tirto.id - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai ada kementerian/lembaga yang belum cukup tepat sasaran dalam belanja institusinya.
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, hal ini kerap terjadi pada anggaran yang dikeluarkan untuk membantu masyarakat seperti pengadaan kapal nelayan atau alat pertanian.
"Kalau belanja barang yang diserahkan ke pihak lain masih ada yang kurang tepat sasaran. Jadi alat atau kapal yang diserahkan ke masyarakat, tapi tidak bisa dipakai karena tidak sesuai kebutuhan. Masih ada kejadian di beberapa institusi,”" ucap Bambang dalam paparan di Gedung Bappenas, Senin (12/8/2019).
"Kami gak sebutkan per lembaga karena ini analisanya umum," imbuh Bambang.
Dalam pencatatan pemerintah, terdapat tiga jenis belanja. Belanja modal untuk pengeluaran yang masuk kategori aset seperti bangunan, jalan, kendaraan, hingga alat-alat pertanian yang dimiliki pemerintah.
Lalu belanja barang meliputi pengeluaran perjalanan dinas sampai alat-alat pertanian yang dibeli tetapi diserahkan kepada masyarakat. Terakhir belanja pegawai untuk keperluan gaji dan tunjangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pada kategori belanja barang, Bambang memberi sorotan karena bila tepat sasaran maka dapat berdampak pada perekonomian masyarakat.
Dari data Bappenas, setiap 1 persen peningkatan belanja mesin pertanian (alsintan), dapat mendorong peningkatan 0,33 persen pada pertumbuhan subsektor pertanian hingga peternakan.
Lalu untuk setiap 1 persen peningkatan belanja pengadaan kapal, maka dapat meningkatkan 0,13 persen pada pertumbuhan subsektor perikanan itu. Namun, ia menegaskan hal ini kembali pada seberapa efektif belanja kementerian/lembaga terkait.
"Apakah pemberiannya tepat? Perlu dicek. Misal dibutuhkan alat potong sederhana tapi dikasi traktor. Karena sawahnya sempit traktor masuk sawah gak bisa jadi gak kepake. Lalu kasi kapal ikan apakah sesuai kebutuhan? Jadi jangan-jangan gak pelru kapal ikan malah dikasih," ucap Bambang.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali