Menuju konten utama
Pemilu 2024

Bawaslu Tunggu Kajian KPI soal Video Azan Magrib Ada Ganjar

Bawaslu meminta semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan sosialisasi diri, partai maupun bakal capres di frekuensi publik.

Bawaslu Tunggu Kajian KPI soal Video Azan Magrib Ada Ganjar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menunjukkan bunga yang diberikan warga seusai mengikuti Karnaval Festival Bunga Bandungan 2023 di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (13/8/2023). ANTARA FOTO/Aji Styawan/nz.

tirto.id - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja mengatakan lembaganya masih menunggu kajian dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait bakal capres Ganjar Pranowo yang muncul dalam tayangan azan Magrib di televisi swasta milik Hary Tanoesoedibjo.

Kajian dari KPI akan digunakan Bawaslu guna menilai ada tidaknya pelanggaran kampanye yang dilakukan Ganjar Pranowo.

"Kami juga menunggu kajian dari KPI mengenai lembaga penyiarannya. Yang bisa ditegaskan, saat ini belum ada bacapres [bakal calon presiden]. Peserta pemilu baru parpol [partai politik] karenanya kami akan membuat surat imbauan kepada parpol untuk menahan diri karena masih tahap sosialisasi yang belum masuk kepada lingkup publik. Kecuali nanti ada perubahan Peraturan KPU (PKPU)," kata Bagja dalam keterangan pers di Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Bagja mengingatkan kepada setiap bakal capres untuk menahan diri agar tidak melakukan ajakan yang secara spesifik sudah termasuk dalam tahapan kampanye.

"Salah satu contoh mengajak yang spesifik adalah mengajak mencoblos. Pemasangan alat peraga diharapkan juga tak melanggar peraturan daerah setempat. Kami memerintahkan Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten atau Kota untuk melakukan inventarisir pemasangan alat peraga yang diduga melanggar ketentuan tersebut," jelasnya.

Bagja juga meminta semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan sosialisasi diri, partai maupun bakal capres di frekuensi publik.

"Kami minta yang akan menjadi bakal calon presiden dan wakil presiden agar menahan diri untuk tidak melakukan sosialisasi melalui frekuensi publik, salah satunya melalui media elektronik," ujarnya.

Selain menanggapi soal video Ganjar yang muncul di tayangan azan Magrib, Bagja juga menegaskan mengenai penempelan stiker bergambar Ganjar Pranowo dan Presiden Joko Widodo di sejumlah rumah warga di Kota Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Baginya, hal tersebut belum dikatakan melanggar.

"Penempelan tidak ditemukan pelanggaran. Bawaslu Surakarta juga sudah melakukan kajian agar tidak menggunakan identitas keagamaan tertentu. Kami mengajak untuk perlu menahan diri," ungkapnya.

Di sebuah bangunan masjid megah, bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo terlihat menyalami jemaah yang datang. Kejadian itu terekam di tayangan azan Magrib stasiun televisi swasta milik Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo Partai Perindo adalah parpol pendukung Ganjar pada Pilpres 2024 bersama PDIP, PPP, dan Partai Hanura.

Keberadaan partai besutan Hary Tanoe di koalisi pendukung Gajar ini diprediksi akan membuat televisi miliknya akan support publikasi eks Gubernur Jawa Tengah itu.

Awalnya, tayangan azan menampilkan sebuah pemandangan. Setelahnya muncul sosok Ganjar yang mengenakan kopiah warna hitam, dipadu koko putih, dan balutan sarung sambil membungkukkan badan menyalami beberapa jemaah. Memberi pesan untuk mengajaknya masuk.

Rangkaian video lainnya memperlihatkan eks Gubernur Jawa Tengah itu sedang mengambil wudu. Setelahnya Ganjar duduk di saf depan sebagai makmum hingga menyelesaikan tahiyat akhir dan salam.

Tayangan Ganjar di iklan azan tersebut kemudian viral di media sosial dan menuai kontroversi di kalangan publik. Tidak sedikit yang menyebut bahwa munculnya Ganjar menjadi persoalan eksploitasi politik identitas.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto