tirto.id - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengklaim jumlah masyarakat miskin kronis atau sangat miskin di Indonesia terus mengalami penurunan sejak 2015.
Berdasarkan data yang ia paparkan saat mengikuti rapat bersama Komisi XI DPR, pada 2015 persentase penduduk miskin kronis mencapai 4,17 persen. Kemudia, pada 2017, persentasenya turun menjadi 3,77 persen dan kembali turun di 2018 menjadi 3,57 persen.
"Kalau disetarakan itu adalah 9,4 juta jiwa. Jadi masih ada 9,4 juta jiwa penduduk Indonesia yang masih kategori miskin kronis atau sangat miskin," kata Bambang di ruang rapat Komisi XI DPR RI, Senayan, Jakarta pada Rabu (16/1/2019).
Selain itu, kata Bambang, pemerintah sudah berhasil menekan angka kemiskinan hingga menjadi 8,5 hingga 9,5 persen pada 2019. Penurunan ini, menurut dia, cukup drastis sebab pada Maret 2018, prosentase kemiskinan masih mencapai 9,82 persen.
Bambang menjelaskan salah faktor pemicu penurunan angka kemiskinan itu adalah peningkatan upah riil buruh tani dan nilai tukar petani selama Maret-September 2018.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), garis kemiskinan pada September 2018 tercatat sebesar Rp410.670/kapita/bulan. Rinciannya: komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp302.022 atau 73,54 persen, serta garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp108.648 atau sebesar 26,46 persen.
BPS juga mencatat upah nominal harian buruh tani nasional pada Desember 2018 naik sebesar 0,19 persen dibandingkan kondisi pada November 2018. Peningkatannya ialah dari Rp52.955,00 menjadi Rp53.056,00 per hari. Sedangkan upah riil buruh tani mengalami penurunan sebesar 0,38 persen.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom