utama dari gen Z adalah terbiasa dengan hal-hal yang berbau teknologi atau disebut juga dengan tech savvy. Sehingga gen Z lebih mampu dan mahir untuk mengoperasikan peralatan teknologi dengan mudah bahkan sejak masih dini.
Gen Z juga cenderung lebih mampu untuk menguasai teknologi yang baru dirilis dengan cepat karena memang sejak dini sudah dikenalkan dengan teknologi.
Mereka juga lebih cepat beradaptasi dengan teknologi terkini bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal itu disebabkan karena gen Z lahir di tengah perkembangan teknologi yang saat ini semakin pesat.
2. Cenderung lebih aktif di media sosial dan dunia maya
Gen Z cenderung lebih aktif dalam berkomunikasi melalui dunia maya termasuk sosial media. Hal tersebut kembali lagi tak lepas dari hal-hal yang berbau teknologi. Biasanya, melalui media sosial tersebut, para gen z lebih suka mengekspresikan pikirannya dan berkomunikasi dengan orang lain.
3. Cenderung lebih toleran
Gen Z cenderung lebih toleran terhadap perbedaan, seperti agama, budaya, dan sosial yang ada di lingkungan sekitarnya.
Sebab, gen Z lebih mudah dan terbiasa untuk mengakses informasi lewat media sosial maupun dunia maya sehingga secara perspektif mereka juga cenderung lebih terbuka dan berkembang.
Gen Z juga biasanya sudah mampu menerima segala perbedaan sehingga dapat menghormati semua orang yang berbeda dengannya.
4. Sering kali lebih mudah mengumbar privasi
Dengan semakin mudahnya gen Z akses media sosial, hal itu juga memicu gen z untuk memamerkan privasinya ke dunia maya. Gen Z biasanya merasa memiliki kebebasan untuk mengumbar segala aktivitas yang dilakukannya.
Mengumbar privasi ini bisa mengarah ke hal yang positif, tetapi juga bisa berdampak negatif. Positif dalam hal ini adalah mampu mengasah kreativitas dan mendapatkan kebebasan untuk berpendapat. Sedangkan negatifnya adalah hal-hal tersebut berpotensi dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Cenderung lebih mandiri
Saat ini, generasi Z lebih sering dikatakan sebagai generasi yang mandiri. Hal itu dikarenakan semakin mudahnya akses informasi didapatkan seiring dengan berkembangnya teknologi. Karena banyaknya referensi dari dunia maya, gen Z mampu untuk mengambil keputusannya sendiri tanpa melibatkan peran dari orang lain, bahkan orang tuanya sendiri. Gen Z merasa akan lebih mudah untuk belajar dan berkembang sendiri.
6. Lebih ambisius
Gen Z juga cenderung ambisius karena mereka merasa tidak pernah puas. Hal itu juga terjadi karena mereka merasa bahwa diri mereka dapat terus berkembang dengan sendirinya.
Dalam hal pekerjaan, mereka akan terus mencoba mencari jabatan-jabatan yang lebih tinggi dari sebelumnya, demi perkembangan kariernya sendiri.
7. Memprioritaskan finansial
Finansial atau keuangan biasanya menjadi hal yang diprioritaskan oleh gen Z. Hal itu dikarenakan perkembangan teknologi dan zaman yang segalanya semakin mahal, mereka merasa bahwa uang adalah hal yang dapat memenuhi kebahagiaan mereka.
8. Kreatif dan selalu berpikir “out of the box"
Dilansir dari laman BRIN, walaupun gen Z sering kali dicap sebagai generasi yang lemah dan manja, namun nyatanya di dunia kerja, gen Z adalah tenaga kerja baru yang paling segar.
Tak dipungkiri, gen Z adalah generasi yang dinamis, kretif, dan selalu berpikir “out of the box”. Kriteria tersebut diberikan oleh generasi milenial yang ikut serta dalam polling di Instagram dan juga merupakan hasil survei yang dilakukan oleh Harris Poll (Pineda, 2020).
Editor: Iswara N Raditya