Menuju konten utama

Bantah Tesla Batal ke RI karena Pilih India, Bahlil: Masih Nego

Bahlil mengklaim proses negosiasi masih berlangsung sehingga belum tentu Tesla sepenuhnya batal menginjakan kaki di Indonesia.

Bantah Tesla Batal ke RI karena Pilih India, Bahlil: Masih Nego
Bahlil Lahadalia berbicara kepada wartawan di halaman Istana Negara usai bertemu Presiden Joko Widodo untuk membahas calon pembantu presiden dalam kabinetpemerintah, Jakarta, Selasa (22/10/2019). ANTARA/Bayu Prasetyo/aa

tirto.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah perusahaan mobil listrik asal AS Tesla batal berinvestasi di Indonesia. Bahlil mengklaim proses negosiasi masih berlangsung sehingga belum tentu Tesla sepenuhnya batal menginjakan kaki di Indonesia.

“Tapi saya ingin sampaikan bahwa ini kan masih nego, enggak ada yang hengkang. Kalau hengkang kan sudah tiba baru pergi. Ini masih berproses,” ucap Bahlil dalam Konferensi Pers Virtual Implementasi Undang-Undang Cipta Kerja Dalam Kemudahan Berusaha, Rabu (24/2/2021).

Pernyataan Bahlil ini merespons pertanyaan terkait keputusan Tesla memilih berinvestasi pembangunan pabrik mobil listrik di Karnataka, India. Sejumlah kalangan menduga keputusan Tesla itu semakin menguatkan keraguan sejumlah pihak kalau Tesla akan masuk ke industri mobil listrik Indonesia.

Bahlil mengatakan proses negosiasi dalam bisnis merupakan hal yang biasa. Ia bilang perjalanan negosiasi memang memiliki pola naik-turunnya.

“Deal-dealan itu biasa lah pasang surut begitu. Dunia belum berakhir, jangan pesimis. Barang ini masih jalan terus,” ucap Bahlil.

Sebagai perbandingan, Bahlil bercerita kalau pasang-surut ini pernah terjadi pada LG ketika ingin masuk ke industri baterai lithium untuk mobil listrik di Indonesia. Meski demikian, ia bilang LG tetap jadi berinvestasi di Indonesia.

Kepala Center of Industry, Trade and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menilai keputusan Tesla berinvestasi di India justru sudah menjawab rumor yang beredar saat ini. Pendeknya, Indonesia memang kemungkinan besar tak jadi dipilih.

Salah satu faktornya menurut Andry adalah Tesla mempertimbangkan faktor environmental (lingkungan), social (sosial), and governance (kepemerintahan) (ESG) yang lebih baik penerapannya di India. Hal ini menunjukan Tesla lebih memedulikan keberlanjutan alih-laih sekadar kekayaan sumber daya alam saja.

“Indonesia terbukti kurang siap untuk investasi dengan kualitas yang memerlukan ESG sebagai pertimbangan utamanya,” ucap Andry dalam keterangan tertulis yang dikutip, Rabu (24/2/2021).

Baca juga artikel terkait TESLA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Otomotif
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Restu Diantina Putri