tirto.id - Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengingatkan agar Kementerian/Lembaga tidak boros dalam melakukan belanja anggaranya, terutama pada golongan modal. Secara teori, kata Bambang, belanja modal memang dapat memberikan pertumbuhan ekonomi tertinggi dari jenis lainnya. Namun, hal itu tergantung pada jenis barang modal yang dibelanjakan.
“Kita harus lebih hati-hati dan cermat. Belanja modal naik itu jangan jadi pemborosan. Misal kantor sudah bagus dibagus-bagusin lagi. Komputer baru setahun udah diganti lagi,” ucap Bambang dalam paparan di Gedung Bappenas pada Senin (12/8/2019).
Dalam pencatatan pemerintah, terdapat tiga jenis belanja. Belanja modal untuk pengeluaran yang masuk kategori aset seperti bangunan, jalan, kendaraan, dinas, komputer kantor sampai alat pertanian yang tercatat milik pemerintah.
Lalu belanja barang meliputi pengeluaran perjalanan dinas sampai alat-alat pertanian yang dibeli tetapi diserahkan kepada masyarakat. Terakhir belanja pegawai untuk keperluan gaji dan tunjangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Berdasarkan kajian Bappenas, belanja konstruksi sebagai salah satu contoh belanja modal memiliki elastisitas cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu 0,55 persen. Nilai ini paling tinggi dibanding elastisitas belanja sektor lainnya.
Namun, kata Bambang tingginya nilai ini bukan berarti dapat digeneralisasi bahwa belanja modal selalu berdampak baik. Sebab, jika belanjanya hanya berupa aset kantoran yang manfaatnya tidak dirasakan masyarakat, maka akan percuma bagi pertumbuhan ekonomi.
Ia juga menambahkan bagi K/L baik pusat maupun daerah sebaiknya tak menghabiskan anggaran untuk perjalanan dinas. Ia mengatakan agar belanja barang lebih banyak dimanfaatkan untuk pengadaan barang yang dapat membantu ekonomi masyarakat sekitar.
“Belanja barang jangan naik karena perjalanan dinas, tapi banyak membangunkan infrastruktur daerah. Harusnya seperti memberi alat mesin pertanian buat kelompok tani. itu belanja barang,” ucap Bambang.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto